Karina meregangkan tubuhnya namun ia kaget saat tangannya hampir saja mengenai kepala Haerin. Karina lupa kalau semalam ia tidur dengan Haerin dan Jeno. Namun ia sudah tidak melihat suaminya, Karina kemudian bangun untuk meregangkan tangannya, ia hampir saja mengumpat keras saat perutnya di peluk tiba-tiba.
"Ishh, kau mengagetkanku"
"Kau terlalu berlebihan" balas Jeno sambil memeluk Karina dari belakang.
"Kau akan ke kantor?"
"Tidak, aku berjanji pada Haerin akan menemani nya ke rumah Minji, dia bilang ingin sekolah lagi di SD sebelumnya bersama Minji tapi aku tidak memberinya izin"
Karina kemudian teringat sesuatu, "Ow ya, kau sudah menemukan pelaku yang memukul punggung Haerin?"
"Sudah, pelakunya itu korban yang waktu itu bersama Haerin di ruang gurunya"
Karina berdecak, "Ternyata anak itu playing victim juga, aku jadi semakin merasa bersalah pada Haerin, harusnya dia yang meminta maaf bukan Haerin. Aku juga tidak mau Haerin kembali ke sekolah itu"
Jeno mengangguk-angguk dengan kepala di leher istrinya, "Yayaya nanti kita urus itu, sekarang urus aku dulu" ujar Jeno membalikkan tubuh istrinya.
"Kau belum mandi?"
Jeno tersenyum, "Belum, aku menunggumu"
Karina menatap suaminya dengan tatapan aneh, ia tau apa yang sedang dipikirkan suaminya.
"Ada Haerin Jeno"
"Di kamar mandi"
Karina menutup mulut Jeno sambil melotot, "Ishh nanti di dengar Haerin"
Jeno tertawa, "Kamar mandi dekat dapur saja kalau begitu"
Karina berdecak, ia menarik telinga suaminya, "Jangan macam-macam ya, sana masuk mandi"
Jeno pura-pura merasa sakit, "Aduh, ayolah sayang, sekali saja, please, tidak akan lama"
Karina kembali menutup mulut Jeno sambil melirik anaknya yang masih terlelap.
"Kau ini ck, sekali saja ya"
Jeno tersenyum sumringah, "Oke" ujar Jeno dengan semangat lalu menarik Karina ke dalam kamar mandi.
***
"Sayang habiskan sarapannya"
Haerin memanyunkan bibirnya, "Haerin sudah kenyang, ayo Appa cepat kita ke rumah Minji, ayo ayo"
"Astaga anak ini, rumah Minji tidak akan hilang, ayo habiskan sarapan dulu, kalau tidak habis tidak boleh pergi" ujar Karina tegas
Haerin semakin memanyunkan bibirnya, ia lalu mencoba menatap ayahnya meminta pembelaan namun ayahnya mengangkat bahunya. Terpaksalah Haerin memasukkan kembali makanan dalam mulutnya
Karina tertawa kecil, lalu mencium pipi tembem anaknya. Setelah sarapan Karina sibuk menyiapkan tas Haerin, anak itu cerewet ingin membawa semua mainan baru nya. Karina jadi pusing sendiri, belum lagi ia harus bersiap-siap karena Haerin merengek memintanya ikut. Padahal rencana awal Karina mau bersantai saja di rumah sendiri namun ia tidak ingin anaknya merajuk.
"Eomma"
"Ya sayang"
"Haerin bawa ini atau ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Private Life
FanfictionIni adalah cerita kehidupan model terkenal Katharina Yoo dan pembisnis kaya Jevano Lee. Dua orang musuh yang hidup bersama karena terikat benang merah takdir. Siapa yang menyangka dua orang anak konglomerat itu bertahan hidup bertahun-tahun bersama...