Chapter 02 - Pelukan Hangat untuk Raga

108 12 0
                                    

Never do the Same Mistake Twice, Sabiel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Never do the Same Mistake Twice, Sabiel.

— Adeena Maheswari

***

Rasa khawatir semakin membuncah; ketika Adeena dan Raga melangkah lebih jauh meninggalkan pasangannya masing-masing. Perasaan semakin berkecamuk, takut jika akan ada hal yang tak diinginkan terjadi, takut keadaan berubah setelah semua ini berlalu.

"Kenapa?" Laki-laki itu menyadari, akan perubahan Adeena yang tampak gelisah, saat ketika mereka pergi meninggalkan kafe.

Raga genggam jemari perempuan itu kuat-kuat, ditatapnya Adeena. Namun, perempuan itu hanya menggeleng, sudah pasti Raga pun merasakan demikian, lantas memberikan Raga jawaban bukanlah solusi yang tepat.

"Jadi, kapan kita akan membeli es krim?" Seketika mimik wajah Adeena berubah, terang tak merenung seperti beberapa detik lalu. Iris hitamnya memercikan sirat penuh harap—bak anak kecil yang merajuk meminta dibelikan sesuatu.

Raga hanya terkekeh; mengangguk lalu menunjuk pada minimarket yang posisinya tak jauh dari pandangan pemuda itu. "Sekarang."

Adeena tarik lengan si pemuda itu, mereka berlari kecil. Adeena benar-benar tidak sabar untuk segera menikmati makanan semi padat tersebut.

"Ambil yang banyak, Deena." Raga bersuara, izinkan Adeena untuk mengambil sebanyak yang dia mau.

"Kamu sesenang itu, Boo?" Suara itu, buat Adeena menghentikan kegiatannya.

Boo-adalah panggilan sayang yang mereka gunakan saat keduanya masih terikat satu sama lain, panggilan yang mungkin masih tampak membekas bagi Raga dan juga Adeena.

"Eh, emang boleh pake panggilan itu?" Sejujurnya, Adeena merasa akward dengan perlakuan Raga. Di satu sisi lain juga, ia merasa dejavu karena ini semua sudah pernah terjadi di masa lalu.

Seperti Kalana dan juga Akash. Pemuda itu bawa Adeena ke appartemen miliknya, menelusuri trotoar yang lembab, dengan jarak yang lumayan jauh dan akan menyisakan sedikit tenaga.

"After not being with me, do you feel comfortable with Akash?" tanya Raga hati-hati.

"Of course, how could I not feel comfortable next to a man who truly loves me?"

Raga respons dengan senyuman, perempuan yang pernah dicintainya dengan gila itu, kini sudah bahagia. Bahkan, tatapan Adeena pada Akash benar-benar setulus itu.

"Lihat, apa perempuanku ini masih menyukai Vanilla atau sudah berpindah rasa?" Raga beri Adeena satu buah es krim rasa vanilla, dan tentu saja Adeena masih menyukai varian itu.

"Aku tidak akan pernah berpindah rasa, meski di luar sana ada yang jauh lebih menyukainya daripada aku."

"Termasuk rasa kamu ke aku, Deena?" Pemuda itu mengusap ujung bibir Adeena dengan ibu jarinya, ia bersihkan noda es krim yang telah merusak keindahan bibir si gadis.

RAGA : Narasi Terakhir dari Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang