44. Café Harmoni Alam

30.5K 1.8K 90
                                    


Sejak kecil Lei ingin sekali menjadi barista di Kafé menurut Lei menjadi barista adalah pekerjaan paling keren di dunia. Untuk mengwujudkan cita-cita nya Lei memberanikan diri membuka Kafé berskala kecil dahulu sebagai percobaan. Untungnya untuk basic barista Lei sudah tahu karena dulu Lei suka sekali bantu-bantu teman-nya yang juga memilik kafé, Lei juga suka mencari ilmu lewat sosial media dan mempraktikkan di rumah.

Beberapa hari kebelakang Lei sibuk mencari tempat yang cocok untuk kafé nya. Lei tahu untuk memulai semua ini memerlukan modal yang besar tapi Lei yakin semua perhitungan uang yang ia punya saat ini cukup untuk memulai bisnis ini.

Setelah berhari-hari mencari tempat yang strategis untuk kafé miliknya, akhirnya Lei ketemu tempat yang ia yakin anak muda suka. Walaupun sewa nya sedikit mahal tapi Lei yakin semua gak akan sia-sia. Setelah tekan kontrak Lei cepat mencari tukang bangunan untuk membuat desain yang Lei inginkan.

Di saat bangunan kafé di renovasi Lei sibuk mencari peralatan untuk di kafé nanti, mungkin ada seminggu untuk Lei berhasil mengumpulkan barang-barang.

Rasanya tidak sabar sekali untuk segera membuka kafé yang ia inginkan sejak lama.

6 bulan berlalu, tidak terasa kalau ia sudah lama tinggal di kota ini. Hidup tanpa tekanan dari orang sekitar ternyata setenang ini, hidup Lei mengalir mengikuti arus. Lei juga banyak bertemu orang-orang baru yang baik, membuat Lei belajar kalau tidak semua orang baru itu jahat.

kini kafé milik Lei telah buka. Banyak pengunjung yang dateng setiap harinya dan banyak mendapatkan respon positif dari pengunjung dan warga sekitar karna keramahan Lei. Kafé milik Lei juga tidak terlalu besar kapasitas kafé miliknya hanya untuk 100-150 orang saja, tapi kalau malam minggu selalu penuh dengan anak-anak muda.

Di titik ini Lei sadar kalau membuat usaha itu tidak semudah yang dia bayangkan, selalu saja ada masalah yang datang seiring berjalanan nya usaha. Seperti kemarin ia baru saja di tipu, Lei membeli bangku tambahan di online tapi yang datang bangku berbie yang kecil-kecil, entah kelalaian Lei dalam membaca deskripsi atau memang salah penjualnya. Akhirnya bangku itu jadi pajangan di dekat kasir.

Di sini semua Lei yang atur karna belum memiliki karyawan, tapi memang sistem kafé milik Lei adalah self servis jadi mungkin untuk saat ini ia belum terlalu membutuhkan karyawan.

"Selamat malam..." sapa Lei kepada segerombol anak muda yang masuk ke dalam cafe miliknya.

"Malam, kak saya mau satu Vanila latte, dua Matcha dan dua lagi Kopi Susu Gula Aren." Jelas perempuan di depan kasir. "Tambah 2 brownis deh, kak."

"Baik, itu saja. Kak?" Tanya Lei sekali lagi memastikan kalau yang di pasan itu cukup.

"Iya Kak, pake cash bisa, 'kan?"

"Bisa, totalnya jadi 221ribu."

Anak muda itu memberikan uang dengan jumlah yang telah Lei sebutkan dan Lei berikan Wireless Calling System.

"Terimakasih, Kak." Ucap segerombol anak muda itu sebelum meninggalkan meja kasir.

Setelah itu Lei bergerak cepat menyiapkan pesanan mereka, malam ini lumayan ramai dari pada hari biasanya karena ini malam minggu. Waktu dimana seluruh anak muda untuk bermain bersama teman atau pacar mereka.

Hati Lei sangat senang melihat kafé nya semakain ramai pengunjung, rasanya bangga sekali saat lihat orang-orang yang bisa tertawa lepas saat di kafé miliknya.

Waktu semakin malam kafé nya juga sudah sepi. Lei mulai bersih-bersih dari mencuci alat-alat yang besok bakal ia pakai lagi, habis itu ke bagian outdor yang banyak sekali puntung roko di batuan krikil, walaupun sudah di sediakan asbak tapi tetap saja banyak yang buang sembarangan. Setelah selesai masalah puntung roko yang bertebaran dan mengelap meja, kini Lei kembali ke dalam untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran hari ini.

LEESHIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang