38

81 11 17
                                    

Full zaina sama ezra yaaa

met bacaa

****

Zaina yang masih menunduk menatap Ezra langsung dibuat melotot ketika tiba-tiba Ezra membuka matanya.

"Zaina...."

Zaina kembali menegakan tubuhnya saat namanya disebut oleh Ezra dan langsung memalingkan wajah.

"Ngapain ke sini mas?" Tanya Zaina tidak ramah.

Ezra yang kepalanya terasa luar biasa berat itu mencoba menahan sakit si kepalanha dan berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya ketika ia hendak berdiri sambil berpegangan ke tembok. Zaina yang meski memalingkan wajah bisa melihat itu dari ekor matanya, hampir aja ia reflek memegangi Ezra tapi ia berhasil menahan diri. Mungkin pria itu kelelahan? Siapa juga yang suruh ke sini? Pasti maminya yang memberi tahu Ezra.

"Zaina, let's talk," ucap Ezra agak parau. Pria itu memang mengambil penerbangan di jam 2 dini hari, sampai di Bali hampir subuh dan pria itu langsung pergi ke rumah sakit, menunggu di kursi tunggu di depan ruang inap si mami.

Zaina menoleh lalu mendapati Ezra yang sedang menunduk dengan wajah seperti menahan sakit, sambil memegangi perutnya.

"Sebentar ya, tunggu di sini!" Tiba-tiba saja Ezra melangkah pergi sambil menutup mulutnya, Zaina yang bingung pun mengikuti si pria yang ternyata pergi ke toilet. Dari luar bisa Zaina dengar suara mual-mual Ezra.

Wajah Zaina yang tadi kesal kini mulai berubah khawatir, ia berdiri dengan gelisah menunggu Ezra keluar dari toilet.

Gak lama Ezra pun keluar, ia terkejut ketika melihat Zaina menunggunya di depan toilet,
"Zai, kan gue suruh tunggu--,"

"Lo harus diperiksa," ucap Zaina memotong perkataan Ezra sambil meraih pergelangan tangan si pria.

"Gak usah, asam lambung gue cuma naik aja."

Zaina menatap wajah pucat Ezra, "Ikut gue ke rumah mami ya? Lo harus istirahat."

"Zaina tapi kita harus bicara dulu," balas Ezra.

Zaina menggeleng, "Nggak dengan lo yang kayak gini."

"Gue gapapa."

"Lo ikut gue atau kita gak bicara sama sekali mas?"

Ezra tidak bisa melawan lagi, ia pun mengalah.

***

Zaina akhirnya berhasil membawa Ezra ke rumah maminya yang ada di Bali. Tentu saja sudah diizinkan juga oleh sang mami yang memamg menjadi pihak yang membuat Ezra datang kemari. Om Raka yang mana adalah ayah sambungnya juga sudah sampai di Bali jadi maminya ditemani oleh beliau, dan Zaina bisa menemani Ezra di sini.

Sekarang pria itu sedang terlelap, setelah tadi Zaina beri sarapan dan obat. Mereka belum bicara, karena Zaina ingin Ezra sembuh dulu.

Barusan ia menelpon Eyra, temannya itu bilang kalau Ezra kekeh untuk pergi ke Bali malam itu juga meski ayah, bunda dan dirinya sudah melarang dan menyuruh Ezra untuk pergi esok harinya saja, tapi Ezra tidak mau mendengar dan akhirnya tetap pergi ke Bali dini hari tadi.

Twist of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang