kelima

1K 49 0
                                    


Keesokan paginya Sally turun kebawah untuk pergi ke kampus. Dia melihat Airon duduk di ruang tamu.

"Pagi Pak." Sapa Sally.

Airon menatap Sally dan meliriknya tajam.

"Airon! Cukup panggil Airon!" Ucapnya tegas.

"Yaa kan kamu dosen saya, masa saya ga sopan."

"Saya dosen juga di kampus, bukan di rumah ini." Ucap Airon penuh tekanan.

"Ya udah iya." Ucap Sally. Dia malas berdebat.

Sally pun berjalan kearah pintu luar.

"Mau kemana?" Tanya Airon lagi.

"Ke kampus lah masa ke kebon binatang." Jawab Sally asal.

"Bareng." Ucap Airon.

"Gak, saya sendiri aja." Tolak Sally.

"Gak, sama saya." Ucap Airon tegas.

"Ih ga mau, nanti ada yg liat ahh. Maluuu." Ucap Sally.

"Kamu malu jalan sama saya?" Tanya Airon kesal.

"Duh bukan gitu, nanti jadi bahan omongan Pak." Jawab Sally.

"Pak?" Airon menatap tajam.

"Airon." Jawab Sally.

"Ya udah ayok berangkat." Ucap Airon.

"Gak." Sally masih tetap pada pendiriannya.

"Oke, kalo gitu kamu ga usah tinggal disini lagi." Ancam Airon.

"Hah, kok gitu." Sally bingung.

"Terserah saya, kamu boleh nolak saya. Kenapa saya ga boleh nolak kamu buat ada disini?" Ucap Airon membuat Sally terdiam.

"Ck ini apaan sih." Gerutu Sally.

"Oke kalo gitu kita bikin perjanjian." Ucap Airon.

"Perjanjian apa?" Tanya Sally

"Kalau kamu mau tetap tinggal disini, kamu harus turutin semua permintaan saya tanpa kecuali." Ucap Airon membuat Sally melotot.

"Perjanjian apa itu?" Tanya Sally heran.

"Mau apa ga?" Tanya Airon tegas.

"Gak." Jawab Sally tak kalah tegas

"Ya udah kamu boleh pulang ke rumah kamu."

"Airon!"

"Apa?" Jawab Airon lembut sekali menatap Sally.

"Oke, deal." Sally pasrah.

"Kalo kamu menolak satu permintaan saya, kamu bayar denda." Ancam Airon.

"Dendanya apa?" Tanya Sally ragu

"Nanti saya pikirin. Sekarang kita berangkat. Ga pake nolak." Ucap Airon dan berdiri.

Dia Yg Tak Boleh Disebut NamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang