episode tiga puluh satu

144 32 5
                                    

"Ini harga yang wajar untuk kasus politik."

Nenek Jung menaikkan alis, dia mengangguk kecil atas ucapan yang dikatakan oleh kepala wartawan sekaligus pemilik sebuah media komunikasi. Perempuan itu awalnya meminta orang suruhannya  untuk mencari tau media yang pada saat itu ikut dalam investigasi kematian suaminya, namun dari Ayah Umji dan partainya lebih cepat membayar mereka sehingga kasusnya menguap begitu saja. Saat itu keluarga Jung juga sedang berkabung, jadi mereka membiarkan kasus ini menghilang. 

"Apakah kalian memiliki hal lain lagi?" Nenek Jung merasa sia-sia jika dia meminta media ini untuk membuka kasus itu saja, dia ingin sesuatu yang lebih besar dari itu. "Aku yakin, kalian sering berkeliaran mengikuti para artis."

"Ada... Bukankah dia berkencan dengan cucumu?"

Nenek Jung mengangguk. "Yah, cucuku yang kusayang dijadikan selingkuhan olehnya."

"Lima puluh miliar won. Dari kasus awal sampai akhir karirnya dari FNL." Lelaki berusia empat puluh tahun itu menawarkan harga yang sangat tinggi. Biasanya pemerintah pun tidak akan sanggup untuk membayar untuk sekelas berita seperti ini. Seingatnya, pada awal kasus ini dimuat, pihak pemerintah membayar perusahaannya dengan harga satu miliar won, dan saat ini dia berkesempatan untuk menaikkan kasus ini lima puluh kali lipat. 

Nenek Jung mengangkat alis, ini terlalu mahal dan mereka terkesan memerasnya. 

"Jangan terlalu lama Nyonya. Aku tidak memiliki waktu meladeninmu."

"Ya." Nenek Jung akhirnya setuju dengan harga yang ditawarkan. "Pastikan citra cucuku tetap baik di mata publik." 

"Nyonya... Bagaimana dengan putrinya Kim Heesung? Sepertinya cucumu  dekat dengan dengannya? Apa yang harus aku beritakan tentangnya?"

Nenek Jung buru-buru berdeham. "Kalian hanya perlu beritakan tentang Kwon Umji. Bagaimana dia lari dari kasusnya dan menjadikan cucuku sebagai selingkuhannya. Jangan kaitkan orang lain... Atau bahkan putrinya Heesung di dalam kasus ini. Asistenku akan segera mengurus pembayarannya. Enam puluh miliar won, tanpa berita tentang Kim Yerim. Pastikan nama Jaehyun dan Yeri bersih." 

Perempuan tua itu tidak ingin nama Yeri terseret dalam kasus ini. Dia lebih baik memberikan sejumlah uang itu kepada mereka dan memastikan Jaehyun dan Yeri bisa bersama dan citra mereka tetap baik di mata publik. 


***

Sepulang dari rumah sakit, Jaehyun kembali ke unitnya yang lama sebab Umji mengirimkan pesan bahwa perempuan itu akan mengambil barang-barangnya. Selama perjalanan, pikiran Jaehyun kembali teringat pada kejadian kemarin disaat Kim Heesung menampar Yeri dengan keras hingga menyebabkan Yeri pingsan. Jaehyun benar-benar tidak menyangka sosok yang selama ini Jaehyun kagumi atas kerja keras dan kasih sayangnya dengan keluarga, tega menyakiti anaknya sendiri bahkan meminta Yeri untuk menggugurkan kandungannya.

"Saat ini saja kau tunduk dengan keluargamu, bagaimana jika kita benar akan menikah nanti? Sepertinya aku akan sendirian di sana."

Umji menunduk, dia membereskan barang-barangnya dari unit Jaehyun. 

"Aku tunduk bukan tanpa alasan. Bagaimana kau bisa menyembunyikan bahwa kau yang telah menabrak kakek?"

Keluarga Jung sangat terpukul ketika kakek berpulang. Apalagi pada dini hari itu mereka baru saja tiba di Seoul dari liburan di Irlandia. Ditambah lagi kondisi Nenek yang sangat memperihatinkan saat itu. Wanita tua itu harus berada di tempat tidur dan mengalami kecemasan selama satu tahun karena kepergian suami tercintanya.

"Yang lalu biarlah berlalu. Apakah kau akan terus hidup di masa lalu?!" Umji berbalik dan menatap Jaehyun yang ikut membantunya mengemas barang.

Terdengar helaan napas berat Jaehyun, lelaki itu kemudian mengangkat sebuah kardus besar dan meletakkannya di dekat pintu. "Apakah semua sudah bersih? Apakah masih ada yang tertinggal?" Jaehyun menyapu sekeliling unit, "sepertinya tidak."

"Perasaanku masih tertinggal. Bagaimana ini?" 

Jaehyun menarik Umji ke dalam pelukannya. "Kita usai Umji-ya." lirihnya karena Jaehyun kembali mengingat selama ini dirinya dijadikan selingkuhan oleh perempuan ini. Dia seperti anak kecil yang polos dan sedang diperdaya oleh Umji sehingga Jaehyun tidak menyadari hal itu. Seharusnya dari awal Jaehyun sadar apa yang paparazi beritakan itu benar adanya. 

"Jaga dirimu dengan baik"

"Aku dan Dowon sudah berakhir."

Tidak ada respons dari Jaehyun. Dia tidak bisa bersama Umji lagi sebab saat ini ada kehidupan baru yang harus Jaehyun tanggung jawabkan. Mungkin ini sudah jalan yang ditakdirkan untuknya. Bahkan jika Yeri tidak mengandung, hubungannya dengan Umji juga tetap akan berakhir.

Lelaki itu membantu Umji membawa barangnya hingga basement. 

"Kau tidak ke atas lagi?" 

"Tidak, aku ingin ke rumah saja." jawab Jaehyun kemudian menutup pintu mobil Umji setelah memasukkan barang-barang itu ke dalam mobil. "Jaga dirimu baik-baik."

Mobil Jaehyun melaju lebih dulu diikuti oleh mobil Umji di belakangnya. Lelaki itu mengemudikan kendaraannya menuju rumah sakit lagi. Jaehyun sudah meminta izin pada Ayah bahwa hari ini dirinya tidak bisa bekerja sebab menjaga Yeri. Setelah melihat kondisi Yeri, Jaehyun merasa dirinya harus ada di samping perempuan itu sekarang. Kim Heesung tidak mengizinkan semua anggota keluarganya untuk menjenguk ataupun menjaga Yeri di rumah sakit. Semalam Jaehyun hanya seorang diri di sana dan tadi sebelum pergi ke unit, Jaehyun meminta seorang perawat untuk menjaga Yeri dengan memberikan sejumlah uang pada perawat itu. 

"Yeri-ya kau di mana?" Jaehyun tidak melihat Yeri di tempat tidur dan kondisi kamar sepi. Jaehyun juga tidak melihat perawat yang tadi dia bayar. Kaki Jaehyun melangkah ke kamar mandi, "Yeri-ya! Kau di dalam?" lelaki itu mengetok pintu kamar mandi namun tidak ada jawaban dari Yeri. Tetapi Jaehyun dapat mendengar jelas suara air dari dalam kamar mandi. 

Lelaki itu kemudian kembali ke tempat tidur untuk merapikan selimut yang terjatuh. Jaehyun tersadar ketika dia melihat jarum infus yang tergeletak dengan plester dan tetesan darah di sana. 

"Yeri ya!" panggilnya lagi dari luar kamar mandi. "Yeri kau mendengarku?"

Berulang kali Jaehyun memanggil Yeri namun tidak ada hasil, dengan sekuat tenaga lelaki itu berusaha mendobrak pintu tetapi sulit karena pintu hanya bisa dibuka dari luar. Lelaki itu kemudian memencet tombol emergency yang berada di samping tempat tidur. 

"Tolong carikan kunci duplikat!" kata Jaehyun dengan panik kepada perawat yang datang.

"Yeriya!" teriak Jaehyun saat melihat Yeri tak sadarkan diri di bawah kucuran air shower toilet. Panik Jaehyun bertambah ketika banyak darah yang mengalir bersamaan dengan air. 




UNCOVER [JAEHYUN YERI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang