Dilarang meniru cerita ini!!
Cerita ini hanya FIKSI Mohon maaf jika ada kesamaan karakter dan latar belakang.
Entah keberuntungan darimana seletah istirahat seluruh kelas mendapatkan jam kosong sampai istarahat kedua. Selen, Lena dan Sera mencari keberadaan Lei yang sejak pertengkaran waktu istirahat setelah itu tidak pernah kelihatan lagi.
Sera pun yang mengejar Lei kehilangan jejak anak itu, ia sampai bingung kenapa sabahatnya bisa menghilang dalam sekali kedipan mata.
Mereka bertiga memutuskan untuk ke kelas Lei, mungkin saja ia sudah kembali. Namun, sayangnya di bangku tempat sahabatnya duduk hanya ada Dipta yang menaruh wajahnya di lipatan tangan dengan ia sederkan ke meja di depannya.
Melihat dari kejauhan Dipta seperti tidak bersemangat sekali menjalani hidup, jika biasanya jam kosong seperti ini ia langsung berlari ke lapangan basket atau ke basecamp tempat ia dan teman teman disekolah ini bersatu. Tapi kali ini ia memilih untuk tidur dikelas dengan kuping yang di sumpel lagu lagu di ponselnya.
Tok... Tok...
Sera mengetuk meja tempat Dipta memejamkan mata, ia enggan untuk menganggu laki-laki itu tapi ia harus membangunkan demi informasi tentang Lei.
"Gua gak tau dia dimana," ujar Dipta yang masih setia dengan wajah di meja.
"Masa dia gak bilang mau kemana sama lo." Selen memastikan lagi.
"Dia gak bilang mau kemana sama gua. Dia juga lagi gak mau ngomong sama gua, Galaksi dan semua orang yang ada di rumah."
Mereka tampak terkejut mendengar penjelasan dari Dipta. "Kenapa?"
"Perlu gua jelasin?"
Dipta menjelaskan semua yang terjadi semalam di rumahnya. Setelah itu ia mendapatkan satu pukulan keras dari Lena di pundaknya.
"Bodoh! Lo kenapa ngasih tau ke abang lo! Kesel banget gua!" Emosi Lena memencak-mencak.
"Ya... karna gua denger dari anak-anak kalau dia pacaran sama si biang curut itu. Pas banget mereka ketemuan waktu rumor lagi rame."
"Nah, berarti bukan cuma gua yang mikir gitu!" Seru Selen merasa bangga karna ia tidak sendirian.
Sera mengacak-acak rambut frustasi. "Gua gak habis pikir sama kalian berdua!"
"Udah sana, gua mau tidur." Dipta menusir ketiga perempuan yang ada di depannya.
Ketiga perempuan itu pergi meninggalkan kelas Dipta. Selen merasa benar, tapi di hatinya ada rasa bersalah mengingat rumor sahabatnya yang semakin besar karna dirinya juga.
Seharusnya tadi di kantin ia mengalah saja dan mendengarkan penjelasan Lei lebih detail. Bodohnya ia malah merasa tersakiti karna Lei yang membentaknya sedikit. Padahal kalau di ingat ingat ialah yang lebih buruk.
Sera menyadari kondisi Selen yang perlahan-lahan langkah kakinya semakin melemah. "Tenang, kita cari Lei bareng-bareng," Sera menepuk pundak sahabatnya seraya memberi semangat.
Sekolah ini benar-benar besar, sangat kecil kemungkinan bagi mereka untuk kenal sama anak di gedung lain.
Kini ketiganya berlari ke area lapangan, dengan harapan Lei berada di sana atau duduk di tribun lapangan. Namun, karna banyaknya murid di sana Lena dan yang lain memperhatikan satu persatu berharap Lei ada di salah satu diantara mereka.
"Kalian ada yang liat Leeshia?" Teriak Lena pada murid yang sedang bersantai di tribun.
Serentak seluruhnya menggelengkan kepala, tidak ada satupun yang melihat keberadaan Lei.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEESHIA
Fiksi RemajaCerita hidup Leeshia yang harus tinggal bersama kelima abang tiri yang baru saja ia kenal, Bunda yang pergi bersama suaminya untuk perjalanan bisnis membuat Lei harus menghadapi kenyataan bahwa hidup bersama abang tiri tidak sebaik atau seburuk itu...