29. Mimpi Jadi Nyata?

39.5K 1.9K 27
                                    

Dilarang meniru cerita ini!!!

Cerita ini hanya FIKSI Mohon maaf jika ada kesamaan karakter dan latar belakang.

Taman yang di penuhi bunga Tulip membuat Lei lebih merasa santai dan nyamam berada di sini. Melihat sekitar yang dipenuhi bunga dengan berbagai warna.

Lei berlari menuju danau besar yang dikelilingi oleh pohon Sakura yang baru saja bermekar, mereka terlihat sangat indah. Angin yang berhembus membuat bunga terlepas dari batang pohon dan bertebaran di rumput hijau di bawah mereka.

Bunga sakura sendiri melambangkan kehidupan dan kematian, keindahan dan kekerasan. Karena datangnya musim semi menjanjikan kehidupan baru, mekarnya bunga sakura membawa vitalitas dan semangat.

Lei duduk dan menikmati harumnya bunga sakura, perlahan tanpa sadar matanya tertutup. "Adek... sayang..."

Suara itu membuat Lei kembali sadar dari tidurnya, suara yang tidak asing ditelinganya dan selalu ia nantikan. Bangkit dari tidurnya dan melihat mencari sumber suara yang memanggilnya.

"Papah..." panggil Lei terus mencari sumber suara.

Terus berlari mengikuti suara yang terus berulang memanggilnya. Sampai ia berhenti di tengah-tengah luasnya bunga Forget Me Not atau genus Myosotis, menghirup banyak udara agar nafasnya kembali normal membuat Lei sadar kalau ini bukan lagi tempat yang sama seperti awal.

Lei melihat sekeliling tidak ada lagi bunga Tulip dan Sakura di keliling, kini ia berada ditengah-tengah ladang bunga berwarna biru.

"Papah!" Teriak Lei dengan kencang suaranya menggema karna sepi dan tenangnya tempat ini.

Berjalan perlahan sampai bertemu aliran sungai yang cukup deras. Terdapat Gazebo putih di pinggri aliran sungai, Lei memasuki area, duduk dan memandangi air sungai yang terus mengalir tanpa hambatan.

"Sayang..." Panggil seseorang dari belakangnya.

Bulu kuduk Lei berdiri seketika, perlahan ia menoleh ke arah sumber suara. "Pa-papah!" Lirih Lei, bangun dari tempat duduknya.

"Gimana kabar mu, Nak?" Tanya Juano ayah dari Leeshia.

"Ba-baik Pah, aku kangen Papah," ujar Lei menghampiri Papah dan memeluknya kuat-kuat seperti tidak ingin melepaskan barang sedetik pun.

"Apa semua baik-baik saja?"

Lei menatap Papahnya lekat lekat, sosok yang ia rindukan benar benar berada di depan matanya. "Baik, Papah kembali... ya."

"Gak bisa sayang, rumah Papah sekarang di sini. Makasih sudah membawakan Papah banyak bunga setiap kali kamu datang, rumah Papah jadi sangat indah... semua yang ada di sini hasil yang kamu tanam." Juano mengelus pucuk kepala putri kecilnya.

"Kalau Papah tidak bisa kembali, tolong izinkan Lei di sini lebih lama." Ujar Lei memperkuat pelukan pada tubuh sang Ayah.

Pria itu menangkup wajah kecil anak gadisnya. "Tidak boleh! Rumah kamu tidak di sini. Kembalilah dan hidup dengan damai lupakan semua kenangan buruk, jaga Bunda hanya kamu yang bisa Papah harapkan." Ujar Juan.

Lei menatap mata sang Ayah. "Apa masih ada yang mengharapkan Lei berada sisinya?" Tanya Lei.

"Banyak, ada banyak sekali manusia yang ingin kamu berada di sisi mereka. Kembalilah dan mulai hidup baru mu, Papah jamin setelah kamu kembali banyak sekali yang memberikan kamu cinta melebihi apapun."

"Kalau tidak terjadi, boleh Lei kembali ke sini dan tinggal bersama Papah?"

Juano terdiam, anaknya tidak boleh berada di sini masih banyak sekali pengalaman yang harus anaknya lakukan.

LEESHIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang