empatbelas

847 44 4
                                    

Sementara di kampus Airon sedang berjalan kearah parkiran dan menuju mobilnya tiba-tiba Gissa, Ultra dan Natta menghampirinya.

"Paakk, Pak Airon." Panggil Gissa.

Airon menoleh dan melihat kearah mereka.

"Kenapa Gissa?" Tanya Airon.

"Sally mana?" Tanya Gissa.

"Dirumah." Jawab Airon singkat.

"Sally kenapa ga masuk Pak?" Tanya Ultra.

"Oh semalem Asmanya kambuh lagi, jadi saya larang dia masuk hari ini." Jelas Airon.

"Kok bisa?" Tanya Ultra.

"Iya semalem hujan dia ketakutan, dan asmanya kambuh." Jelas Airon.

"Terus pak?" Tanya Gissa.

"Ya ga terus, mau kemana emang?" Jawab Airon.

"Maksud saya, malem itu akhirnya gimana?" Tanya Gissa lagi.

"Ga gimana-gimana Gissa, ya udah akhirnya Sally bisa ngatur nafasnya lagi." Jawab Airon.

"Bapak ngasih nafas buatan ya?" Tanya Gissa polos.

"Aduhh, mulutny si Gissa kayak ga ada giginya, loss banget." Gerutu Ultra.

Airon mendelik kearah Gissa dan menggaruk kepalanya.

"Gissa kamu tau yg namanya pentolin obat asma? Nahh pake itu." Jelas Airon.

"Ya kali Pak, kan saya nanya." Ucap Gissa tanpa merasa bersalah.

"Mending lu diem deh Giss, gua ngeri nilai kita terancam gara-gara lidah lu yg licin itu." Ucap Ultra.

Airon hanya geleng kepala melihat kelakuan temen-temen Gissa.

"Pak kita ke rumah bapak ya, boleh?" Tanya Ultra.

"Ohh kalian mau nengokin Sally?" Tanya Airon.

"Iya Pak." Jawab Ultra.

"Mau bareng mobil saya?" Tanya Airon.

"Ga deh Pak, kita ngikutin dari belakang aja ya." Jawab Ultra.

"Oke, yaudah ayok." Ucap Airon dan masuk ke dalam mobil.

Mereka pun masuk ke dalam mobil Ultra dan melajukan mobil mereka mengikuti Airon.

Mereka sampai dirumah Airon. Dan turun dari mobil.

"Yuk, masuk." Ajak Airon.

Mereka mengikuti Airon kearah pintu masuk.

"Sempurna banget ya si Airon, udah ganteng terus kaya juga. Emang cocoknya punya istri kayak gua." Celetuk Gissa dan dibalas plototan oleh Ultra.

"Berisik banget khayalan lu Giss." Ucap Ultra.

Airon membuka pintu dan tak menemukan siapa-siapa dissna.

"Loh Ralla sama Sally mana? Masa di kamar." Gumam Airon.

"Bentar ya kalian duduk dulu, saya panggil Sally." Ucap Airon.

Airon menaiki tangga dan menuju kamar Sally.

"Sall, Sally.. Saaallly." Panggil Airon dari luar. Sally membuka pintunya.

"Ralla mana?" Tanya Airon saat melihat wajah Sally.

"Pergi." Jawab Sally singkat.

"Kemana?" Tanya Airon.

"Ga tau, kan saya bukan Ralla." Jawab Sally acuh.

"Kalian berantem ya?" Tanya Airon.

"Dih? Berantem kenapa?" Sally malah bertanya balik.

Dia Yg Tak Boleh Disebut NamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang