40

143 15 17
                                    

Ezra Kalandra Harshil

Pertama kali gue bertemu Honey adalah ketika di SMA, mungkin semua orang juga udah tau soal itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pertama kali gue bertemu Honey adalah ketika di SMA, mungkin semua orang juga udah tau soal itu. Gue gak pernah percaya cinta pada pandangan pertama, gak mungkin pertama kali memandang langsung cinta, tapi kalau naksir pada pandangan pertama baru gue percaya dan itu yang terjadi saat gue melihat Honey untuk pertama kali.

Wajahnya polos, gak ada riasan berarti yang dia pakai diwajahnya, rambutnya berponi dan berwarna hitam kecoklatan. Gue udah menandainya dari sejak dia turun dari angkot, saat itu gue yang ke sekolah menggunakan motor bebek melihatnya yang sama-sama telat masuk di hari pertama kami. Lalu kami bertemu lagi ketika semua murid dikumpulkan di lapangan, diberi tugas ospek dan disitulah gue mengambil kesempatan untuk berkenalan dengannya.

Sejak saat itu gue terus mendekatinya, sampai akhirnya gue bisa menaklukannya menjadi pacar gue.

Honey bukan kekasih pertama gue, jujur aja gue udah pacaran dari SMP kelas 2, cinta monyet yang pacarannya bahkan gak bertahan sampai 1 bulan. Gue kira saat dengan Honey pun akan demikian, tapi ternyata gue betah bersamanya. Honey mungkin bukan pacar pertama gue. Tapi dia pemilik pertama banyak hal lain di hidup gue. Cinta pertama, ciuman pertama, bercinta pertama dan bahkan isteri pertama. Haha.... yang terakhir agak ironi.

Mengenal Honey, mendengar dan melihat bagaimana hidupnya, gue jadi selalu ingin memberikan sayang yang banyak untuknya meski ia tidak pernah minta. Honey yang keluarganya masih utuh, tampak baik-baik saja dari luar, jarang ada keributan tapi ternyata di dalamnya dingin, tidak ada kehangatan di sana dan itulah yang Honey butuh dan Honey cari, hingga gue selalu berusaha semampu gue untuk memberikan semua itu.

Gue selalu bahagia ketika melihatnya tersenyum, gak peduli tentang diri gue sendiri, Honey selalu menjadi prioritas gue, dia yang ketiga setelah bunda dan Eyra dan yang keempat setelah ada Isha.

Iya. Kesayangan gue. Puteri kecil gue yang cantik. Buah hati gue dan Honey.

Meski Isha lahir dari sebuah kesalahan gue dan Honey tapi gue gak pernah menyesali kehadirannya.
Kalau gue bisa memutar waktu, gue akan melaluinya dengan jalan yang sama, karena tanpa kesalahan itu, gue gak akan bertemu dengan Isha.

Isha dan Honey. Dua wanita penting selain bunda dan Eyra yang ada di hidup gue. Meski gue dan Honey kini sudah berpisah, buat gue ikatan itu akan selalu terjalin. Honey sebagai mamanya Isha meski anak itu udah gak ada lagi di dunia, namanya akan selalu punya tempat tersendiri di hati gue. Namanya tersimpan bersama nama Isha dan seluruh kenangan kami di sana.

Gue gak pernah menyesal pernah menikahi Honey, meski harus hidup lebih keras dari biasanya, justru gue merasa itu adalah titik terbahagia hidup gue, terlebih ketika Isha hadir. Gue menggantungkan bahagia gue hanya pada mereka, jadi ketika semua itu diambil begitu saja oleh Tuhan, gue hancur gak bersisa. Kehilangan Isha, kehilangan calon anak kembar gue, lalu kehilangan Honey. 

Twist of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang