26. Rumah Sakit.

40.3K 1.8K 16
                                    

warning!!
Jangan sampai keliru antara Jarvas dan Jarvis.
Jarvas itu Papah dan Jarvis anak pertamanya!

Satu minggu telah berlalu. Namun, tangan Lei masih dengan kondisi di perban. Walaupun setiap hari di bersihkan dan diberi salep tetap saja membutuhkan waktu untuk tangannya sembuh sempurna.

Karna tangan yang diperban membuat Lei kesulitan untuk mengambil sendok atau menulis dan kegiatan lainnya. Seperti sekarang ia sedang duduk dihadapan Dipta yang membantu Lei untuk makan.

Jika tidak karna luka di tangannya tidak mungkin Lei ikut makan malam bersama semua Kakaknya. Ini satu satunya pilihan agar ia tak kelaparan, untung saja Dipta ingin membantunya walaupun Lei harus menunggu Dipta selesai makan.

"Papah akan pulang malam ini," ujar Jarvis ditengah tengah keheningan.

Semua menatap ke arah Jarvis tak percaya, baru dua minggu mereka berangkat tapi kini sudah kembali. Ini jadi salah satu rekor tercepat mereka, biasanya mereka akan kembali paling minim setelah satu bulan setengah di luar bahkan bisa lebih.

"Serius?" Tanya Lei tak percaya. Jarvis hanya berdehem sebagai jawaban pertanyaan sang adik. "Tumben cepet." Sambung Lei.

Selesai makan malam mereka berpencar, seperti Jarvis yang kembali ke ruang Kerja dan Ian yang sibuk dengan laptop di ruang Keluarga. Lei berjalan menuju Gazoba yang telah menjadi tempat favorit kedua di Mansion ini.

Menatap langit dengan ribuan bintang yang menghiasi malam yang gelap ini. Apakah Ayahnya ada diantara ribuan bintang diatas? Kalau iya, apakah Ayah melihat Lei dengan ribuan luka pada jiwa anak gadisnya.

Lei tak ingin Ayah nya menghilang dari ingatanya, tapi ini sudah tiga tahun lebih setelah kepergian Juano sang ayah, perlahan beliau mulai terlupakan seperti apa suara dan wangi dari sang Ayah.

Ponsel milik Lei bergetar disamping, melihat panggilan suara dari Kakak tertuanya. "Kenapa?" Tanya Lei.

"Masih betah duduk disana?" Tanya Jarvis dari seberang sana.

"Di sini nyaman,"

"Tidak lihat sudah jam berapa ini?" Tanya Jarvis ia melihat dari kamarnya sang adik yang sedang tiduran di sofa Gazebo.

"Lei masuk sebentar lagi," jawab Lei ketika melihat jam di ponselnya.

Panggilan terputus begitu saja, fokusnya kembali ke langit malam. Rasa tenang ini lah yang selalu cari. "Lei pergi, ya. Pah," ucap Lei bersiap untuk masuk.

Melihat Ian yang masih sibuk berkutik dengan layar laptop di depannya padahal ini sudah larut. Lei memperhatikan pundak sang Abang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, ada rasa ingin mengobrol tapi Lei takut untuk memulainya. Apakah semenyeramkan itu?.

Lei mengurungkan niatnya dan melanjutkan berjalan menuju kamarnya, jika ia mengajak bicara Ian pasti itu sangat mengganggu sang kakak.

Lei bangun dari tidur nyenyaknya, melihat matahari yang sudah menembus gorden kamarnya. Melihat jam di ponselnya sudah menunjukan pukul 09.25 membuat Lei lompat dari tidurnya, ia terlambat sekolah lagi. Membuang nafas pasrah ia pasti akan kena marah malam nanti.

"Sudah jam segini, harusnya Bunda sudah berada di rumahkan?" Ujar Lei pada dirinya sendiri.

Lei turun setelah mencuci muka dan sikat gigi. Melihat Mansion yang sepi membuat Lei bingung, kemana Aria? Kata Jarvis malam ini Papahnya pulang. Kembali ke kamar dan memutuskan menelfon Aria.

"Bunda pulang?" Tanya Lei.

"Iya,"

"Bunda dimana?"

LEESHIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang