Cerita ini hanya FIKSI Mohon maaf jika ada kesamaan Karakter dan Latar Belakang.
HAPPY READING
Setelah sampai rumah Lei Bian mengetuk pintu rumah besar itu, sudah ada kurang dari tiga menit namun tak ada siapapun yang keluar untuk membukakan pintu.
Jika ia meninggalkan Lei sendiri di sini sangat bahaya tapi kalau sampai dalam, gimana gak ada sama sekali yang bukain pintu sejak tadi
Lei sudah tipsy. Dia sudah benar-benar tidak sadarkan diri. Bian sudah mencoba untuk membangunkan Lei dari tadi tapi ia tak kunjung bangun.
"Bian..." panggil Lei dengan cepat Bian duduk di depannya.
"Kenapa?" Tanya Bian dengan halus.
"Bian, di sini gak ada siapa-siapa. Percuma lo ketuk itu pintu gak akan ada yang bukain. Lo pulang aja, gua bisa sendiri."
"Gak bisa, gua harus mastiin lo masuk!" ucap Bian. "Lo megang kunci? Mana kasih gua biar di buka lo bisa masuk."
"Kunci? Itu di bawah pot bunga." Ucap Lei setengah sadar menunjuk pot bunga yang terletak tak jauh dari mereka.
Dengan cepat Bian mencari keberadaan kunci itu, namun tak ada sama sekali. "Lo bercanda? Mana?! Gua serius Lei ini udah malem jangan ngaco!" Bentak Bian yang lelah mencari keberadaan kunci itu.
"Hahaha... lagi lo percaya aja, kuncinya di... sini!" Ucap Lei mengeluarkan kunci dari dalam tas miliknya.
"Astaga! Masih sempet bercanda lo, gak liat udah jam berapa ini?!" Tanya Bian dengan keras emosi karna Lei selalu bercanda di waktu yang tidak tepat.
"Maaf..." gumam Lei namun masih dapat terdengar.
"Sorry, gua ngerepotin lo mulu, Bi. Gua gak ada temen bercanda makanya gua isengin lo. Maaf, Bi." Sambung Lei dengan sendu seperti menahan tangisan.
"Udah-udah jangan nangis, ya. Gua suka lo bercanda tapi tolong jangan saat kondisi kaya gini, Lei." Tegur Bian setelah membuka pintu jongkok di depan Lei dan menghapus air mata yang ada di pipi Lei.
Bian mengangkat tubuh Lei masuk ke dalam rumah, ia tidak yakin jika Lei bisa jalan sendiri ke kamarnya.
Setelah sampai di kamar baru saja ia menaru Lei di kasur ia sudah tertidur pulas. Bian menarik selimut menutupi tubuh Lei dan menyalakan AC agar Lei tidur dengan nyaman. Dan setelah itu Bian turun dan bersiap pulang. Namun sebelum ia benar-benar meninggalkan rumah itu Bian melihat sekeliling yang tampak hampa seperti tidak ada kehidupan.
Bian sering datang ke rumah Lei, mereka berteman sudah cukup lama. Sewaktu almarhum Papah Juano papah dari Lei rumah ini terasa ramai dan nampak ada kehidupan. Tapi, setelah kepergian beliau rumah sangat sepi bak tak berpenghuni.
-LS-
Pagi hari yang cerah sinar mentari telah mewarnai bumi dengan langit biru menyapa penduduk bumi dengan hangat. Semua penduduk bumi sudah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing di pagi hari namun berbeda dengan anak gadis tujuh belas tahun ini, ia masih terlelap di temani dengan mimpi indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEESHIA
Fiksi RemajaCerita hidup Leeshia yang harus tinggal bersama kelima abang tiri yang baru saja ia kenal, Bunda yang pergi bersama suaminya untuk perjalanan bisnis membuat Lei harus menghadapi kenyataan bahwa hidup bersama abang tiri tidak sebaik atau seburuk itu...