Natta kembali kerumah dalam keadaan hancur, dia merasakan luka yg tak berdarah.Dia mengingat lagi bagaimana awal mula dia dan Ultra bertemu, bagaimana Ultra yg dulu sangat misterius berubah menjadi satu-satunya pria yg dengan sangat rela menjadi pelindungnya.
"Kakk, kok tega sama aku? Kok tega ninggalin aku dalam sendiri? Kak, cepat pulang ya. Aku mau kamu." Ucap Natta menangis di kamarnya.
Dia masih tak mengerti mengapa Ultra pergi ke Swiss. Dan kenapa harus ada kalimat "Jika dalam 1 tahun aku ga kembali, berarti aku telah menjadi bagian dari bumi." Apakah maksudnya Ultra.......
Natta tak punya kekuatan selain menangis, dia terlalu sedih.
_______________________________________________________
Besok pagi, Natta berjalan di kampus dengan lunglai. Dia merasa kali ini kampus bukan lagi tempat ternyaman untuknya. Tak ada Ultra disana, tak ada pria yg selalu menyambutnya dengan senyumnya yg khas.
"Naatt.." Panggil Sally melihat Natta sendirian di Taman.
"Kak Sallly." Jawab Natta lemah.
"Naatt, jangan sedih ya. Ultra cuma sementara Natt." Ucap Sally.
Natta menatap Sally dengan tatapan nanar. Tak lama Gissa datang dan menghampiri mereka.
"Natt, jangan sedih terus. Gua ngerasa bersalah." Ucap Gissa.
"Gapapa Kak, jangan paksa aku untuk kuat ya Kak. Aku mau menikmati sedihku. Aku mau jujur sama apa yg aku rasain kak, aku ga mau munafik untuk diri aku sendiri." Jawab Natta pelan.
"Naatt." Ucap Gissa lirih.
"Kalo aku sedih, aku mau nangis, aku mau marah, aku mau kecewa biarin aku rasain dan lakuin itu semua Kak. Setidaknya itu penyembuh untuk aku." Ucap Natta kemudian.
"Iya Natt, kita paham." Jawab Sally pelan.
"Aku ga mau terlihat baik-baik aja sementar aku ga baik, yg akhirnya mentalku rusak karena ulahku sendiri Kak. Bukannya sedih, kecewa, marah dan sakit itu memang sesuatu yg bisa manusia rasakan. Gapapa ya Kak." Ucap Natta lagi, menahan airmatanya.
Sally dan Gissa menatap Natta yg terlihat rapuh.
"Naatt, Ultra bakal balik kok. Dia cuma lagi pulang ke negaranya. Orangtuanya kangen sama dia Natt." Gissa mencoba berbohong.
"Jangan bohongin aku Kak, jangan membohongi oranglain cuma biar keadaan seolah terlihat baik-baik aja." Jawab Natta menatap tajam Gissa.
"Tapi kan emang bener Natt." Ucap Gissa berusaha meyakinkan.
"Kak Ultra ga akan selipin sebuah pesan tersembunyi kalo dia cuma sekedar kembali pulang." Jelas Natta.
"Natt?" Gissa menatap bingung.
"Malah Kak Ultra udah memasrahkan dirinya untuk kembali ke bumi. Kakak tau kan artinya apa? 50% hidupnya dipertaruhkan." Jawab Natta.
"Aku, aku minta maaf Natt." Ucap Gissa pelan.
"Ceritain sama aku Kak sebenernya ada apa? Kalo pun suatu saat Kak Ultra kenapa-napa, itu akan jadi sebuah penghargaan buat dua kalo aku udah mengantarkan dia kembali ke bumi dalam kejujuran." Ucap Natta.
Gissa menatap Sally, bertanya dengan sorot matanya. Sally mengedipkan matanya menandakan sebuah persetujuan.
"Aku bakal cerita, tapi nanti ya. Kamu fokus belajar dulu aja sekarang." Jawab Gissa.
"Pulang kampus ya Kak, kamu utang penjelasan sama aku." Ucap Natta, matanya penuh harap.
"Iya Natta." Jawab Gissa bimbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yg Tak Boleh Disebut Namanya
Teen FictionCerita tentang perjalanan cinta seorang dosen muda