tigabelas

824 43 0
                                    


Sally terdiam cukup lama dalam pelukan Airon. Dan akhirnya tersadar. Dia lalu melepaskan pelukannya.

"Makasih Ai, saya gapapa." Ucap Sally pelan.

"Sall, istirahat ya. Mau saya temani?" Tanya Airon.

Sally mendelik dan menatap Airon.

"Ga usah kesempatan deh, ga perlu." Ucap Sally galak.

"Wah udah balik lagi jadi nenek sihir." Ucap Airon dan berdiri. Dia berjalan kearah luar.

"Makasih Ai." Ucap Sally singkat tanpa menatap Airon.

Airon membalikkan badannya dan melihat Sally menatap kosong kedepan. Dia meninggalkan Sally dan berlalu ke kamarnya.

Di kamarnya Airon mengambil handphonenya dan mengirim pesan kepada Ralla.

*chat Ralla.

"La, sampe kapan? Kita udah mau 4 tahun. Dan kamu masih begitu aja. Kurang aku apa La?" Airon berbicara sendiri.

Airon duduk di atas kamarnya yg temaram, dia mengingat kejadian Sally tadi. Begitu paniknya dia melihat Sally tak berdaya.

"Gua ga mungkin suka sama Sally, gua cuma sedang berusaha melindungi dia aja ga lebih. Gua punya Ralla, dan gua cinta sama dia. Walaupun gua ga tau seberapa besar cinta Ralla buat gua." Ucap Airon lagi.

Airon berjalan keluar, dia ingin mengambil minum dan menuruni tangga. Di dapur dia melihat Sally sedang minum.

"Kok ga tidur Sall?" Tanya Airon.

"Aus, tenggorokan saya kering banget." Ucap Sally.

"Kamu pucet, kamu oke Sall?" Tanya Airon.

"Saya gapapa Ai, apa sih." Ucap Sally.

Airon memegang kening Sally. Dan beralih ke pipinya.

"Kamu keringet dingin gini Sall, besok ga usah kuliah ya. Saya ga izinin." Ucap Airon.

"Ga bisa Ai, besok kan pelajaran kamu. Saya udah ketinggalan mata kuliah kamu. Nanti kamu kasih saya nilai D." Protes Sally.

"Kamu dirumah, saya kasih nilai B atau kamu ke kampus, semua pelajaran saya ga lulus? Pilih mana?" Tanya Airon tajam.

"Ck mainnya ngancem ahh kayak mafia." Ucap Sally.

"Mafia." Gumam Airon, dan dia tersenyum.

"Ga usah manyun manyun gitu, jelek." Ucap Airon lagi melihat Sally yg cemberut.

"Tapi Aii..."

"Ga ada tapi Sall, nurut bisa ga?" Tanya Airon.

"Gak!" Jawab Sally galak dan dia membalikkan badannya.

"Sall, bisa ga sih nurut sama saya. Saya khawatir." Teriak Airon saat Sally berada ditangga bawah.

Sally terdiam dan menoleh kearah Airon dan menatap Airon yg wajahnya tersirat sebuah kekhawatiran.

Sally turun dan menghampiri Airon.

"Iya Bapak Dosen yg galak, kaku, aneh, absurd, nyebelin. Iya saya besok dirumah. Udah?" Ucap Sally mendekatkan wajahnya pada Airon.

Airon menatap Sally, dia tertegun sesaat.

"Gitu dong, jadi saya ga capek buat jelasin berkali-kali." Ucap Airon dan meninggalkan Sally.

Gadis itu selalu membuatnya lemah dengan tatapannya.

_______________________________________________________

Besok paginya Airon sudah rapi dan berada di dapur, dia sedang membuatkan susu untuk Sally.

Sally turun dalam keadaan sudah rapi dan mandi, seperti akan pergi.

Dia Yg Tak Boleh Disebut NamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang