13.0 Galau

1.7K 194 4
                                    







Jeno terus termenung karena pembicaraan singkatnya dengan Karina 2 hari yang lalu. Hubungan mereka baik-baik saja, tidak ada yang berubah karena Karina merasa tidak ada yang menjadi masalah terutama soal Heesung yang sudah tidak pernah menampakkan wajahnya namun bagi Jeno berbeda, ia kini punya satu ketakutan,  Keberadaan Heeseung bisa membawa perubahan besar pada Karina, maka itu berarti ia akan kalah telak, karena kehadirannya tidak sepenting itu bagi Karina

"Pak boss!!"

Jeno tersentak saat Lami meninggikan suaranya karena sang boss tidak menggubrisnya.

"Kenapa?" Tanya Jeno

"Ini ada laporan terkait proyek besar yang baru saja selesai dikerjakan"

"Ah..letakkan saja disana"

"Saya juga membawakan boss kopi sepertinya boss banyak pikiran"

Jeno menatap Kopi yang dibawa oleh Lami, ia tidak berniat meminumnya hingga menimbulkan tanya dari sang sekretaris.

"Boss kenapa tidak diminum?"

"Aku tidak makan dan minum jika hanya berdua dengan wanita selain ibu, istri dan anakku" ujar Jeno singkat lalu berdiri, memperbaiki jasnya.

"Katakan pada Sungchan untuk menghandle kantor seharian ini. Aku ada urusan"

Lami mengangguk dan hanya menatap punggung bossnya, wanita itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Ow itu alasannya tidak pernah mau makan berdua denganku dimanapun. Yayaya suami yang setia" ujar Lami lalu keluar dari ruangan Jeno.

Disisi lain, Jeno menuju ke mobilnya sambil menghubungi sang sahabat, ia sedang pusing 7 keliling, ia butuh teman bicara.

***

Dibelahan dunia lain, Karina tengah mengecek beberapa baju yang akan ia gunakan di acara fashion show bulan depan. Ia adalah BA brand mewah jadi ia harus mempersiapkan semuanya dengan baik.

Lama berdiskusi akhirnya ia memilih sebuah baju yang sesuai dengan tema Fashion show yang akan ia hadiri, lalu tak lama ponselnya berdering. Nomer yang tidak dikenal tertera disana, dengan ragu Karina mengangkatnya.

Hallo, siapa ini?

Karina..

Karina tau suara siapa yang menghuhunginya, jantungnya berdetak tak karuan, rasa nyeri kembali menjalar di dadanya. Karina berniat menutup panggilan itu namun..

Aku mohon jangan ditutup

Aku tidak punya urusan lagi denganmu, tolong jangan ganggu aku

Aku mohon, beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya, aku hanya ingin meminta maaf dengan benar padamu. Aku tidak bisa tenang sebelum menyelesaikan semua hal diantara kita

Semua sudah selesai, aku memaafkanmu dan tolong jangan hub--

Aku terpaksa, aku terpaksa sayang..

Karina mematikan ponselnya saat Heeseung memanggilnya sayang, ia kaget dan teringat pada suaminya. Jantungnya berdetak cepat namun bukan karena senang ataupun tersipu dipanggil sayang tapi takut, ia takut ada yang mendengarnya dan akan berdampak pada rumah tangganya.

Ia masih begitu waras untuk tidak mengkhianati suaminya. Heeseung hanya masa lalu nya dan Karina sudah merelakan, ia menerima semua yang terjadi, semua sudah jalannya seperti ini, ia dan Heeseung punya dunia mereka sendiri, Karina punya Haerin dan Jeno begitupula Heeseung yang mungkin punya keluarga kecilnya sendiri.

Private LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang