Tak nunggu berlama-lama Dipta segara pulang untuk mengganti kendaraan yang lebih aman untuk perjalanan jauh. Hati nya saat ini gembira bukan main karna sudah menghetahui keadaan Lei, sepanjang jalan Dipta bersenandung bahagia.Sebelum berangkat Dipta di berhentikan oleh Galaksi yang sedang bersantai di ruang keluarga. "Mau kemana lo?" Cetus Galaksi.
Dipta melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, kali ini yang lain jangan sampai tahu rencana nya. Tapi baru saja lima langkah ucapan yang keluar dari mulut Galaksi benar-benar membuat Dipta berhenti.
"Lo mau nyamperin Lei, kan?" Tanya Galaksi.
"Ngga," jawab Dipta lanjut berjalan menghilangkan kecurigaan Galaksi.
"Gausah bohong gua denger semua omongan Bian, gua juga tau kemarin Bian ngapain aja di sana. Lo gak akan bisa bawa Lei balik ke sini, kecuali dia mau pulang sendiri." Galaksi dengan nada di akhir seakan meremehkan Dipta.
"Gua bakal bawa dia pulang," balas Dipta dengan penuh percaya diri.
"Gimana caranya? Bian aja yang deket sama dia dari kecil gagal bawa di kembali ke sini, gimana lo yang baru di hidup dia."
"Gimana pun cara nya gua bakal pastikan dia pulang ke sini dan buat semua jadi baik-baik aja."
"Gua ikut." Utus Ian menawarkan diri saat masuk ke dalam mansion.
"Bangsat," cicit Dipta saat melihat jam karna sudah jam pulang para abangnya. "Lo ngulur waktu gua biar abang pada tau, kan?!" Sambung Dipta menunjuk ke Galaksi.
Galaksi hanya mengangkat bahu nya acuh.
"Ikut kemana bang, gua mau camping semalam sama temen-temen gua." Ujar Dipta menunjukan tas di punggungnya.
"Gua dengar pembicaraan lo sama Galaksi, lo tau apa yang akan terjadi kalau bang Jarvis sendiri yang nemuin Lei, kan?"
Perkataan Ian membuat Dipta teringat sumpah yang Jarvis ucapkan tiga bulan lalu kalau Jarvis berhasil nemuin Lei, Lei sendiri akan habis di tangannya.
Dipta berjalan keluar meninggalkan kedua abangnya begitu saja. Ia ingin secepatnya nemuin Lei sebelum Jarvis atau yang lain, Dipta gak perduli mau Lei marah pada nya nanti saat dia memaksa nya pulang yang penting Lei pulang dengan dia bukan dengan yang lain.
Dengan kecepatan tinggi mobil Dipta melaju dengan membelah jalan tol di tengah malam, ia ingin cepat sampai dan akan memeluk Lei dengan erat.
Malam ini curah hujan sangat tinggi sampai jarak pandang pun sangat rendah karena dipenuhi dengan kabut tebal, Dipta menurunkan kecepatan mobilnya untuk berhati-hati, benar saja di 4 kilometer dari jaraknya terlihat kecil cahaya kendaraan yang berdekatan seperti macet panjang.
Karna tak kunjung bergerak macet pun semakin panjang Dipta turun dari mobil mengikutin beberapa orang lain di depannya untuk melihat apa yang terjadi di depan sana.
Dengan payung yang di genggam erat-erat Dipta mulai memakasukin obrolan bapak-bapak. "Kira-kira ada apa, ya, Pak?" Tanya Dipta dengan sedikit berteriak.
"Saya tadi ada nanya katanya di depan sana tabrakan beruntun lumayan banyak korban, kalo gak salah total 13 mobil, 7 diantaranya mobil sedan dan 6 mobil kontener besar, posisi jatuh mobil besar bener-bener nutup jalan jadi kayanya akan makan waktu lama untuk kembali lancar." Jelas salah satu bapak yang baru saja kembali dari tempat kejadian.
Dipta bergidik ngeri membayangkan keadaan para korban. Merasa sudah mendapatkan informasi Dipta kembali ke mobil, baju nya juga sudah setengah basah karna air hujan.
Setelah terjebak enam jam akhirnya perlahan-lahan mulai berjalan dan dipta bisa melihat jelas mobil-mobil yang tertabrak sangat hancur, sebelum lewat Dipta sempat di peringati untuk hati-hati karna salah satu mobil besar berisi muatan minyak ikut tumpah jadi jalanan lebih licin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEESHIA
Teen FictionCerita hidup Leeshia yang harus tinggal bersama kelima abang tiri yang baru saja ia kenal, Bunda yang pergi bersama suaminya untuk perjalanan bisnis membuat Lei harus menghadapi kenyataan bahwa hidup bersama abang tiri tidak sebaik atau seburuk itu...