9.0 Bersenang-senang

2K 203 2
                                    




Karina membuka matanya, kepalanya pening luar biasa, ia bahkan merasa seluruh tubuhnya pegal. Karina menatap sekeliling, ia berada di kamar Haerin, seingatnya semalam manager nya membawanya ke rumah setelah ia minum di club.

Karina menyentuh kepalanya ia menatap pantulan dirinya di cermin kamar Haerin, ia masih memakai pakaian semalam bahkan ia masih memakai high heel. Pertanyaannya kemana Haerin?

Karina keluar dari kamar sang anak menuju ke kamarnya, Karina membersihkan diri lalu meminum obat pengar. Ia keluar dari kamarnya menuju ke meja makan, ia hanya menemukan Jeno disana.

"Mana Haerin?" Tanya Karina

Jeno hanya diam tidak menanggapinya.

"Jeno, mana Haerin?" Tanya Karina lagi lalu mengambil duduk di samping suaminya.

"Di sekolah"

"Semalam..." ucapan Karina terhenti saat Jeno melanjutkannya

"Kau mabuk dan masuk ke kamar Haerin, apa kau ingat apa yang kau lakukan di kamar Haerin?"

Karina terdiam, ia mencoba mengingat apa yang ia lakukan di kamar sang anak semalam. Lama terdiam Karina menutup mulutnya karena ingatan semalam mulai masuk ke dalam kepalanya.

Demi tuhan Karina sudah melakukan kesalahan besar.

"J-jeno.."

"Aku tidak akan mentolerir perbuatanmu kali ini, kau mabuk mabukan lalu masuk ke kamar Haerin, kau keterlaluan Karina!! Itu artinya kau keluyuran keluar selama aku tidak di rumah!!"

Karina diam tak berani menatap sang suami.

"Apa keberadaanku tidak berarti apa-apa bagimu! Kau tidak meminta izin padaku, meninggalkan Haerin sendiri di rumah, dan mabuk-mabukan. Ibu macam apa kau hah!!"

Tidak ada pembelaan yang sanggup Karina ucapkan, ia ingin membela diri karena Jenopun lama pulang beberapa hari ini namun ia bungkam karena tau ia bersalah pada anaknya.

"Maaf.."

"Minta maaf pada Haerin. Jangan melakukan hal seperti itu lagi karena aku tidak akan bisa sabar seperti saat ini" ujar Jeno lalu berjalan pergi keluar ke rumahnya meninggalkan Karina di meja makan sendiri.

"Karina...bodoh..." gumam Karina sambil memukul kepalanya sendiri.

***

Karina memakai kacamata, topi dan masker, ia menatap ke arah sekolah sang anak diam-diam. Dengan langkah cepat ia memasuki sekolah Haerin, ia menemui wali kelas anaknya meminta izin agar membiarkan Haerin pulang lebih dulu dengannya dengan alasan kalau ada acara keluarga di rumah mereka. Dan tentu saja identitasnya adalah sebagai Imo dari Haerin.

"Eomma?"

Karina memeluk Haerin saat melihat anaknya keluar dari kelasnya.

"Sayang maaf ya, maafkan eomma" ujar Karina terus mencium kepala anaknya.

Haerin mengangguk patuh, ia menatap ibunya yang penampilannya seperti mata-mata saja.

"Ikut eomma ya?"

"Kita mau kemana eomma?"

"Bolos" berbisik di telinga anaknya

Haerin menatap ibunya kaget, "Serius?" Ujar Haerin ikut berbisik

Karina terkekeh, "Iya ayooo" ujar Karina lalu menarik tangan Haerin agar berlari.

Private LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang