episode empat belas

291 36 9
                                    

SELAMAT MEMBACA!


***


Waktu sangat cepat berlalu, padahal rasanya baru kemarin Papa Kim berangkat ke Jepang. Tidak terasa sudah satu bulan Papa Kim berada di Jepang dan kini lelaki tua itu sudah di rumahnya bersama dengan keluarganya.

Urusan bisnis mereka ternyata usai lebih cepat dari yang diperkirakan. Tidak ada masalah yang serius sehingga membuat rombongan Papa Kim bisa kembali ke Seoul dengan cepat.

Ini adalah momen langka bagi keluarga Kim, dimana kali ini semuanya sedang berada di kediaman utama keluarga Kim.

Ada Junmyeon beserta istri dan ketiga anaknya, Jongin beserta istri dan kedua anaknya dan Papa dan Mama Kim bersama dengan Yeri. Dua belas orang itu duduk dalam satu meja makan dengan suasana yang hangat.

Hidangan yang disajikan adalah hasil masakan para menantu dengan Mama Kim, walaupun juga dibantu dengan asisten rumah tangga mereka. Semua bahagia dan senang menikmati hidangan makan malam mereka.

Setelah makan malam, Minji dan Minchae yang merupakan anak Jongin dibawa oleh Seulgi untuk ke kamar karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Jeni juga diminta Joohyun untuk masuk kamar bersama dengan Seulgi. Sementara Papa Kim sudah lebih dulu kembali ke kamar bersama dengan Mama Kim.

"Mami terus menghubungi kami dan meminta agar segera pulang."

Jena membeberkan bagaimana Joohyun menghubunginya setiap hari dan memintanya bersama dengan Jina untuk pulang karena Joohyun kesepian di rumah.

"Aku sampai memblokir nomornya Mami agar dia tidak mengubungiku." ungkap Jina yang disusul tawa oleh orang-orang yang mendengarnya.

"Aku hanya merasa sepi karena tidak ada yang menemaniku." Joohyun berucap dengan nada sedih seraya mengusap perutnya yang masih rata.

"Kalian akan memiliki adik, jadi pergilah sesuka kalian sekarang." Jongin bersuara. Lelaki itu terus melirik ke arah tangga, menanti kedatangan istrinya tercinta yang sedang mengantar anak mereka ke kamar.

Jina berdecak. "Mami sudah tua tapi hamil lagi."

"Jangan salahkan Mami!" protes Joohyun tidak terima. "Papi kalian tuh!"

Junmyeon hanya bisa tersenyum tanpa dosa ketika Jena dan Jina menatapnya malas. "Mami sangat manja. Jadi you know lah."

Kedekatan Junmyeon dan anak-anaknya memang tidak perlu diragukan lagi. Lelaki itu paling bisa membuat istri dan anak-anaknya luluh padanya. Junmyeon juga adalah sosok suami dan ayah yang teladan dan penyayang.

"Bibi," Jina berbisik pada Yeri yang dari tadi mendengarkan mereka. "Aku melihatmu bersama dengan kekasih Bibi di Sungai Han waktu itu."

Yeri yang sedang memakan chpis seketika menghentikan kunyahannya. "Benarkah?"

Jina kemudian mengangguk pelan. "Kalian sangat cocok. Aku jari ingin memiliki kekasih seperti dia."

Yeri terkekeh mendengar perkataan Jina.

"Jangan biasakan mengobrol hanya berdua."

Junmyeon penasaran dengan isi obrolan Yeri dan Jina hingga membuat Yeri terkekeh dibuatnya.

"Coba ceritakan. Apa yang kau katakan pada Bibimu?"

"Aish! Papi sangat kepo!" gerutu Jina.

"Ceritakan saja."

"Aku bertanya, kapan Bibi akan menikah?"

Mata Yeri membulat. Dia sontak memelototi Jina.

"Hei! Kau tidak ada berbicara seperti itu padaku!" Yeri tidak terima.

UNCOVER [JAEHYUN YERI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang