25.0 Mulai Rewel

2.4K 223 2
                                    



Karina memanyunkan bibirnya sembari  memeluk Haerin yang masih setia menunduk di sampingnya. Jeno memarahi mereka karena melanggar aturan apalagi Karina yang sedang dalam masa pemulihan

"Kalau kau kenapa-kenapa bagaimana Karina?"

Karina berdecak kesal, "Bukti nya kan aku tidak apa-apa Jeno. Lagipula aku bosan di kamar terus, aku ingin jalan-jalan dan makan. Bukan aku sih, anakmu ini yang minta"

Haerin menatap ibunya geli, ada saja akal-akalan ibunya.

"Alasanmu ck, sudahlah, ayo pulang"

Karina merenggut, "Aku mau menonton dulu"

"Pulang Karina, kau harus istirahat"

Karina menatap suaminya dengan wajah sedih, lalu mulai berlinang airmata, "Kau tega..."

"Baiklah baiklah, ck, ayo"

Pada akhirnya Jeno akan selalu mengalah, mereka akhirnya menuju ke bioskop untuk menonton. Haerin duduk di tengah-tengah kedua orang tua nya, kehadiran mereka di bioskop membuat tempat itu tiba-tiba saja penuh, mereka menonton sambil ditonton. Jeno melirik beberapa orang yang mencoba mengambil foto mereka, ia ingin protes namun Karina memberi nya isyarat agar membiarkannya.

Hingga sampai di rumah mereka, Jeno mengajak Karina berbicara berdua di ruang kerja nya.

"Kau punya tujuan lain kan untuk tingkahmu hari ini?"

Karina yang sedang santai duduk di kursi kerja suaminya mengangguk, "Mereka menghina anakku sebelumnya dan mereka juga belum mau percaya kalau Haerin anakku jadi aku harus membuktikan nya secara langsung agar mereka bisa menilai sendiri, apa Haerin akan kita atau tidak, karena dari wajahnya saja semua orang pasti tau kalau dia adalah putri kita"

Jeno menggelengkan kepalanya dihadapan sang istri, ia duduk di ujung meja dengan tangan dilipat di depan dadanya, "Tapi aku tidak suka kau melanggar perintah dokter, kandunganmu..."

"Ssstttt aku yang tau bagaimana keadaan diriku Jeno, sudahlah jangan mengomel terus, aku mau makan mie, ayo buatkan aku"

Dengan penuh kesabaran Jeno harus kembali mengalah, ia berniat berjalan ke dapur sebelum Karina kembali bertingkah namun...

"Aku juga mau ikut membuatnya"

Jeno berbalik dengan alis yang terangkat, "Ya sudah ayo" ujar Jeno mengulurkan tangannya namun Karina tersenyum jahil.

"Aku lelah berjalan seharian di mall, seperti katamu aku kan harus istirahat. Jadi...gendong"

Jeno terkekeh, ia mendekati istrinya, mengangkat Karina seperti yang ia mau, sambil berkomentar,  "Kau tau cara memanfaatkam keadaan dengan baik rupanya"

Karina terkikik, "Kapan lagi kau jadi kucing manis seperti ini, jadi aku harus memanfaatkannya dengan baik, ya kan?"

Jeno tertawa, ia mengigit hidung Karina hingga sang empu tertawa geli, "Jangan main-main ya, kucing manis juga bisa jadi garang kalau kau nakal"

Karina membuat wajah lucu isyarat kalau dia tidak mau menuruti kucing manisnya hingga keduanya tertawa menuju ke dapur.

Setelah sampai di daour, Karina duduk dengan kaki menggantung di pantri dapur semenntara Jeno sibuk membaca langkah-langkah membuat mie. Karina ingin tertawa saja melihat suaminya yang serius seperti sedang belajar untuk  ujian nasional saja, padahal hanya membaca langkah membuat mie.

"Air 250 ml, hmmm apa segini?" Tanya Jeno pada Karina, ia membawa panci sedang yang sudah diisi air hampir penuh.

"Kau mau membuat sup dengan air sebanyak itu? Kurangi lagi" perintah Karina

Private LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang