21

85 13 5
                                    

"Kamu masih sayang mantan kamu Honey?"

Honey baru bangun tidur dan sudah dikejutkan oleh pertanyaan yang lebih terdengar seperti tuduhan.

"Kamu ngomong apa sih mas?"

"Maksud kamu tuh apa bawa diary kamu yang isinya semua tentang mantan kamu ke honeymoon kita Han? MAKSUD KAMU APA?!"

Honey tersentak,  terkejut dan panik mendengar bentakan keras dari Tristan. Jadi Tristan menemukan diary atau jurnalnya itu?

Honey langsung bangkit dari tidurnya, ia menghampiri Tristan yang berdiri menatapnya tajam.

"K-kamu nemuin mas? Ka-kamu baca?"

"Iya, aku baca semuanya, aku baca bahkan sampai mantan kamu selingkuh itu aku baca!"

"Mas, aku bisa jelasin." Honey hendak melangkah untuk mendekat pada Tristan tapi Tristan menunjuk Honey dengan telunjuknya, "Diem disitu dan jangan mendekat!"

"Mas, maafin aku, aku bisa jelasin," tapi Honey ngeyel, wanita itu tetap mendekat pada Tristan "Aku bilang jangan mendekat!" Sentak Tristan seraya melempar buku jurnal Honey sampai mengenai wajah isterinya untuk membuat langkah Honey berhenti.

Honey terkejut, Honey mengaduh karena lemparan itu sangat keras dan buku jurnal itu mendarat sangat tidak ramah di wajahnya sampai ia merasakan perih di bagian mata kirinya.

Ia selalu mendapat bentakan dari sang Papa, tapi kekerasan fisik, sedikitpun Honey tidak pernah mendapatkannya dari papanya itu, dan ini adalah yang pertama kali ia diperlakukan seperti ini oleh lelaki.

Honey tidak gentar, ia betulan merasa bersalah dan ia harus mendapatkan maaf dari suaminya, maka ia pun masih mencoba berjalan perlahan mendekati Tristan dan bahkan meraih tangan suaminya yang langsung Tristan hempaskan sangat kencang sampai tubuh Honey terdorong hingga tersungkur di lantai dan...

Dukkkk...

Dahinya terbentur tangan sofa dari kayu yang ada disana. Tristan sendiri  tidak menyangka bahwa tenaganya sekeras itu sampai Honey terdorong dan bahkan terbentur.

"Aku gak mau dengar penjelasan apapun dulu! Bicara sama kamu sekarang cuma bikin aku makin emosi!" Ucap Tristan sebelum ia pergi begitu saja meninggalkan Honey yang masih terdampar di lantai sambil menangis dan memegang dahinya yang terasa sakit.

***

Ezra yang baru saja landing dari pesawatnya dan kini sedang dalam perjalanan ke hotel langsung menyengir lebar ketika mendapati Zaina menelponnya.

"Udah sampe belum?" tanpa basa-basi Zaina langsung bertanya di sebrang sana.

"Udah ayang!!!!" Seru Ezra sampai membuat supir taksi di depannya itu menoleh tapi Ezra tidak peduli, dia memang sangat ekspresif untuk menunukan perasaan sayangnya dan tidak malu sama sekali untuk melakukan itu.

"Oke. Gue kelas dulu."

"Heem, nanti beres kelas telpon gue lagi ya."

"Mending lo istirahat."

"Kan bisa telponan sambil istirahat."

"Terserah lo, sekarang lagi di jalan?"

"Iya."

"Oke, hati-hati."

"Kiss-nya mana?" Ezra sengaja menggoda Zaina ketika sayup-sayup ada suara keramaian, memberi tanda bahwa Zaina sedang bersama teman-temannya.

"Gue timpuk lo mas!" Sewot Zaina.

"Galak amat Ney sama cowok sendiri," Ezra terkekeh ketika ada yang menyeletuk begitu di telpon, yang pasti itu adalah salah satu teman Zaina.

Twist of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang