tujuhbelas

839 45 1
                                    


Airon mengangkat kepalanya dari bahu Sally. Dan menatap Sally.

"Maaf ya Sall, saya buat kamu risih." Ucap Airon.

Sally tersenyum dan menatap Airon.

"Ini ga dimakan? Sayang banget padahal enak loh." Ucap Sally menatap makanan diatas meja. Tiba-tiba dia tersenyum.

"Duduk sini Ai, diem-diem disini ya." Ucap Sally.

Dia kedalam rumah dan masuk ke kamarnya. Lalu mengambil beberapa lampu lilin yg ada dikamarnya.

"Kita candle light dinner aja, mubazir ini. Saya udah capek banget bikin ini semua." Ucapnya sambil mematikan lampu yg ada disana dan hanya tersisa cahaya dari beberapa lampu taman.

Airon memperhatikan apa yg Sally lakukan.

Sally duduk dihadapannya dan menatap Airon.

"Kayaknya ini emang buat saya deh." Ucapnya sambil menatap berkeliling.

"Marii kita rayakan hari patah hati, Bapak Airon." Ucap Sally mengangkat gelas berisi air ditangannya.

"Hahahahaha, kamu orang patah hati kok dirayakan?" Ucap Airon tertawa.

"Eh jangan salah Ai, patah hati bisa sama membahagiakannya kayak jatuh cinta." Ucap Sally.

"Iya oke.. aku setuju." Jawab Airon.

"Aku?" Tanya Sally.

"Iya aku, aku kamu. Lebih enak didenger." Ucap Airon.

"Aku..? boleh." Sally tersenyum manis.

Airon menatap gadis itu takjub. Ada saja yg Sally lakukan untuk membuatnya tersenyum.

"Ehh aku ganti baju dulu ya." Ucap Sally.

"Biar apa?" Tanya Airon.

"Biar total doong malam makan romantisnya, masa pake piyama. Ga gemes." Ucapnya sambil berdiri dan berjalan.

"Ga usah, kamu begitu aja udah sangat bagus." Ucap Airon menahan tangan Sally.

Sally menunduk menatap Airon yg terduduk. Sementara Airon menatap Sally dan tersenyum.

"Dihh ga mempan gombalannya." Ucap Sally namun dia duduk kembali.

"Ga mempan tapi ga jadi ganti baju. Hahahahaha. Gengsi bilang sist." Ledek Airon.

Sally menatap Airon yg tertawa.

"Terimakasih sudah tertawa lagi Airon. Jangan sampe kelabu ada diwajah kamu lagi ya." Ucap Sally dalam hati dan menatap Airon.

Dia lalu mengambil makanan yg ada dimeja dan mulai memakannya.

"Enak bangett, besok kita jualan ini yuk di Kampus." Ucap Sally.

"Hah? Tiba-tiba banget tuh ide?" Tanya Airon.

"Boleh kan? Boleh dong. Lumayan Ai nambahin uang jajan." Ucap Sally.

"Gak Sall, ga lumayan. Kamu enak jualin doang. Aku yg gempor masaknya." Jawab Airon.

"Hahahahahahahahaha, peliiitt." Ledek Sally.

"Gapapa, kalo cuma buat uang jajan aku masih bisa kasih kamu." Jawab Airon.

"Dih jadi bapakku dulu berarti." Ucap Sally.

"Suamimu aja gimana?" Goda Airon.

"Baru putus! Sembuhin aja dulu tuh luka. Udah mau nyari luka baru." Ledek Sally, dia pun tertawa.

"Terimakasih Sally, untung ada kamu disini. Coba kalo gak, mungkin sekarang aku lagi dipinggir jalan, jalan ga tau kemana sambil nangis dan keliatan kayak orang gila." Ucap Airon dalam hati.

Dia Yg Tak Boleh Disebut NamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang