Keesokan harinya, Presiden sedang duduk santai di ruang kerjanya. Ia tengah menunggu kedatangan Wang Yen, Duta Besar Tiongkok. Insiden kali ini sudah membuatnya pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak? Presiden berharap urusan Shuimu bisa diatasi oleh TNI sendiri. Namun, nyatanya harus melibatkan unsur asing, yaitu AL Singapura. Sudah jelas, peningkatan kualitas armada laut haruslah diperhatikan. Indonesia tidak bisa begini lagi. Namun, bagaimana dengan faksi oposisi di DPR? Mereka sudah pasti menolak. Apalagi kalau teknologi asing akan diletakkan di sini. Bah, orang partai mana tahu urusan begini. Mereka hanya tahu urusan lengserkan presiden demi kekuasaan semata.
Andaikan dirinya adalah seorang diktator, sudah pasti urusan seperti ini akan selesai dengan sekejap mata. Organisasi DPR bisa dibubarkan paksa, minimal di bawah todongan senjata. Jika membangkang, bisa dilenyapkan alias menghilang secara misterius. Setelah itu barulah presiden menjadi penguasa tunggal di republik ini. Namun, seorang penguasa tunggal hanya akan berakhir di tangan rakyatnya sendiri, lihat saja Soekarno dan Soeharto. Keduanya adalah presiden Indonesia, berjasa besar bagi negeri. Satu berjasa memerdekakan Indonesia, yang satu lagi mengenalkan Indonesia pada ekonomi internasional. Namun, pada akhirnya keduanya juga digulingkan mahasiswa karena dimabuk kekuasaan.
Ambil sisi baiknya saja, pikir Presiden. Shuimu sudah karam dan situasi kini jauh lebih terkendali. Perwiranya pun sekarang sedang diinterogasi di Natuna. Untuk itu, Presiden bisa bernafas lega. Indonesia dan Singapura mendapat data intelijen, sementara Tiongkok berhasil diusir. Bukan, ditenggelamkan, koreksi Presiden. Namun, masih ada satu masalah. Bagaimana TNI AL mengarang cerita cover story?
Seorang petugas mengetuk pintu. "Pak Presiden, Pak Arif mau bertemu," kata sang petugas. Penting sekali," lanjutnya.
"Suruh masuk."
Lalu masuklah Arif Hidayat ke dalam ruang kerja Presiden. Ia langsung duduk di sofa. "Pak Presiden, ini cerita karangan dari BIN. Untuk menutupi operasi kita di Tiongkok," katanya tanpa basa basi.
"Singapura bagaimana?"
"Untuk Singapura sudah disiapkan juga cerita palsunya. Kerjasama antara BIN dan SID tentunya," jawab Arif yakin sambil tersenyum.
Seorang petugas kembali masuk ke dalam. "Pak Presiden, Wang Yen sudah ada di sini. Beliau sudah menunggu di depan," kata si petugas dengan nada hormat.
Presiden menatap si petugas. "Persilakan masuk," katanya mantap.
Duta Besar Tiongkok, Wang Yen akhirnya masuk ke dalam ruang kerja Presiden. Dahinya berkeringat hingga harus dilap dengan sapu tangan. Bagaimana tidak? Sebuah kapal selam berani menerobos wilayah Indonesia. Pada akhirnya, seluruh awaknya ditangkap dan diinterogasi, sebuah hal yang memalukan bagi Tiongkok. Apalagi ini terjadi setelah perang.
Namun, sebagai duta besar, Wang Yen harus merepresentasikan kepentingan negaranya di Indonesia. Selagi duduk, ia menyeruput teh untuk sedikit menenangkan diri. Ia melihat ke arah Presiden, sosoknya tampak buram dengan sinar matahari di belakang. Wang Yen tak percaya takhayul, tapi pemandangan di depannya benar-benar membuatnya gemetaran. Ia seperti berhadapan langsung dengan dewa langit dari negeri khayangan, dan sudah pasti ia sedang naik pitam.
"Pak Wang Yen. Baru-baru ini ada sebuah insiden yang bisa dikatakan cukup mengkhawatirkan dan mengesalkan," kata Presiden.
"Maaf, Pak Presiden. Saya tidak paham," kata Wang Yen berbohong.
"Jangan mengalihkan isu," ujar Presiden tegas. "Saya tahu bahwa Pak Yen sudah diberi tahu oleh Partai perihal insiden kali ini. Ada sebuah kapal selam bernama Shuimu tenggelam di Lubuk Natuna Timur. Untuk kali ini saya butuh penjelasan dari Anda. Sekadar untuk memastikan situasi ini tidak terekskalasi lebih jauh lagi," katanya santai tapi mengancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka di Bawah Ombak
Mystery / ThrillerKisah ini terinspirasi dari The Hunt For Red October karya Tom Clancy. Ceritanya sederhana, mengisahkan tentang Aldi dan Hanying, dua kapten kapal selam yang hendak membalaskan dendamnya satu sama lain. Di sisi lain, kondisi geopolitik yang genting...