30

80 9 4
                                    

Ezra duduk di kursi tunggu, menunggu sang isteri yang sedang melakukan operasi sesar untuk melahirkan sang bayi yang sudah dikandungnya selama 8 bulan, dengan perasaan gelisah Ezra tidak berhenti melafalkan doa, tangan kanannya terus digenggam oleh sang bunda, di sampingnya juga ada Eyra, si adik yang menyandarkan kepala di bahunya karena ikut merasa khawatir juga. Sedangkan sang ayah berdiri di depan Ezra, menepuk-nepuk punggung anak sulungnya itu. Lalu dimana keluarga Honey? Ada di sana. Mama dan Papanya duduk di samping bundanya Ezra sedangkan Genta, berdiri bersandar di tembok menghadap langsung pintu ruang operasi.

Sudah 40 menit Honey berjuang di ruang operasi sampai akhirnya...

Hoeeee....

Terdengar suara tangisan bayi yang langsung membuat Ezra merinding seketika sekaligus dadanya yang tiba-tiba berpacu lebih cepat.

"Bunda... itu dia kan?" Lirih Ezra menatap sang bunda.

Bundanya yang sudah terharu hanya bisa tersenyum dan mengangguk sambil mengusap wajah anak laki-lakinya itu.

Ezra langsung berdiri, semua yang di sana juga ikut bersiap menyambut keluarnya dokter dari ruang operasi itu, dan benar saja, beberapa menit kemudian, sang dokter yang menangani Honey pun keluar.

"Selamat ya pak, bayinya perempuan. Operasi berjalan lancar, walaupun si dedek prematur tapi syukurnya gak ada hal yang perlu terlalu dikhawatirkan, tapi tetap ya harus masuk NICU dulu ya. Untuk si ibu juga aman ya, baik-baik saja alhamdulillah. Untuk suaminya, mau masuk ke dalam?"

Mendengar penjelasan dari sang dokter Ezra merasakan matanya memanas, hingga ketika ia ditawari untuk masuk, tentu saja ia langsung mengangguk.

Mata Ezra yang memanas itu akhirnya menumpahkan air matanya ketika melihat sosok bayi yang sangat mungil ada di atas dadanya Honey yang juga sedang terisak.

"Mas Eja!!!" Rengek Honey ketika mendapati suaminya masuk.

"Hey sayang, kamu berhasil, keren banget kamu bisa bertahan sampai sini dan melahirkan bayi mungil yang cantik ini." Sebelum fokus dengan sang bayi Ezra melontarkan banyak pujian untuk Honey, mencium kening pipi, dan bahkan punggung tangan Honey, semua ia lakukan di depan dokter dan para perawat yang membantu Honey operasi tadi tanpa sungkan sama sekali.

"Terimakasih Ney, makasih banyak ya sayang, i love you," beberapa kali Ezra mengecup punggung tangan Honey sebelum ia beralih pada makhluk mungil yang baru saja keluar dari perutnya Honey.

Air mata Ezra menetes lagi, ia seperti melihat keajaiban Tuhan ketika melihat anaknya sendiri dan bahkan menyentuhnya.

"Ya ampun, sayang kamu kecil banget," seru Ezra pada si bayi kecilnya.
"Cantik banget ya anak aku." Ezra gak bisa berhenti terpukau melihat puteri kecilnya sendiri, ia masih tidak percaya bahwa ada sosok bayi mungil yang di dalam tubuh itu mengalir darah daging miliknya.

"Cepet gede ya, ayah kepingin banget cium dan peluk kamu."

***

Satu minggu pasca Honey melahirkan, sang bayi yang belum memiliki nama itu akhirnya boleh keluar dari inkubator dan sudah boleh digendong.

Pagi-pagi Ezra sudah menggendong anaknya dengan wajah yang sangat antusias. Bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum ketika bayi mungil itu akhirnya bisa ia rengkuh dan ia cium pipinya seperti keinginannya.

"Namanya siapa mas?" Tanya Honey ketika melihat pemandangan indah yakni suaminya yang sedang menggendong sang puteri.

"Aku punya 1 rangkaian nama."

Twist of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang