Dilarang meniru cerita ini!!!
Cerita ini hanya FIKSI Mohon maaf jika ada kesamaan Karakter dan Latar belakang.
Selama pelajaran berlangsung Lei terus memegang perutnya karna rasa lapar, sejak kemari sore perut Lei belum terisi oleh makanan sama sekalia. Ia juga melewatkan sarapan pagi tadi karna kesiangan.
Dipta yang sejak tadi melihat sang Adik yang meringkuk disebelahnya ikut heran. "Lk dateng bulan?" Tanya Dipta ragu ragu.
"Pala lo! Gua laper, sok tau banget!" Ucap Lei menatap Dipta dengan sinis.
"Yaelah, galak banget. Kantin yuk, gua juga laper." Jawab Dipta siapa berdiri untuk izin keluar.
"Gausah macem-macem, jangan bolos terus Dipta!" Ucap Lei menahan tangan Dipta.
"Yaudah, kalo lo gak mau ikut gua jalan sendiri dari pada mati kelaperan." Ucap Dipta tetap melakukan niat awalnya.
Lei menatap Dipta yang berjalan keluar setelah mendapatkan izin dari guru yang sedang mengajar.
Dipta mendapatkan izin keluar bukan karna dia anak pemilik sekolah ini, tapi alasan dia izin adalah ke toilet maka dari itu ia akan dapat izin keluar dan setelah itu ia gak akan pernah masuk kelas lagi sampe jam pelajaran terakhir.
Lei berusaha menahan selama satu jam sebelum akhirnya jam istirahat pertama berbunyi dan semua murid berlarian keluar kelas.
Lei berjalan menuju kelas ketiga temannya yang berada di ujung lorong, kelas mereka terpaut enam kelas lain. Kadang ketiga temannya yang mendatangi Lei ke kelas tapi tak jarang juga Lei yang datang ke kelas mereka atau mereka ketemu ditangga.
Hari ini Lei berniat mendatangi ketiga temannya di kelas karna ia keluar duluan, namun baru saja melewati kelas ketiga tangannya sudah di tarik oleh seseorang yang bahkan Lei tidak kenal.
Lei mencoba melepaskan tangannya dari genggaman perempuan itu, namun ia kalah karna perempuan itu tak sendirian dia bersama ketiga etek eteknya.
"Apaan si lo! Lepas tangan gua!" Ucap Lei mencoba melepaskan ketiga tangan yang menggenggamnya.
"Diem! Gua akan baik kalo lo nurut sama kita." Ucap murid perempuan itu.
"Lo mau ngapain anjing! Lepas! Gua gak pernah cari masalah sama lo, ya setan! Jangan main main lo!" Teriak Lei ia benci pembully seperti ini.
"Tika kunci pintunya!" Teriak Murid itu pada bawahanya.
"Si-siap" Ucap Tika dengan takut.
"Mau lo apa sialan!" Suara Lei terdengar tenang tapi tidak dengan hatinya yang berdegup kencang.
"Lo bilang gua apa?!" Sarkas Perempuan itu dengan tangan yang menarik rambut Lei dengan kencang.
"Jamet! Jablay! Cabe! Gua pikir itu sebutan yang cocok buat lo!" Ucap Lei dengan menekan kata perkata yang cocok untuk perempuan di depannya.
"Kurang ajar lo!" Ucap Murid itu lalu menampar wajah Lei dengan keras.
"Main lo lemah blay, beraninya kaya gini masa tangan gua dipegangin gini. Lo mau menang sendiri namanya blay!" Ucap Lei dengan ujung bibir yang sudah mengeluarkan darah akibat tamparan tadi.
"Lo bisa diem gak? Anak pelakor?! Lo pikir gua gak tau identitas lo sebenernya siapa?!" Ucap murid itu.
"Pelakor? Can you please repeat what you just said? Kayanya lo kurang cari tau deh, coba dicari lagi kak." Ucap Lei dengan tenang walaupun dia sempat terkejut dengan kata pelakor.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEESHIA
أدب المراهقينCerita hidup Leeshia yang harus tinggal bersama kelima abang tiri yang baru saja ia kenal, Bunda yang pergi bersama suaminya untuk perjalanan bisnis membuat Lei harus menghadapi kenyataan bahwa hidup bersama abang tiri tidak sebaik atau seburuk itu...