5.0 Pertengkaran

2.1K 218 2
                                    

Karina mondar mandir sejak tadi sambil mengigit kukunya, keadaan Haerin tidak membaik sejak kemarin, tapi karena ia tidak mau ke rumah sakit, Jeno memanggil dokter ke rumah mereka. Akhirnya Haerin di infus karena dehidrasi dan terlalu lemas.

"Jeno, bagaimana..."

"Sstttt tenangkan dirimu, Haerin tidak apa-apa, dia baru saja tidur" ujar Jeno setelah mengecek keadaan anaknya bersama dokter yang mereka kenal dan  juga adalah teman mereka.

"Tenang saja, dia baik-baik saja, aku akan kembali siang nanti untuk mengganti infusnya" ujar Dokter yang menangani Haerin

Setelah mengantar teman mereka ke depan, Jeno menarik Karina ke kamar mereka, ia ingin membicarakan banyak hal dengan istrinya.

"Kenapa kau membawaku ke sini? Ayo ke kamar Haerin"

Jeno menahan tangan Karina, "Aku ingin bicara sebentar"

"Kenapa?"

Jeno menarik nafas pelan lalu memeluk Karina sebelum ia bicara.

"Rin"

Karina tau kalau Jeno mulai memanggilnya seperti itu ia sedang serius.

"Ada apa?"

"Tidak bisakah kau berhenti bekerja saja?" tanya Jeno dengan wajah memelas.

Jeno tau itu bukan hal yang mudah bagi Karina, dan iapun tau kalau penolakan pasti akan menjadi jawabannya namun ia ingin menyuarakan pendapatnya sebagai seorang suami, apalagi mengingat sang anak yang akan beranjak remaja, Haerin perlu pengawasan dan perhatian mereka.

"Maksudmu kau ingin aku berhenti dari dunia modeling? Kenapa?"

Jeno memegang bahu Karina pelan dengan kedua tangannya, ia menatap mata sang istri yang sudah mulai menatapnya tajam.

"Rin, mengertilah, Haerin membutuhkan perhatian kita"

Karina mengerutkan keningnya, "Aku selalu memberinya perhatian yang cukup bahkan aku selalu mencoba memberikan semua hal yang ia inginkan. Jangan menjadikan Haerin sebagai alasan, apa yang sebenarnya membuatmu memintaku berhenti, kita sudah sepakat untuk ini sejak dulu"

Jeno menghela napas pelan, "Kita sudah tidak muda lagi Karina, dan Haerin pun akan beranjak dewasa, aku sama sekali tidak mempermasalahkan pekerjaanmu kalau saja kita hanya berdua. Tapi ada Haerin, dia membutuhkan kita terutama kau ibunya. Aku ingin kau tinggal di rumah dan mengurusi semua keperluannya dan memberi perhatian penuh padanya. Aku masih sangat sanggup menghidupi kalian, jadi please berhenti ya?"

Karina menghempaskan tangan Jeno, "Kau egois, kalau dia butuh perhatian kita itu berarti bukan hanya aku, lalu kenapa aku harus berhenti bekerja?"

"Kau ibunya Karina"

"Dan kau ayahnya!!" Bentak Karina kesal sementara Jeno masih tetap tenang, ia tidak ingin membuat masalah baru sementara Haerin masih sakit

"Apa 12 tahun tidak cukup? Kita menelantarkan anak kita selama itu"

"Jaga bicaramu Jeno!! Aku tidak pernah menelantarkan siapapun. Sejak awal kehadirannya memang sudah menghancurkan rencana masa depanku. Aku bertahan karena aku masih punya nurani untuk tidak membunuh darah dagingku sendiri. Dan kau harus ingat, kita menikah karena kehadirannya, jadi jangan mencoba mengatur hidupku. Apa kau merasa percaya diri karena sudah hidup selama 12 tahun denganku? Ingat satu hal. Kau dan aku menikah untuk menyelamatkan diri kita masing-masing. Jadi jangan mencoba mengatur!!"

Jeno yang mendengar rentetan ucapan sang istri mulai kesal, ia ikut emosi, "Untuk apa kau melahirkannya kalau kau tidak ingin merawat dan mendidiknya?! Yang kau pikirkan hanya modeling modeling dan modeling!!" Bentak Jeno kesal karena ia merasa Karina sama sekali tidak peduli pada anak mereka.

Private LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang