14

89 13 10
                                    

"Lo berantem sama mas Ezra?" Zaina tidak bisa menjawab pertanyaan Eyra dengan jawaban langsung, wanita itu hanya menggelengkan kepala.

Sejak malam itu, Zaina dan Ezra memang merenggang, Zaina lebih banyak menghabiskan waktu dengan Gibran. Sedangkan Ezra jadi kelihatan sibuk sekali bekerja, ia mengambil semua projek yang ditawarkan padanya seolah memang sengaja menyibukan diri.

"Mungkin mas lo cuma jaga jarak karena gue lagi deket lagi sama Gibran."

"Ney.. Ney... udah bener sama mas gue, kenapa sih balik lagi sama orang itu?"

"Dia udah minta maaf Ra."

"Jadi udah resmi balikan kalian?"

Zaina mengedikan bahu, "Belum ada statement sihhh ya, cuma kalo dari dia yang selalu anter jemput gue, temenin kemana-mana, gue ngerasanya dia emang niat balikan? Kayak... let it flow aja gitu balikan secara gak langsung."

Eyra mengangkat sebelah alisnya, "Kalau menurut gue jangan kepedean dulu Ney! Bukannya mas Ezra juga kayak gitu ke lo? Dia sering anter-jemput, temenin lo kemana-mana, bahkan.... jangan pikir gue gak tau kalau mas itu pernah nginep di apart lo."

Zaina membulatkan mata, ia merasa seperti terciduk sekaeang.

"Dengan semua hal itu, apa lo nyimpulin juga kalau lo dan mas Ezra udah pacaran secara gak langsung?"

Zaina menggeleng.

"Terus kenapa sama Gibran lo bisa mudah banget nyimpulin kalian balikan?"

"Beda Ra! Mas lo tuh.... ck, gimana gue ngomongnya ya?!"
"Mas lo tuh gak serius, dia ke gue cuma gabut aja, ya gue nanggapinnya juga gitu. Emang sama-sama gabut."

Eyra tertawa kencang, "Terus? Lo yakin kalau Gibran serius?"

Dan Zaina tidak punya jawabannya.

***

Sudah 1 bulan Honey menikah dengan Tristan. Tapi kenapa ya? Kenapa rasanya tidak ada yang spesial. Perubahan sih banyak. Mereka jadi halal melakukan hubungan suami-isteri, Honey yang pindah jadi tinggal bersama Tristan, Honey yang kini ikut serta mengusut Viola, anak sambungnya juga. Dari status dan peran tentu saja ada perubahan, tapi dari perasaan? Honey belum menemukannya.

Tristan sangat sibuk bekerja. Kadang pulangnya larut, dan ketika sampai rumah, pria itu sudah kelelahan, Honey jadi segan untuk mengajaknya ngobrol atau bahkan sekedar minta peluk karena wajah kusut Tristan yang selalu Honey dapati ketika pulang kerja. Persis sekali dengan papanya. Kenapa Honey segan pun karena ia bercermin dari papanya yang kalau sedang kecapekan, diganggu sedikit pasti membentak.

Mereka juga belum berangkat honeymoon, rencananya sih bulan depan. Itu juga kenapa Tristan jadi lebih hectic bekerja dari biasanya karena agar saat Honeymoon tidak banyak pekerjaan yang ia tinggalkan.

"Kenapa belum tidur?" Malam ini Tristan pulang larut, jam 11 malam karena memang ada pekerjaan di luar kota yang mengharuskannya pulang-pergi.
Tristan itu selalu menyuruh Honey jangan tidur malam-malam, jangan juga menunggunya kalau pulang malam, makanya pertanyaan itu yang ia lontarkan ketika mendapati Honey masih sibuk dengan ponselnya.

"Nungguin kamu," jawab Honey.

"Aku bilang kan gak usah Han. Tidur aja."

"Tapi... aku juga mau nyambut suamiku pulang kerja, dia pasti capek, mungkin butuh mandi air hangat atau laper, butuh aku hangatin makanan."

Twist of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang