29.0 Affair

1.9K 152 6
                                    




Usia kehamilan Karina memasuki bulan ke 7, perutnya sudah sangat besar, begitupula dengan tubuhnya. Pada kehamilan kali ini, berat badan Karina naik 8 kg, semua bagian tubuhnya melar dan ia merasa kalau tubuhnya dipenuhi lemak-lemak lucu. Karina tidak mempermasalahkan kenaikan berat badannya karena ia merasa semakin cantik dengan pipi sedikit chubby.

Namun yang menjadi masalah kali ini adalah hormon ibu hamil yang membuatnya lebih agresif dan sedikit tidak tau malu. Sejak memasuki usia kandungan 7 bulan, Karina jadi semakin ingin lengket dengan suaminya, pagi, siang, malam, Jeno harus full bersamanya.

Ia bahkan tak segan merepotkan suaminya karena setiap siang harus pulang ke rumah untuk makan siang atau sekedar memeluknya, kalau tidak begitu, ia akan menangis seharian karena merasa kesepian. Yang lebih parahnya, Karina jadi sangat mudah terangsang. Melihat jakun Jeno saat minum saja membuatnya mengigit bibirnya karena pikiran kotor mulai memasuki kepalanya. Karina jadi agak mesum, dia mengakui itu.

"Sayang"

"Hah? Apa?"

"Kau melamunkan apa hmm?"

Karina menggelengkan kepalanya, ia tersenyum malu, bisa-bisanya ia memikirkan hal-hal mesum saat melihat suaminya bekerja dengan lengan baju digulung ke atas, kacamata bertengger dihidung mancungnya juga wajah serius itu, ah Karina sudah gila.

"Jeno"

"Ya?"

"Kau tidak tidur?" Tanya Karina memulai percakapan

"Kau mengantuk? Tidurlah lebih dulu, aku harus menyelesaikan pekerjaanku sebentar"

Karina menggelengkan kepalanya, "Aku juga tidak mengantuk, aku akan menemanimu disini"

Jeno tersenyum, "Baiklah, tapi kalau lelah istirahat oke?"

"Oke"

Jeno kembali fokus pada pekerjaannya namun Karina yang mulai tidak fokus, wanita itu mulai kepanasan sendiri karena terus menatap wajah tampan dan tubuh kekar suaminya. Astaga kalau Karina bicara tentang tubuh suaminya, Karina akan memberikan nilai 100000000/100, Karina suka seluruh bagian yang ada di tubuh suaminya, semuanya berotot, bagian paling Karina suka adalah lengan, ia suka memainkan lengan suaminya yang penuh dengan urat.

Waktu terus berlalu, selama 1 jam Karina hanya memperhatikan suami dengan wajah memerah, astaga ia bisa gila, dengan gerakan spontan Karina memukul wajahnya sendiri namun karena tak sadar dan terlalu keras ia mengaduh dan menarik perhatian Jeno.

"Ada apa? Kau baik-baik saja?"

Karina memegang pipinya yang terasa sedikit sakit, "Tidak apa-apa kok, aku cuma tidak sengaja memukul wajahku sendiri"

Jeno menggelengkan kepalanya, "Ada-ada saja, itu artinya kau sudah mengantuk, ayo kita tidur"

"Tapi pekerjaanmu?"

"Aku bisa melanjutkannya besok, ayo matamu juga sudah sayu begitu"

Karina mengangguk setuju, namun ia belum kunjung berdiri.

"Jeno"

"Hmm?"

"Gendong ya?"

Jeno mengerutkan keningnya, "Kenapa? Kaki mu sakit? Bengkak lagi?"

Karina mendengus, laki-laki ini tidak peka sekali, ia menggelengkan kepalanya dengan tangan ia angkat.

Jeno dengan senang hati mengangkat sang istri, menggendong wanita kesayangannya ala bridalstyle, membawa Karina kembali ke kamar mereka. Jeno harus ekstra sabar menghadapi ibu hamil yang mood-mood an apalagi kini perut sang istri sudah terlihat sangat besar, ia harus sabar ekstra hati-hati tak ingin membuat Karina marah atau merasa tak nyaman.

Private LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang