Sejak kepulangan Jeno, Karina menjadi sangat bersemangat, walaupun nafsu makannya masih belum stabil dan masih suka mual muntah, keadaanmya tak separah kemarin. Wanita satu anak itu terlihat sehat walaupun hanya memakan beberapa sendok bubur dan roti yang disuapi suaminya.
Kentara sekali kalau Karina memang sangat membutuhkan sang suami disaat-saat seperti ini. Kandungannya belum masuk ke trimester 2 tapi ia sudah banyak tingkah seperti saat ini.
Karina tak mau melepaskan tubuh Jeno barang sedetikpun sejak dia bangun pagi tadi, bahkan Haerin harus berpamitan pada mereka di kamar karena Karina terus memeluk Jeno di tempat tidur tak mau lepas.
Lebih gilanya, wanita itu benar-benar menempel pada suaminya, bahkan saat Jeno aka ke kamar mandi untuk mencuci muka dan buang air kecil. Gila memang tapi Jeno bisa apa? Kalau ia meninggalkannya, wanita itu pasti akan menangis dan berakhir tak mau makan.
"Sampai kapan kita akan begini terus?" Tanya Jeno sambil memperhatikan Karina yang bermain game di ponselnya.
"Sampai besok"
"Kau serius? Tapi kita belum sarapan, kau juga belum membersihkan diri, sana mandi dulu, biar aku bereskan tempat tidur ini lalu kita bisa..."
"Kau saja yang mandikan" ujar Karina santai masih asik bermain game
Jeno menghela napas pelan, sabar sabar, ia tidak akan menolak kalau diminta memandikan istrinya malah untung tapi Jeno harus lepas dulu dari istrinya untuk menghubungi Sungchan. Mereka ada rapat hari ini.
"Rin, biarkan aku bicara dengan Sungchan sebentar ya, aku harus memberitau Sungchan supaya rapat hari ini di undur'
Karina menatap tajam pada suaminya, "Tidak boleh!! Pokoknya tidak boleh nanti kau sibuk bekerja lagi dan akan meninggalkan aku ke Jepang lagi"
"Tidak akan sayang, sebentar saja ya?"
"Tidak boleh!!"
"Karina"
"Hubungi saja tapi jangan bicara padaku lagi, aku membencimu!!"
Jeno melongo melihat Karina yang sangat cepat berubah moodnya, wanita itu kini menjauh darinya dan tidur membelakanginya. Jeno menggelengkan kepalanya geli melihat tingkah kekanak-kanakan Karina dan ia mengambil kesempatan untuk menghubungi Sungchan membiarkan istrinya merajuk sebentar, nanti ia akan bujuk lagi, itu tidak akan sulit.
Jeno mulai menghubungi Sungchan memberitau sang sekretaris kalau ia mungkin akan mengambil cuti sampai keadaan kesehatan Karina kembali normal.
Setelah menelepon, Jeno kembali ke kamar mereka, ia melihat Karina bergelung di bawah selimut dengan isakan tangis yang mulai terdengar.
Jeno tidur memeluk selimut yang menutupi tubuh sang istri yang membuat Karina memekik, "Jangan pegang-pegang, sana!! Pergi saja bekerja!! Jangan pedulikan kami!!"
"Baiklah, aku pergi ya" ujar Jeno jahil
Sudah lama Jeno tidak menjahili istrinya, ia sepertinya akan sangat menikmati waktu bersama Karina mulai sekarang apalagi ditambah sikap wanita itu yang sangat lucu.
Karina yang mendengar hal itu membuka selimutnya dengan cepat menghapad ke arah Jeno dengan wajah penuh airmata, saat tatapan mereka bertemu Karina semakin terisak.
Jeno tertawa lalu memeluk sang istri, "Aku bercanda sayang, astaga, istriku lucu sekali" ujar Jeno lalu mengecup bibir sang istri.
Jeno membawa tubuh Karina ke dalam dekapannya, memandang sang istri dari bawah, ia tersenyum sambil mengelus wajah memerah sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Private Life
FanfictionIni adalah cerita kehidupan model terkenal Katharina Yoo dan pembisnis kaya Jevano Lee. Dua orang musuh yang hidup bersama karena terikat benang merah takdir. Siapa yang menyangka dua orang anak konglomerat itu bertahan hidup bertahun-tahun bersama...