11

96 12 7
                                    

Warning mature content!!!

****

Honey menghembuskan napasnya berat ketika Tristan masih saja mendiaminya. Kebayang jadi Honey? Didiami suami di malam pertama mereka sebagai pasangan suami-isteri.

"Mas! Kamu mau marah sampai kapan?"

Tristan gak menjawab.

"Mas, apa sih yang harus dipermasalahin? Ezra bahkan gak naik ke pelaminan buat nyalamin kita, dia cuma ngobrol sama mas Genta sebelum pergi."

Tristan yang hendak pergi ke kamar mandi menoleh, "Justru itu! Kamu gak ngerasa dia mempermainkan kita?"

"Mempermainkan apa sih? Dia aja gak lihat kalau kita lihat, mungkin tadinya dia emang mau datang sebagai orang yang pernah kenal baik sama aku."

"Terus kenapa dia dateng aja abis itu pergi lagi, buat apa?"

"Ya aku gak tau!"

"Plis mas gak usah diperpanjang ya? Aku minta maaf karena gak bilang sama kamu sebelumnya kalau aku ketemu Ezra. Tapi memang kita gak ngapa-ngapain, cuma ngobrol aja toh di sana juga ada orangtuanya jadi gak serta merta berdua."

Tristan bergeming.

"Mas, Ezra masa lalu aku, dia udah punya hidupnya sendiri, begitupun aku yang udah punya kamu dan Vio. Udah ya? Aku gak mau rusak malam pertama kita."

Tristan menoleh pada Honey yang sudah berganti dengan piyama tidurnya. Benar kata Honey, kalau ia terus memperpanjang masalah ini, ia akan merusak malam pertamanya dengan Honey disaat inilah yang sudah Tristan tunggu-tunggu. Untuk bisa memiliki Honey seutuhnya.

"Aku mandi dulu, kamu tunggu disitu."

Honey tersenyum tipis, "Iya, aku tunggu."

***

Ezra memasuki sebuah unit apartment, tau kan tempatnya siapa? Iya. Zaina. Ini pukul jam 12 malam, Ezra tebak wanita itu sudah tidur. Makanya ia langsung masuk karena dirinya juga memang sudah punya kode aksesnya, tapi kalau biasanya Ezra masih inget buat ketuk pintu dulu kok.... kalo ingat.

Setelah masuk, ternyata tebakannya salah. Zaina masih terbangun, wanita itu kini sedang merokok di atas sofa dan ia sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan Ezra di tengah malam ini.

"Mau join?" tanyanya.

Ezra tidak menjawab, pria itu menghampiri Zaina, duduk di samping Zaina menatap wanita itu yang baru saja menghisap rokoknya, sebelum asap rokok itu dihembuskan kembali keluar oleh Zaina, secara tiba-tiba Ezra merangkum wajah Zaina, menyatukan bibir mereka, mengambil alih asap rokok yang ada di mulut Zaina lalu melepaskan tautan bibir mereka dan menghembuskan asap itu.

"Aba-aba dulu dong! Kaget gue buset!" Protes Zaina.

"Haus, Zai! Mau minum dong," Ezra mengindahkan protes Zaina tanpa rasa bersalah.

"Mau apa? Vodka? Beer? Wine?"

"Vodka boleh."

"Waduh, gak ada, adanya teh manis."

Ezra melempar bantal kecil sofa pada Zaina,
"Sial! Ngapain lo nawarin?!"

"Ngetes aja sefrustasi apa lo."

"Ambilin apa aja deh, gue haus!"

Zaina pun mematikan rokoknya sebelum ia pergi ke dapur, membuka kulkasnya, dan ia membawakan Ezra milkshake stroberi.

"Nih," Zaina meletakan milkshake itu di atas meja lalu berdiri bersedekap dada menatap Ezra yang juga menatapnya.

Ezra menatap Zaina dari atas sampai bawah, wanita itu memakai dress tidur satinnya sebelum ia beralih pada minuman yang di bawa Zaina, "Maksud lo gue harus mabok pake milkshake?"

Twist of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang