Mereka sampai di dermaga pulau pukul 13.05. Mereka turun satu persatu dari kapal dan menunggu barang-barang mereka.Airon disamperi oleh penduduk situ yg menyewakan cotage disana. Mereka berbincang sebentar.
"Yuk, cotagenya udah siap." Ucap Airon.
"Hah, kita 1 cotage Pak?" Tanya Gissa dramatis.
"I.. iyaa.. kenapa?" Tanya Airon bingung.
"Sweet banget ga sihhh, 2 pasang manusia dan 1 pawang hujan." Ucap Gissa meringis.
"Siapa pawang hujan?" Tanya Ultra.
"Gua, siapa lagi? Puas lu pada?" Ucap Gissa sebal. Namun dia tertawa.
"Nasib gua semenyedihkan ini ya?" Ucapnya kemudian.
Airon menghampiri Gissa dan menarik tangannya.
"Sally aja yg jadi pawang hujan." Ucap Airon bergurau.
Airon dan Gissa berjalan duluan menuju cotage.
"Uwwaaahh, plotwist sekali." Ujar Ultra.
"Mulut lu kemasukan ubur ubur baru rasa." Ucap Sally menepak pelan mulut Ultra yg terbuka.
"Hahahahahaha, makanya Kak jangan aneh-aneh. Ditabok kak Sally kan." Sahut Natta.
"Belain kek Natt." Ucap Ultra.
"Ga dulu makasih." Jawab Natta dan mengikuti Sally jalan.
"Biar Sally mencariku, biarkan dia terbang jauh. Dalam hatinya hanya satu, jauh hatinya hanya Airon." Ultra menyanyi asal.
"Gua keplak kepala lu, celeng lu Ul." Ucap Sally sebal.
"Hahaha sewot aja putri duyung." Ucap Ultra.
Sally tertawa dan berjalan bersama Natta. Sementara Ultra membawa tasnya, tas Natta dan tas Sally.
"Gua kayak porter deh. Ini kenapa jadi gua yg bawa semua?" Keluh Paul.
"Pilihannya cuma 2 Ul, bayar semua atau lu bawa semua. Hahahahaha." Sahut Sally.
"Iya juga sih, ya udah lah ya nerima nasib." Ucap Ultra dan masih berjalan di samping Sally dan Natta.
Sementara didepan mereka Airon dan Gissa jalan berdua, sudah tak bergandengan tangan. Tenang, Gissa selama ini hanya becanda dia tak seserius itu kepada Airon.
"Pak, Sally kurang apa?" Tanya Gissa jail.
"Sally? Sally ga ada kurangnya. Kamu yg ada kurangnya Giss." Ucap Airon.
"Apa kurang saya?" Tanya Gissa.
"Kurang ajar kamu nanya gitu sama saya." Jawab Airon becanda.
"Hahahaha, bapak bisa aja." Ucap Gissa sambil mengeplak bahu Airon.
"Waduhhh, main pukul aja. Dikira tangan gua adonan donat." Gumam Airon.
"Hahaha maaf Pak, reflek kebiasaan sama Ultra." Jawab Gissa.
"Iya iya gapapa." Ucap Airon.
"Bapak ga suka sama Sally?" Tanya Gissa.
"Gak Giss, biasa aja. Dia anaknya asik jadi saya seneng berteman sama dia." Jawa Airon.
"Berteman?" Tanya Gissa.
"Iya teman." Jawab Airon.
"Ga percaya saya Pak. Mana ada temen saling perhatian." Ucap Gissa.
"Siapa yg perhatian si Giss?" Tanya Airon.
"Paakk, itu si Kliwon, monyetnya si buta dari goa hantu aja tau kalo itu sebuah perhatian." Jawab Gissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yg Tak Boleh Disebut Namanya
Teen FictionCerita tentang perjalanan cinta seorang dosen muda