episode sepuluh

362 33 2
                                    

Seperti wanita pada umumnyaa, Yeri akan merasa tidak berdaya jika tamu bulanannya datang. Yeri sudah berguling-guling, mencari posisi ternyaman untuknya agar rasa nyeri tidak terasa begitu menyakitkan untuknya. 

"Unnie..." Yeri menghubungi Seulgi. Sejak Seulgi menjadi manajernya, Yeri akan menghubungi kakak iparnya itu kapanpun Yeri membutuhkannya. "Unnie di mana? Perutku sangat sakit. Sepertinya aku akan mati."

Sementara Seulgi yang diajak bicara melalui sambungan telpon hanya bisa hah-hoh menanggapi Yeri. Sepertinya kakak iparnya itu sedang sibuk. 

"Unnie... Apakah aku memiliki jadwal di minggu ini?"

Namun Seulgi tidak meresponsnya dengan baik. 

"Unnie tolong ubah jadwalku."

Lagi-lagi Seulgi melakukan hal sama. Dan itu membuat Yeri jengkel. Dia langsung mematikan sambungan telponnya lalu berteriak. 

"Mengapa sangat sakit?" gerutu Yeri kemudian kembali memeluk bantal. 

Yeri sering heran pada hormon wanita. Saat akan menstruasi, dia akan merasakan rasanya ingin disentuh oleh  sentuhan pria. Lalu pada saat menstruasi, semua badannya serasa dilipat-lipat. 

***

Jaehyun tiba di Tokyo dua hari yang lalu. Dia berangkat bersama dengan Ayah Jung. Jika semuanya berjalan dengan lancar, dia akan berada di sini hanya satu bulan. Namun jika sebaliknya, akan lebih lama lagi. 

Kerja sama bersama King Group di Jepang dalam bidang elektronik. Karena ini adalah bidang yang baru bagi perusahaan keluarga Jaehyun yang basicnya dalam bidang retail, jadi perusahaan keluarga Jung memilih menggandeng perusahaan King Group dalam hal ini. 

Jangan ditanya perusahaan apa saja yang dimiliki oleh King Group. Mereka memiliki semuanya. 

Sebagai anak bawang, Jaehyun selalu ikut kemanapun Ayah pergi. Termasuk sekarang, mereka sedang di sebuah restoran sushi di pusat kota Tokyo. Tidak hanya bersama Ayah, namun juga Papa Kim, Junmyeon dan Jongin. 

Jujur saja, Jaehyun merasa canggung berada di antara Papa Kim dan Junmyeon. Aura mereka sangat serius. 

"Bagaimana keadaan Joohyun?"

Baik Jaehyun dan Ayah Jung menatap Papa Kim. Sedangkan Papa Kim menatap Junmyeon yang duduk di hadapannya. Kecuali Jongin yang fokus dengan ponselnya. 

"Dia baik-baik saja. Hanya mengalami morning sickness."

Papa Kim lalu geleng-geleng kepala. "Memang buah jatuh, tidak jauh dari pohonnya. Mama mengandung Yeri saat usianya sudah kepala empat."

"Apakah istri Junmyeon sedang mengandung?" Ayah Jung ikut bergabung dalam obrolan mereka.

Papa Kim dan Junmyeon sama-sama mengangguk.

"Yah. Calon anak keempatku." jawab Junmyeon dengan nada yang terdengar pasrah. 

Jongin yang mendengar Hyungnya itu langsung tertawa keci.

"Anak itu rezeki." Papa Kim menimpali. Dia tentu saja senang, anggota keluarganya akan segera bertambah. "Kau bagaimana Jaehyun? Pernikahanmu? Aku dengar kau akan segera menikah."

"Iya... Mungkin tidak dalam waktu dekat." 

"Oh seperti itu." Papa Kim menghentikan ucapannya. Pelayan masuk membawa hidangan. "Dari keluarga mana? Mungkin aku bisa mengenalnya."

Ayah Jung melirik anaknya. "Hyung tidak akan mengenalnya."

"Dia manajernya Crossline."

Jongin terbatuk mendengar jawaban Jaehyun. Sebagai suami yang baik, Jongin selalu menjadi tempat Seulgi berkeluh-kesah mengenai permasalahan di agensi. Tidak jarang, Seulgi juga akan meminta pendapat dari sudut pandang Jongin. Lelaki itu menatap Jaehyun, lalu menggelengkan kepalanya. 

"Oh... Berarti karyawanku." kata Papa Kim. Dia sedikit ingat bahwa dia memiliki cabang perusahaan dalam bidang entertainer. "Aku menyerahkan agensi itu ke menantu termudaku. Seulgi. Dia sangat pandai mengelolanya." ucap Papa Kim dengan bangga. "Seulgi aku tugaskan untuk mengelola agensi. Lalu Joohyun, dia di bidang fashion." 

Papa Kim juga suka flexing tipis-tipis. Siapapun yang memiliki keluarga seperti dirinya, akan merasakan bagaimana bangganya memiliki menantu yang bisa diandalkan. 

"Aku melihat putrimu di artikel." Ayah Jung kembali mengingat pembicaraannya dengan istrinya beberapa waktu lalu. "Aku tidak tau kau memiliki seorang anak perempuan." Sebelumnya dia juga pernah melihat Yeri di acara saat itu. 

Papa Kim terkekeh. "Sangat sulit mendapatkannya. Kami menunggu dua belas tahun agar bisa memiliki seorang anak perempuan." ungkap lelaki tua itu. "Aku membebaskan apapun yang menjadi pilihannya. Dan ya... Seperti yang kau lihat di artikel, dia sekarang menjadi artis di media sosial." Papa Kim sempat tidak percaya dengan Yeri yang menyetujui sarannya untuk menerima tawaran dari luxury brand itu. Padahal dia hanya ingin bergurau pada Yeri. "Jaehyun... Bukankah kau mengenal Yeri?" Papa Kim menatap Jaehyun. 

Kini giliran Jaehyun yang batuk-batuk. 

***

"Selamat siang, Tuan Hwang. Apakah bisa saya bantu?"

"Aku mencari Paman Heesung. Apakah beliau ada di dalam?"

"Mohon maaf. Pimpinan sedang di luar negeri."

Minhyun berdecak. Dia sudah jauh-jauh kembali dari Shanghai dan orang yang akan dia temui malah tidak ada.

"Kapan Paman Heesung akan kembali?"

Perempuan yang berjaga di belakang meja kemudian menggelengkan kepalanya. "Pimpinan akan berada di luar negeri untuk waktu yang lama."

"Apakah aku bisa bertemu dengan Junmyeon Hyung?"

"Tuan Kim juga bersama dengan Pimpinan." jawab perempuan itu. "Jika Tuan Hwang berkenan, Anda bisa memberi tahu saya tentang kepentingan apa yang dingin disampaikan kepada Pimpinan. Saya akan sampaikan nanti."

UNCOVER [JAEHYUN YERI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang