22

99 13 9
                                    

Hahhh....

Ezra membanting tubuhnya sendiri di atas sofa sambil menghela napas berat setelah ia baru saja sampai rumah setelah dari Bali kemarin.

"Capek banget mas?" Si bunda menghampirinya dengan membawakan teh manis sebelum ikut duduk si samping anak sulungnya itu.

"Lumayan bun, jet-lag dikit."

"Dari Bali doang aja jet-lag, biasanya juga bolak-balik naik pesawat."

"Gak tau ya bun, capek pikiran juga kali."

"Mau dipijetin kepalanya?"

Ezra tersenyum, "Boleh banget bun."

Cowok itu menyenderkan tubuhnya di kepala sofa, menikmati pijatan bunda-nya di kepala. "Jangan terlalu keras ah mas kerja-nya, kamu masih kerja buat diri sendiri juga," kata si bunda yang bisa melihat raut lelah dari wajah sang anak.

"Ditabung bunda buat nanti."

"Iya tapi jangan kerja aja, olahraga juga, makannya diatur, kamu nih pasti jarang makan ya kalau di kantor? Itu liat kurus banget, pipinya tirus begitu, 3 atau 4 tahun lalu ya? Pipi kamu tuh gembul."

Ezra hanya tersenyum saja, ia meraih tangan bundanya yang masih memijat di kepalanya untuk ia genggam sebelum ia menyandarkan kepalanya di bahu sang bunda.

"Aku lagi bahagia-bahagianya tuh bun waktu pipiku gembul."

Si bunda mengerti arah pembicaraan ini mulai kemana, "Emang sekarang gak bahagia mas?"

"Bahagia sih, tapi tetep aja bund, gak selengkap dulu."

"Mas...."

"Heum?"

"Kamu udah move-on kan?"

Mendengar pertanyaan si bunda, Ezra terkekeh, "Menurut bunda gimana?"

"Kamu gak pernah punya pacar sih habis cerai."

"Sekarang punya kok bund. Belum lama ini jadian."

"Wah!!!! Beneran?" Si buna langsung antusias, matanya membulat menatap si putra pertamanya.
"Siapa mas?"

"Nanti juga orangnya ke sini."

"Jangan-jangan....."

Tok...tok...tok

"Itu kali bund orangnya, minta tolong bukain ya bund, aku ke atas dulu, nanti suruh dia ke atas aja."

Sementara bunda-nya membukakan pintu sesuai permintaannya, Ezra naik ke atas kamarnya. Ia memang sudah mengabari Zaina kalau ia sudah pulang, Zaina gak bisa jemput karena ada kelas jadi cewek itu bilang akan mampir ke rumah, cuma memang gak bilang tepatnya jam berapa. Tadi itu hanya tebakan sok taunya aja yang berharap kalau Zaina lah yang datang.

Sampai di kamarnya, Ezra hendak berganti baju, baru saja ia membuka 2 kancing kemejanya, pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Ezra udah tersenyum lebar, siap menyambut kekasihnya tapi saat menoleh, cowok itu malah mendapati bunda-nya yang berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.

"Kenapa bund? Pacar aku mana?"

"Kamu... pacaran sama tukang AC?"

"Hah?!"

"Iya, orang yang dateng mas-mas tukang AC, katanya dipanggil sama mas Ezra. Ih takut banget loh mas."

Ezra langsung menepuk dahinya sendiri, "Oh, iya aku lupa bund."
"Dua hari kemaren emang aku panggil tukang AC buat bersihin AC kamar ini, gak tau juga kalau bakal datengnya hari ini, soalnya gak ngabarin."

Si bunda bernapas lega, "Hampir jantungan bunda, mas."

"Yang bener aja bunda masa aku pacaran sama tukang AC, gak, bukan profesinya, masa aku pacaran sama cowok?!"

Twist of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang