keempat

1K 58 2
                                    


Setelah makan di kantin, mereka memutuskan untuk pulang.

"Ul, anter gua balik kan." Ucap Sally.

"Basa basi lu ahhh. Biasanya juga ngerepotin muluk." Jawab Ultra.

"Gua naik taksi aja ya, soalnya males ntar tau-tau si Ultra minta uang bensin." Celetuk Gissa.

"Tumben lu pelit, biasanya hobby nafkahin." Ucap Sally.

"Eh monmaap ya guys setiap kalian ke kantin siapa yg bayar yaaa.. jangan sampe gua jadiin kasbon lu pada. Harga diri lu juga ga mampu buat lunasin." Ucap Gissa sebal.

Ultra dan Sally tertawa melihat Gissa ngomel.

"Marah-marah aja nci glodok." Celetuk Ultra dan dibalas dengan sikutan dari Gissa.

"Ya udah ah gua balik, males lama-lama disini dekat kalian. Aura gua jadi negatif bawaannya." Ledek Gissa dan membalikkan tubuhnya ingin pergi.

"Ehh Pak Airon, mau kemanaaaaaa?" Teriak Sally meledek Gissa, Gissa menoleh dan mencari keberadaan Airon dibelakangnya.

"Ada apa Sally?" Tanya suara yg mereka kenal dari belakang Sally.

"Abis riwayat gua." Ucap Sally dalam hati.

Sally menoleh dan melihat Airon berdiri tak terlalu dekat dengannya.

"Ppffftttt . Hhmmmmpplhhhh.." Ultra menahan tawanya.

"Lu ketawa, aplikasi togel lu gua apus permanen ya Ul." Ancam Sally.

Sementara Gissa melotot melihat ternyata Airon benar benar ada disana.

"Kan lu yg bilang, jangan pernah sebut nama dia sembarangan, Nongol kan." Desis Gissa melongo.

"Ahh elaahh lu sih." Sally membalas dengan desisan lagi.

"Lah gua daritadi diem ya." Jawab Gissa pelan sekali.

Airon berjalan dan menghampiri mereka bertiga.

"Ada apa kamu manggil saya?" Tanya Airon.

"Ahh bapak salah denger, saya manggil Iron Man noh diatas Nohh lagi terbang." Ucap Sally sambil matanya menatap langit dan menunjuk keatas.

"Mari Pak, duluan. Ati-ati ada hulk pak. Byee." Ucap Sally dan langsung berjalan cepat meninggalkan Airon disana.

Gissa dan Ultra tersenyum sekilas kearah Airon dan berlari menyusul Sally.

Sally terus berjalan menuju mobil Ultra.

"Aduh terancam udah nilai filsafat gua gara-gara si Gissaaaaaaa." Teriak Sally.

"Dih gua, gua mah diem yaa." Ucap Gissa pas berada didepan Sally.

"Huahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha." Ultra tertawa keras tak berhenti.

Sally menyikut Ultra.

"Busett sakiiitt, Saaaalllll. Lu kayak mantan petinju deh." Gerutu Ultra.

"Nyebelin lu." Sally mendelik.

"Tuh orang kayak tuyul yaa. Ngeri juga ngejadiin dia crush gua. Aduhh, mikir lagi deh gua." Ucap Gissa kemudian.

"Giss, mau bareng apa mau naik taksi?" Tanya Ultra kemudian.

"Anterin gua Ul, mendadak lemes gua." Jawab Gissa pelan.

Paul tertawa tanpa suara melihat tingkah dua temannya. Saat bersamaan dia melihat Natta yg berjalan sendirian.

"Tumben dia akhir-akhir ini sendiri, kemana tuh si Arez Arez si Pahlawan bertopengnya." Gumam Ultra dalam hati.

"Eh tuh si Natta sendirian aja. Gua liat-liat tuh anak kayak ga punya temen deh." Ucap Gissa.

Dia Yg Tak Boleh Disebut NamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang