12

99 13 17
                                    

"Badan kamu panas Han," Honey melenguh ketika dahinya diusap oleh sang suami.
"Kamu kecapekan ya? Maaf, Han," Honey membuka matanya mendengar rasa bersalah dari Tristan.

Wanita itu tersenyum, benar ia lelah, mereka baru selesai dengan kegaiatan malam pertama mereka dini hari tadi, tapi tidak apa-apa, itu sudah kewajiban Honey untuk melayani sang suami, anggap juga sebagai permintaan maaf, dan syukurnya Tristan sudah tidak marah lagi.

"Gapapa, mas. Kamu kerja?" Tanya Honey.

Tristan mengangguk, "Aku gak ambil cuti, buat nanti aja kita honeymoon."

Gantian Honey mengangguk paham, "Ya udah sana mandi, aku siapin baju kerja kamu."

"Gak usah, aku udah biasa sendiri juga, kamu istirahat aja."

"Gapapa mas."

"Han.... bisa kan dengerin aku?"

Honey mengalah, ia tidak mau ribut lagi dengan Tristan. Terserah pria itu saja kalau gitu.

"Ya udah, Vio gimana mas?"

"Ada si mbak."

Honey mengangguk lagi, "Maaf ya mas?"

"Jangan sakit Han," ucap Tristan meski tanpa ekspresi.

"Kiss dulu boleh? Biar sembuh hehe..." Honey menunjuk pipinya sendiri, kebiasaannya dulu mau ia coba kembalikan karena Honey sudah punya suami lagi, meski bukan orang yang sama.

Honey kira, Tristan tidak mau, tapi pria itu mendekat sebelum mencium pipi Honey dan dahinya. Si isteri tersenyum lebar, "Makasih mas."

Tristan hanya tersenyum tipis, "Aku mandi dulu, kamu lanjut tidur aja, nanti aku minta sama mbak buat beliin obat demam."

"Siap mas!" Honey mengangguk, Tristan tidak menjawab lagi, pria itu pergi begitu saja ke kamar mandi.

Honey menatap punggung Tristan, ia menghela napasnya pelan. Sampai detik ini ia masih meyakinkan diri bahwa Tristan memang yang terbaik untuknya, yang artinya Honey masih belum 100% yakin. Secara tidak sadar Honey masih selalu membandingkan pasangannya sekarang dan yang dulu, Honey tau itu salah, sangat salah, tapi bagaimana? Dalam diri Honey, wanita ini masih sangat mengidamkan pria yang jauh lebih hangat, dan manis, dan Tristan tidak masuk ke dalam golongan itu.

Lalu kenapa Honey mau menerima Tristan dan bahkan mau dinikahi?

Simpel jawabannya. Tristan mau menerima Honey apa adanya disaat beberapa cowok yang pernah mendekatinya setelah berpisah dari Ezra langsung menjauh ketika tau bahwa status Honey adalah janda. Jadi ketika bertemu Tristan yang tidak masalah dengan statusnya itu, Honey mau mencoba dengan Tristan, toh juga Tristan tampan, baik, dan mapan. Meski statusnya juga duda. Mantan isterinya, mama kandungnya Vio meninggal ketika melahirkan Vio. Dari situ juga Honey mempertimbangkan Tristan, Honey terlalu klise untuk berpikir bahwa ia akan menjadi obat untuk Tristan, karena ia kehilangan sang isteri, begitu juga Tristan dan Vio untuknya karena ia kehilang Ezra dan Isha.

Honey tidak tau sih apakah kehadirannya jadi mengobati kehilangan Tristan atau nggak. Tapi untuk Honey sendiri, adanya Vio, menjadi mama sambung untuk Vio, ia sangat senang, meski tidak sepenuhnya, Vio bisa menjadi pelipur lara Honey ketika merindukan Isha, almarhumah anaknya. Kalau adanya Tristan... mengisi kekosongan hati Honey iya, tapi entah... Honey merasa masih banyak yang kurang. Honey merasa ia lebih mendapatkan banyak hal dari yang sebelumnya ketimbang dari yang sekarang. Tapi Honey tidak boleh egois kan? Jadi ya begitulah kenapa Honey mau menerima Tristan dan bahkan menikah dengan pria itu.

***

Tidur Ezra terbangun ketika mencium sebuah harum masakan, lantas ia pun membuka matanya, mengecek pada ponselnya di nakas. Pukul 06.00 dan Zaina sudah masak?

Twist of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang