Airon dan Sally pulang dalam keadaan senyap, tak ada suara yg keluar diantara mereka.Sesampainya dirumah, Airon langsung ke kamar dan mengunci pintunya.
Sally menatap Iba Dosen mudanya. Dosen yg selama ini terlihat keras, kaku, kadang aneh dan juga menyebalkan ternyata menyimpan sebuah kerapuhan soal cinta.
Selang 1 jam, Sally mengetuk pintu kamar Airon.
"Aii, Airon. Kamu masih melek ga?" Ucap Sally pelan.
Airon membuka pintunya, dan melihat Sally membawa 2 gelas es kopi.
"Ngopi yuk di taman belakang." Ucap Sally dengan wajah tersenyum. Matanya membentuk bulan sabit, sangat lucu.
"Mana bisa saya nolak kalo muka kamu begitu." Ucap Airon dan mengambil 1 gelas kopi miliknya.
Sally tersenyum dan berjalan ke taman belakang bersama Airon.
"Gimana?" Tanya Sally.
"Enak, kopinya." Ucap Airon.
"Iya dong, tentu." Jawab Sally.
"Makasih ya Sall." Ucap Airon.
"Bayar lah, enak aja makasih doang." Ucap Sally.
"Oke, besok kita ke pantai." Ucap Airon.
"Ajak temen-temen boleh?" Tanya Sally.
"Boleh, tapi mereka suruh bawa mobil sendiri ya." Ledek Airon.
"Dih kenapa gitu?" Tanya Sally.
"Nanti berisik." Jawab Airon.
Sally tertawa keras, Airon hanya melihat gadis itu dengan tawanya yg khas.
"Saya kira dulu kamu pacarnya Ultra loh." Ucap Airon.
"Hahaha kenapa bisa bilang begitu?" Tanya Sally.
"Kalian deket banget."
"Ohh iya, kita emang dari awal masuk kuliah udah deket Ai. Dia temen kedua saya setelah Gissa." Ucap Sally.
"Oh ya?" Airon heran.
"Iya saya dikenalin sama Gissa, Ultra itu temennya Gissa awalnya." Jelas Sally.
"Pacar kamu siapa?" Tanya Airon.
"Ga ada." Jawab Sally.
"Mantan?" Tanya Airon.
"Ga ada juga." Jawab Sally.
"Kok bisa ga ada?" Tanya Airon.
"Pertanyaan macam apa itu." Jawab Sally sebal.
"Sal, menurut kamu saya harus apa sama Ralla?" Tanya Airon.
"Kok tanya saya?" Ucap Sally.
"Sall, saya cinta sama Ralla. Dia cinta pertama saya." Ucap Airon.
"Boleh tau gimana akhirnya kalian pacaran?" Tanya Sally.
"Waktu itu pas lulus SMA dia ngajak saya kuliah di singapore, karena saya emang cinta banget sama dia dari awal, jadi saya ikutin maunya dia. Ternyata dia nyuruh saya kuliah disana karena ada Sauki. Dia gamau sendirian ngejar Sauki." Jawab Airon.
"Terus?"
"Ya udah kita kuliah dengan jurusan yg beda-beda. Sampe akhirya Sauki punya pacar. Ralla terpuruk banget saat itu. Salah saya, saat dia begitu saya malah nembak dia." Jelas Airon.
"Diterima?" Tanya Sally.
"Diterima sampe sekarang kita pacaran. Saya pikir waktu itu tepat, karena ga ada Sauki diantara kita. Ternyata saya salah, Sauki emang udah sama yg lain. Tapi hati Ralla ga pernah berpaling. Dia terima saya cuma ga mau sakit sendirian, setidaknya ada saya yg jadi pelarian dia." Jelas Airon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yg Tak Boleh Disebut Namanya
Teen FictionCerita tentang perjalanan cinta seorang dosen muda