episode tiga

309 37 9
                                    

Jaehyun ambruk di samping Umji setelah keduanya mendapatkan pelepasan bersama. Lelaki itu masih menetralkan napas sementara Umji memejamkan mata.

Sudah lama mereka berdua tidak bertemu karena kesibukan masing-masing dan jadwal yang tidak singkron. Umji kemudian menghadap ke Jaehyun, memeluk kekasihnya yang masih menetralkan napas.

"Jika hamil yasudah, menikah saja."

Jaehyun sadar seratus persen dia mengeluarkannya di dalam. Lelaki itu sudah siap jika perbuatannya akan menghasilkan janin.

"Aku baru saja tanda tangan kontrak baru." Umji buka suara. "Kontraknya berbunyi, jika aku hamil aku harus membayar denda."

"Kau mengambilnya?"

Kemudian Jaehyun teringat akan percakapannya dengan Umji beberapa bulan lalu. Umji ditawari menjadi manager untuk salah satu grup di sana.

"Ya. Aku ingin mencoba hal baru."

"Grup yang mana?"

"X.ones (dibaca eks one)"

"Itu lelaki semua dan sepertinya grup senior."

Tangan Jaehyun menghentikan aksi Umji yang bermain-main di area nipplenya.

"Kau mau kemana?"

Umji memerhatikan Jaehyun yang memunguti pakaiannya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa saat kemudian, Jaehyun keluar dari kamar mandi menggunakan hoodie dan celana piyama.

"Kau ikut? Aku ingin ke mini market."

"Tidak." Umji menggeleng. Dia malas untuk menggunakan baju, perempuan itu lalu menarik selimut, menutupi badannya yang terekspos.

Jaehyun akhirnya keluar dari unitnya menuju mini market yang berlokasi di luar gedung. Ini pukul satu dini hari dan suasana sekitar luar gedung juga sepi.

Diambilnya satu cup ramyeon, kimbab kemasan dan sosis instan. Jaehyun mengambil tempat di dalam mini market, sambil menunggu ramyeonnya masak.

Mata Jaehyun melihat seorang perempuan keluar dari gedung yang sama dengannya. Tidak. Itu bukan Umji karena perempuan itu lebih pendek dari Umji. Di belakang perempuan itu terlihat seperti seorang lelaki sedang membuntutinya.

Dahi Jaehyun mengerut saat perempuan itu berhenti—melihat ke belakang—lelaki itu malah mengumpet di balik tong sampah.

Perempuan itu mempercepat langkahnya hingga dia sampai di mini market.

Mata Jaehyun masih memperhatikan lelaki mencurigakan itu. Dia tidak ikut masuk, melainkan menunggu di luar.

Cukup lama perempuan itu berada di dalam mini market hingga akhirnya dia keluar menenteng tas belanja.

Jaehyun awalnya ingin menyantap ramyeon miliknya tetapi dia harus memastikan perempuan tadi kembali ke unitnya dengan aman.

Langkah Jaehyun tiba lebih dulu ke lift daripada lelaki penguntit itu. Penguntit itu juga ada di dalam lift.

Pintu lift tertutup. Jaehyun menoleh ke perempuan di sampingnya.

Perempuan ini. Batin Jaehyun ketika dia dapat melihat wajah perempuan itu dengan jelas.

Pintu lift terbuka di lantai sepuluh. Perempuan itu keluar disusul oleh penguntit itu.

Dengan langkah lebarnya, Jaehyun menyusul di belakang mereka.

"Sayang!" Jaehyun setengah berlari hingga dia dapat mendahului penguntit itu sampai di depan unit Yeri.

Yeri terkejut dan dia kemudian melirik ke arah samping. Dirinya tidak sadar seseorang mengikutinya.

Setelah pintu unit terbuka, Jaehyunlah yang menarik Yeri masuk ke dalam unit perempuan itu.

"Kau..."

Yeri ketakutan dan kebingungan melihat Jaehyun yang ada di hadapannya membawa satu cup ramyeon beserta dengan kimbab dan sosis.

"Ada yang mengikutimu." bisik Jaehyun pada Yeri.

Yeri langsung melihat di layar intercomnya dan benar saja orang itu masih berada di luar.

***

Pukul empat dini hari, yang artinya Jaehyun sudah tiga jam berada di unit Yeri. Jaehyun berdiri, dia menuju kamera intercom untuk melihat keadaan sekitar.

Sialnya Jaehyun tidak membawa ponsel. Yah. Selama tiga jam ke belakang, dia merasa canggung dengan Yeri. Perempuan yang hampir dia tabrak di depan mini market beberapa waktu lalu.

Jaehyun menoleh ke belakang, melihat Yeri yang tidur di sofa ruang tamu.

"Hei. Kita belum berkenalan rupanya." ucap Jaehyun memutus rasa canggung pada diri mereka.

Tangan Jaehyun terulur, menjabat tangan Yeri untuk berkenalan.

"Jaehyun."

"Ah... Iya. Aku Kim Yerim."

Setelah berkenalan, keduanya terlibat obrolan tentang luka Jaehyun. Yeri menanyakan bagaimana luka Jaehyun saat itu? Apakah sudah membaik?

Keduanya juga menikmati makan tengah malam bersama, Yeri juga bahkan mengeluarkan kimchi dan memanaskan pizza yang ada di kulkasnya.

"Kau tinggal sendiri?"

Yeri mengangguk sebagai jawaban.

"Kau tidak merasa ada yang mengikutimu?"

"Tidak. Tetapi tadi aku merasa ada yang berjalan di belakangku. Aku kira hanya perasaanku."

"Kau harus berhati-hati." pesan Jaehyun pada perempuan di hadapannya.

Jaehyun tidak pernah mengira bahwa dia akan bertemu dengan perempuan ini lagi. Bahkan perempuan ini tinggal di gedung yang sama dengannya.

Ada rasa ragu saat Jaehyun akan membuka pintu unit Yeri. Dia takut penguntit itu akan membobol pintu apartemen dan merampok Yeri. Jaehyun harus melaporkan hal ini kepada pengelola apartemen. Bisa-bisanya apartemen super mahal bisa ditembus oleh penguntit.

Akhirnya Jaehyun kembali duduk di sofa di seberang Yeri. Dia akan pergi saat matahari sudah bersinar.

***

Pukul delapan Umji bangun tanpa kehadiran Jaehyun di sampingnya. Perempuan itu kebingungan mencari kekasihnya karena ponsel Jaehyun yang tergeletak di nakas samping tempat tidur.

"Oppa!" panggil Umji ke seluruh ruangan tetapi tidak ada respons dari orang yang dia panggil.

Langkah kaki Umji menunu rak sepatu. Apakah Jaehyun sedang berolahraga? Tetapi semua sepatu terlihat rapi, tanpa ada space kosong.

Umji tidak berpikiran aneh. Dia berspekulasi bahwa Jaehyun sedang membuang sampah atau pergi ke mini market. Ah iya. Semalam Jaehyun pergi ke mini market. Apa mungkin Jaehyun ketiduran di sana?

UNCOVER [JAEHYUN YERI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang