episode lima belas

300 33 2
                                    

"Jaehyun kau di mana?"

"Di apartemen"

"Bohong! Apartemenmu kosong."

Jaehyun lupa mengenai apartemen barunya ini. Dia juga tidak memberitahu Ibu Jung mengenai property baru yang nenek berikan padanya. Jaehyun menghela napas, dia akhirnya mengirim alamat apartemen baru miliknya ke Ibu Jung.

Tadi pagi Jaehyun menghubungi Ayah dan berkata bahwa dia izin tidak masuk bekerja karena sakit, dan ternyata Ibu mengunjunginya tetapi Jaehyun berada di apartemen barunya.

Dari kemarin Jaehyun merasa kepalanya panas dan hidungnya terus mengeluarkan ingus. Sampai pada dini hari tadi, lelaki itu menyerah dan menyebut bahwa dirinya sedang sakit.

Kedatangan Jaehyun ke apartemen barunya ini karena dia merasa jenuh berada di apartemen lamanya. Oiya, Jaehyun juga belum memberitahu Umji tentang apartemen ini. Biarlah.

Cukup lama Jaehyun menunggu Ibunya, dia bahkan mengira Ibu Jung tidak datang.

"Kau benar-benar sakit rupanya."

Ibu Jung menyentuh dahi dan pipi Jaehyun menggunakan telapak tangannya. Perempuan yang datang bersama dengan asistennya itupun masuk ke dalam unit apartemen Jaehyun.

"Ibu membawa bubur dan makanan untukmu."

Jaehyun hanya mengangguk sebagai respons.

"Aku juga membawa obat yang Sungchan berikan resepnya."

Ibu Jung berdecak melihat Jaehyun yang hanya diam, tidak berbicara. Anak sulungnya ini seperti tidak berdaya, padahal cuma demam.

"Makan dulu. Apakah mau aku suapi?"

Jaehyun menggelengkan kepalanya sebagai penolakan. Dia tidak mood makan. Bibirnya terasa pahit.

"Aish!" Ibu Jung menggeleng-gelengkan kepala. "Ck! Ck!"

Perempuan itu kemudian beranjak dari sofa, dia melakukan apartemen tour. Meneliti dan melihat setiap jengkal interior apartemen yang mertuanya berikan kepada Jaehyun. Ibu Jung juga masuk ke dalam kamar Jaehyun. Seperti Ibu-Ibu pada umumnya yang menginspeksi kos-kosan anaknya. Memeriksa apakah ada barang mencurigakan di sana.

"Tanyakan pada Nenek, apakah dia tidak ingin membelikan Sungchan apartemen juga?"

Ibu Jung kembali duduk di samping Jaehyun. 

"Kau turunlah, aku akan berbicara dengan putraku." Ibu Jung memerintahkan agar asistennya turun ke basemen. Dan perempuan dengan setelan rapih itupun menurut.

Sebenarnya Ibu Jung tidak ingin membahas ini sekarang ketika kondisi Jaehyun sedang sakit, tapi dia harus mengingatkan anak sulungnya ini.

"Ibu mengetahui rumor Umji."

"Dont listen it."

"Aku bisa. Tetapi bagaimana dengan Nenekmu? Dia akan terus mengoceh jika dia mengetahui hal ini."

Jaehyun menghembuskan napas kasar. "Nenek pasti sudah tahu hal ini."

"Sepertinya. Tetapi saat ini Nenek masih diam."

Ibu Jung kembali beranjak, saat ini dia menuju dapur untuk mengambil piring. Jaehyun tidak akan makan jika tidak disuapi.

"Ibu membuatnya sendiri?"

Tanya Jaehyun saat satu suap bubur masuk ke dalam mulutnya. Jujur saja dia rindu dengan masakan seperti ini.

"Tentu saja." jawab Ibu Jung bangga.

Jaehyun benar-benar lapar, dilihat dari bubur yang tadi banyak memenuhi mangkuk dan kini hanya tinggal sedikit.

"Oiya... Tadi Ibu bertemu dengan anaknya Kim Heesung."

"Yeri?"

"Ya! Dia sangat ramah. Dia yang menyapaku terlebih dahulu." cerita Ibu Jung. "Anak itu bahkan bow sembilan puluh derajat padaku." lanjutnya lagi dengan nada tidak percaya.

Jaehyun tersenyum mendengar pengakuan Ibunya tentang Yeri. Tetapi Yeri benar-benar memiliki attitude yang bagus dan Jaehyun mengakuinya. Apalagi saat insiden kecil dimana keduanya pertama kali bertemu.

"Ibu juga memfollownya di instagram saat akan perjalanan ke sini."

Jaehyun yang sedang meminum air jadi tersedak mendengar perkataan Ibunya. Wanita yang melahirkannya ini ternyata juga memiliki akun media sosial.

***

"Berlibur? Kemana? Aku juga ingin ikut!"

Diam-diam Yeri menguping pembicaraan Papa dengan Junmyeon. Walaupun daritadi Yeri terlihat sibuk dengan iPadnya, namun perempuan itu ternyata sibuk menguping pembicaraan Papa dan kakak tertuanya itu. Serah terima resort. Di luar negeri. Liburan. Ya intinya tiga hal itu yang Yeri dapat simpulkan dari pembicaraan mereka.

Papa hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak bungsunya ini.

"Yah... Ajak juga adikmu. Dia pasti akan menyukainya."

Mata Yeri langsung berbinar saat Papa langsung meminta Junmyeon untuk mengajaknya. Padahal Yeri belum tau kemana tujuan liburannya itu.

Belum sempat Junmyeon memprotes, Papa kembali berucap. "Ajak juga Joohyun. Katanya dia ingin babymoon."

Papa kemudian beranjak pergi, meninggalkan Junmyeon dan Yeri.

"Oppa..."

"Hm..."

"Berlibur ke mana?"

"Bukan berlibur." jawab Junmyeon. "Peresmian resort."

"Oh. Oke."

Lebih baik Yeri tidak bertanya lebih banyak karena Junmyeon bisa saja tidak jadi mengajaknya.

***

Sejak pertama kali datang ke apartemen, Jina menjadi lebih sering datang dan menginap di apartemen Yeri. Yeri tentu saja tidak keberatan karena dia senang bisa memiliki teman mukbang di malam hari. Yeri juga tidak bertanya, mengapa Jina selalu datang dan menginap serta mengapa hanya Jina saja tanpa Jena.

"Bibi," panggil Jina kepada bibi kesayangannya. "Apakah Bibi mengetahui perjodohan Jena Unnie?"

"Jena dijodohkan? Wah mengapa Oppa melakukannya?"

Jina menggelengkan kepalanya. Dia mengetahui ini sebab Jena sempat menawarkan pria itu kepadanya namun ternyata Jena menyukai pria itu.

"Apakah benar-benar dijodohkan?"

"Iya, Bibi. Unnie memintaku menggantikannya tetapi Unnie ternyata menyukai pria itu."

"Ouh." Yeri manggut-manggut. "Apakah kau juga menyukainya? Wah! Sangat seru jika benar."

Yeri terkikik melihat reaksi Jina yang salah tingkah. "Sepertinya hari ini Jina bersama pria itu."

UNCOVER [JAEHYUN YERI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang