55. Bicara Sebentar

19.6K 1.3K 113
                                    

Tidak lama satu mobil berhenti di depan mereka menampilkan Sera dan Lena di dalamnya. Setelah mobil yang ditumpangi sang adik perlahan menjauh Galaksi baru kembali ke rumah tetap dengan perasaan takutnya.

Mobil mereka berhenti di depan gedung menjulang tinggi keatas. Lei kembali datang ke tempat ini setelah sekian lama tak datang. Kemarin Lei sempat membalas pesan Raksa untuk membuat janji, entah kenapa Lei ingin sekali bertemu para petinggi perusahaan.

Saat masuk Lei di sambut oleh Raksa dan para staff di lobby. "Selamat datang kembali," ucap Raksa mengulurkan tangan pada Lei.

Lei tersenyum hangat. "Apa kabar, Om?"

"Baik, Om kira kamu bakal lupa karna kita tidak pernah saling menghubungi lagi. Gimana kabar Bunda mu?"

Lei tertawa pelan. "Mana mungkin Lei lupa, Bunda? Bunda baik dia juga baru pulang."

Mereka melanjutkan jalannya sampai di ruang pertemuan yang sudah disediakan. Walaupun Lei sering ke kantor ini tapi baru pertama kalinya Lei memasuki ruangan ini. Kedatangan Lei juga di sambut tepukan tangan seisi ruangan.

Lei mengikutin Raksa menaiki panggung. Seperti ini cukup membuat Lei menjadi kaku karna ia jarang sekali dipandang oleh banyak pasang mata.

"Selamat pagi semua, sebelumnya saya ingin berterimakasih karna kalian menyempatkan waktu untuk datang. Saya di sini bersama keponakan saya yang paling cantik, Leeshia. Leeshia kemarilah dan berbicaralah." Ujar Raksa memberi ruang untuk Lei berinteraksi dengan yang lain.

"Pagi, Sebelumnya saya adalah anak dari Juano Fortuna dan saya akan meluruskan huru-hara yang sedang ramai. Memang benar saya yang ditugaskan oleh Papah untuk memimpin perusahaan ini... tapi, saya akan tunda sampai saya merasa usia dan ilmu saya sudah cukup untuk memegang jabatan ini. Karna, ini bukan hal yang mudah jadi saya akan memberikan jabatan sementara ini untuk... Om saya Raksa."

Raksa terkejut dengan keputusan Lei. Ia baru saja bisa bernafas lega mendengar Lei ingin datang menemui dirinya dan yang lain tapi kini nafasnya kembali tercekat saat Lei menyerahkan jabatan itu kembali ke dirinya. Kapan ia terbebas dari perkerjaan yang tidak ia inginkan.

"Leeshia, kamu serius? Kenapa? Ada pemegang saham lainnya, kamu tidak ingin memilih salah satu diantara mereka?"

"Serius, Lei rasa Om yang paling cocok dan Om terbukti berhasil membawa perusahaan ini jadi semakin jaya semenjak ditinggal Papah."

Hilang sudah semua harapan Raksa untuk mengejar kembali mimpinya.

"Ya sudah, saya rasa hanya itu yang ingin saya sampaikan dan saya rasa itu sudah cukup menjawab kekhawatiran kalian terhadap perusahaan ini. Terimakasih, selamat menikmati makanan yang tersedia." Ujar Lei sebelum meninggalkan area panggung.

Seusai dengan urusan perusahaan Lei beralih ke tempat yang sudah cukup lama ia tidak datangi, rumah kedua Papah. Yap, Lei kembali mendatangi makam sang Papah. Walaupun cuaca sedikit tidak mendukung tapi Lei menyempatkan untuk datang karna besok hari ulang tahun sang Papah, ia takut besok tidak sempat datang jadi lebih baik ia datang hari ini.

Membersihkan dengan hati-hati tak lupa membuang rumput yang sudah berubah warna menjadi coklat. Dengan hati gembira Lei bisa datang ke tempat ini lagi. Tidak terbayang kalau besok dan seterusnya ia tidak bisa datang ke sini, apa Papahnya akan sedih? Entahlah, Lei tidak bisa membayangkan.

"Pah, Lei dateng sebelum Papah ulang tahun biar surprised aja. Lei usahain kali ini gak akan nangis, ya." Bagaimana ia bisa bicara tidak akan menangis padahal air matanya sudah sedikit lagi tumpah.

"Mamah pulang, Lei juga pulang dan Lei akan punya adik baru. Hahaha... Lei gak tahu harus seperti apa. Sedih? Bahagia? Marah? Lei terbiasa dengan rasa hampa." Lei membiarkan air matanya turun membasahi tanah. "Lei cuma bisa bebas bicara di sini, berbicara sendirian seperti orang aneh."

LEESHIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang