09. Kunci Kamar

43.7K 2.1K 7
                                    

MOHON UNTUK TIDAK COPY CERITA INI.

Cerita ini hanya FIKSI Mohon maaf jika ada kesamaan Karakter dan Latar belakang!.

HAPPY READING

"Makasih, kak." Ucap Lei turun dari mobil Arga sambil mengendong tas miliknya.

Lei menatap rumah besar di depannya. Ada rasa ragu untuk masuk kembali ke mansion itu. Pintu gerbang terbuka lebar secara perlahan-lahan, Lei terus berjalan maju sambil menatap jam di ponsel miliknya, jam masih menunjukan pukul 16.39 seharusnya mereka belum sampai rumah.

"Tenang, masih jam segini ini, belum jam pulang mereka." Ucap Lei menangkan dirinya agar tidak panik.

Yang tanpa Lei sadari sejak tadi sudah berjejer mobil mewah yang selalu Abangnya pakai. Mulai dari Bugati La Voiture Noire milik Jarvis, Black Rolls Royce milik Ian, Lalu LaFerrari milik Jeff dan dua motor Sport milik Galaksi dan Dipta.

Langkah Lei terhenti ketika melihat motor milik Dipta yang tak jauh dari dirinya, saat itu juga ia sadar semua abangnya sudah berada di Mansion.

Lei mutar otak nya, tak mungkin ia sudah sampai sini kabur lagi. Ia berfikir harus lewat mana untuk masuk, jika lewat pintu utama sudah pasti akan langsung bertemu mereka.

"Aduh, cepat Lei berfikir!" Gumam Lei sambil memukul-mukul kepalanya.

Lei berlari ke halaman belakang dengan cepat pasti pintu dapur kotor tidak dikunci. Namun, kali ini tembakannya salah sasaran pintu belakang terkunci, satu-satunya jalan hanya pintu dari area kolam renang di halaman belakang juga tapi itu lebih rawan ketahuan.

Sedikit mengintip perlahan dan berjalan masuk sambil berjinjit mengendap-endap agar tidak ketahuan orang di dalam. Ntah, pada kemana tapi anehnya mobil dan motor mereka berjejer di depan tapi gak ada satu pun orang di dalam rumah.

Karna melihat kondisi sepi seperti ini Lei dengan cepat berlari menuju lantai dua kamarnya di mana berada.

Lei memegang kenop pintu ketika hendak di dorong pintunya tertahan. Yang bener saja pintunya terkunci sedangkan Lei baru sadar kalau dari awal kepindahannya ke sini ia tak pernah memegang kunci kamarnya.

Lei menghampiri kamar Dipta. "Lo megang kunci kamar gua?" Tanya Lei ketika pintu kamar Dipta terbuka.

"Gak, paling sama Bang Jarvis." Ucap Dipta.

"Terus gua harus gimanaaa."

"Ya, minta, lah. Lagi ngapain si kabur-kaburan kaya anak kecil aja." Ucap Dipta kembali menutup pintu kamarnya.

"Gua belum selesai ngomong!" Ucap Lei mengedor gedor kamar Dipta.

"Apaan lagi, si, dek?" Ucap Dipta kembali mebuka pintu.

"Gua harus minta gimana? Gua harus manggil abang atau nama?"

"Ya... menurut lo? Kalo manggil yang lebih tua harus gimana?"

"Manggil Abang atau Kakak?"

"Seterah lo, Dek."

"Gua mintanya gimana Dipta."

"Tinggal bilang minta kunci kamar apa susahnya,"

"Oke, makasih tutor nya, Bang." Ucap Lei setelah itu Dipta kembali menutup pintu kamarnya.

Lei menuruni anak tangga satu persatu menuju dapur bersih untuk menyegarkan diri sekaligus menenangkan diri sebelum menerima omelan para ketua.

Air es ketika sedang lelah adalah surga yang sebenarnya.

Setelah menyegarkan tenggorokan Lei kembali berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua di mana terletaknya kamar Jarvis.

Lei mengetuk pintu kamar sang Kakak tapi tak kunjung dapat jawaban dari sang pemilik. Karna tak ingin terjadi kembali kejadian memalukan itu Lei memilih untuk tiduran di Sofa ruang Keluarga sambil menunggu Jarvis.

"Ck, sibuk banget kayanya sampai bukain pintu aja gak mau." Gumam Lei.

Lei menonton televisi sampe televisi yang menonton nya, rasa ngantuk yang lebih dominan membuatnya tak sanggup melawan lagi.

Entah sudah berapa lama ia tertidur, Lei terbangun karna sesorang menggoyang-goyangkan tubuh nya.

"Ughhhh" lenguh Lei.

"Bangun." Titah Jarvis dengan suara khas nya.

Lei segera duduk mendenger suara Jarvis. Ia mengerjapkan mata nya melihat sekeliling ternyata semua abangnya telah berkumpul.

"Kemana saja kamu?" Tanya Ian.

"Sudah puas main kabur-kaburannya?" Tanya Jeff.

"Siapa juga yang kabur... orang cuma main sebentar." Ucap Lei santai sambil meminum air yang dia bawa siang tadi.

"Tau kaya anak gak punya rumah tidur di rumah orang." Dipta ikut memanas-manasi suasana.

"Apaan si lo!" Lei mendengar Dipta mulai ikut ikut.

"Kerjaan lo ngerepotin orang terus tau gak!" Tukas Galaksi.

"Apaan si! dia aja biasa aja, kenapa lo yang ribet." Ucap Lei menatap sinis kepada Galaksi.

"Saya nanya kemana saja kamu?" Tanya Ian yang mulai meninggi.

"Aku cuma main di rumah temen bang, aku juga sekolah kok." Jawab Lei sedikit pelan.

"Lo mau terus kaya gini? Berantem dikit kabur, diomelin dikit kabur. Lo bukan anak kecil lagi. Lo harus bisa control diri lo... jangan sedikit-sedikit kabur. Sekarang yang ngawasin lo bukan Bunda lagi tapi kita, kita juga punya kerjaan masing-masing gak bisa terus menerus jagain lo!." Ucap Jeff menatap Lei dengan tajam.

"Maaf," Gumam Lei.

"Tidur dimana lo kemarin?" Tanya Ian.

"Di rumah tem-"

"Temen, temen, temen terus lo bilang! Temen yang mana? Jangan sampai gua pake kekerasan buat nyari tau temen lo!" Ucap Jarvis yang sudah mulai tersulut emosi.

"Sera!" Ucap Lei.

"Sera? Cowo?" Tanya Galaksi.

"Bang..." lirih Lei.

Lei muak dengan Galaksi.

"Cowo, bang?" Ucap Dipta tak percaya.

"Bener, dek?" Tanya Jarvis.

"APAAN SI! ITU ABANGNYA SERA BANG!" Ucap Lei merengek.

"Bhahahahah cengeng gitu doang nangis" Ucap Dipta yang tertawa terbahak bahak.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

Sedikit saran jika ada yang kurang...

SEMANGAT SEMUAAA

Penulisan
Minggu, 27 Maret 2022

Revisi
25 Des 2022 - 8 Agust 2023

Publikasi
Rabu, 16 Agust 2023

TBC

LEESHIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang