16. Sakit Lagi

2.4K 233 4
                                        



Di kantor, perasaan Jeno sudah tidak enak, ia terus memikirkan Haerin sejak tadi, wajah anaknya yang tertawa terus berputar di kepalanya namun kenapa ia merasa gelisah. Sebenarnya hari ini Jeno akan lembur bersama Sungchan dan Lami tapi karena terus merasa gelisah akhirnya Jeno memutuskan untuk pulang.

Ia sampai di rumah jam 9 malam, ia bingung kenapa rumah tampak sepi, akhirnya Jeno memutuskan untuk ke kamar nya dan Karina. Ia kembali bingung karena tak mendapati sang istri di kamar mereka karena setau Jeno Karina tidak ada pemotretan.

Karena penasaran, Jeno memutuskan ke kamar Haerin, ia bingung melihat Karina yang duduk di depan kamar sang anak dengan wajah sembab.

"Karina"

"Jeno...Haerin.." ucap Karina lirih

"Ada apa dengan Haerin?"

Karina mulai terisak kuat, ia menceritakan apa yang terjadi sambil menangis tersedu-sedu. Sementara Jeno yang mendengar hal itu ikut merasa bersalah.

"Dia mengunci kamarnya sejak siang tadi hikks" ucap Karina

"Biar aku yang bicara"

Jeno mendekati kamar Haerin, ia mengetuk beberapa kali, "Haerin-ah, ini Appa"

"Buka pintunya nak"

"Haerin?"

"Haerin kau mendengar Appa?"

Tak ada sahutan, Jeno mulai khawatir, ia memanggil pembantu untuk mencari kunci cadangan namun Karina sudah mencobanya, tapi ternyata Haerin mengunci selop kamarnya dari dalam.

"Kalau begitu dobrak saja" ujar Jeno karena sangat khawatir, anaknya tidak keluar kamar dari siang itu berarti dia tidak makan sejak siang hingga malam hari begini.

Akhirnya Jeno mendobrak pintu bersama para penjaga di rumahnya dan akhirnya pintu terbuka. Jeno dan Karina mendekati Haerin dengan cepat. Anak itu tampak tidur namun pucat.

"Haerin-ah, ya tuhan!!" pekik Karina menyentuh kepala anaknya yang terasa dingin.

"Haerin-ah, bangun hiksss Jeno, Haerin kenapa hikkss" ujar Karina panik bukan main mendapati tubuh anaknya sedingin es. Pikirannya sudah liar, takut terjadi sesuatu pada sang anak, ia menangis ketakutan sementara Jeno mengecek keadaan anaknya.

"Sayang hei, Haerin? Bangun nak"

Jeno mengecek keadaan Haerin, anak itu masih bernafas, bahkan matanya berangsur terbuka yang membuat Karina dan Jeno lega.

"Appa"

Jeno mengangkat tubuh sang anak untuk ia peluk, "Syukurlah, ya tuhan, Appa kaget Haerin"

"Appa sakit"

"Sakit? Apanya yang sakit nak?"

Haerin hanya menggumamkan kata sakit, keringat dingin terus keluar dari tubuhnya dan wajahnya kian memucat.

"Karina, sebenarnya apa yang terjadi? Kau bilang dia baik-baik saja tadi? Kau yakin temannya tidak menyerangnya juga?" Tanya Jeno bertubi-tubi dengan wajah marah karena anaknya terus mengeluh sakit.

"D-dia baik-baik saja Jeno, temannya yang terlihat berantakan tadi"

Jeno mengumpat pelan lalu mengangkat tubuh Haerin dan berlari membawa anaknya ke mobil untuk dibawa ke Rumah Sakit. Ia tidak suka anaknya menyerang temannya tapi ia lebih tidak suka kalau ada yang menyerang anaknya hingga kesakitan seperti itu.

Jeno berlari ke UGD dengan Haerin dalam gendongannya, "Tolong tolong!! Dokter!! Disini!! tolong anakku!!"

Para perawat berlari ke arah Haerin dan Jeno, mereka mulai memeriksa Haerin setelah dibaringkan oleh ayahnya.

Private LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang