Airon menyadari Sally yg berdiri mematung dibelakangnya."Sall are you okay? Katanya laper. Yuk makan." Ucapnya lembut.
Sally masihb berusaha mengatur nafasnya dan membalikkan tubuhnya lalu tersenyum.
"Yuk makan." Ucapnya kepada Airon.
Mereka duduk di taman belakang, namun senyap menguasai Sally. Berkali-kali Airon bercerita namun ditelinga Sally masih terngiang suara Airon yg memanggilnya 'sayang'.
Selama hidupnya tak pernah ada yg memanggilnya dengan sebutan sayang seperti itu, kecuali mama papa dan 2 sahabatnya (ga masuk itungan lah mereka).
"Kamu kenapa diem aja sih Sall?" Tanya Airon.
"Gapapa Ai, ya udah kamu lanjutin makan." Ucap Sally gugup.
Airon pindah ke sebelah Sally.
"Kalo kamu cuma diem aja begini disini, ngapain Sall. Aku kangen loh sama kamu, tapi kamu diem aja." Ucap Airon lembut.
Kenapa sekarang suara Airon seperti nyanyian lembut untuk Sally, mendengar Airon membuka suaranya seperti alunan musik yg menghipnotis kesadarannya.
"Salllll." Airon memanggil Sally yg masih termenung.
"Aii, kamu ga akan mati kan?" Ucap Sally tiba-tiba dan menatap Airon sangat tajam.
"Hah?" Airon bingung.
"Kamu ga akan mati kan Ai, jawab aku." Ucap Sally tegas.
"Ma.. maatii? Mati gimana maksudnya?" Tanya Airon.
"Mati, ya mati. Kkreeuukk." Ucap Sally sambil mematahkan lehernya memperagakan orang mati.
"Hahaha, emang boleh orang mati selucu itu." Airon malah menggoda.
"Ih ah." Sally merajuk.
"Ih ah ih ah ih ah." Goda Airon.
Sally mendelikkan matanya menatap sinis Airon.
"Aku ga akan mati Sall. Ya minimal untuk saat ini, tapi kan umur ga ada yg tau. Tapi ya semoga aku tetap hidup." Jawab Airon.
"Ai, kamu sehat kan?" Tanya Sally lagi menatap Airon.
"Sehat." Jawab Airon bingung.
"Eh Ai kamu dirumah sendirian sampe kapan? Hemmm bisa ga kamu cek cek-in alat elektronik kamu, takut ada yg koslet. Mending perbaiki." Ucap Sally terlihat panik.
Airon mengerutkan keningnya dan berpikir. Dia menatap Sally yg terlihat panik dan hampir meneteskan airmatanya.
"Hei hei heii... sstt sini sini.. aku tau apa yg lagi kamu khawatirin. Gapapa Sall, gapapa. Semua akan baik-baik aja ya." Ucap Airon menarik tubuh Sally yg lemah dan mendekapnya. Airon mencoba menenangkan Sally.
Sally terdiam, dan saat dia menyadari dirinya sudah dalam pelukan Airon. Dia memeluk Airon erat.
"Kamu kenapa Sall, ga ada yg perlu khawatirin ya. Aku akan baik-baik aja. Percaya sama aku." Ucap Airon masih memeluk Sally dan mengusap pelan punggung Sally.
Nafas Sally terasa begitu cepat di dalam pelukan Airon. Dia sekuat tenaga menahan tangisnya. Kejadian 13 tahun lalu berputar dalam memorinya, bagaimana dia melihat orang yg dia sayang tak bernafas lagi dihadapannya.
Kenapa Sally merasakan trauma sebegitu hebatnya, karena saat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Mereka sempat berbicara khas anak kecil. Ada satu kalimat dari (Danny) teman kecil Sally yg membuat Sally trauma sampai sekarang.
"Aku bakal selalu jadi temen kamu Sall, aku bakal selalu jagain kamu sampe kita besar nanti. Kita tetap berteman terus ya." Ucap Danny
"Tapi aku ga mau cuma berteman, aku sayang sama kamu." Jawab Sally.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yg Tak Boleh Disebut Namanya
Teen FictionCerita tentang perjalanan cinta seorang dosen muda