Seminggu setelah kepulangan Ultra yg masih menjadi misteri.Ultra masih belum menceritakan bagaimana detailnya sampai akhirnya dia kembali ke Indonesia.
Sore itu mereka berkumpul di rumah Airon, karena memang hanya rumah Airon yg tempatnya strategis.
"Haii, spadaa.. siapa ada.." Panggil Ultra dari luar. Dia datang bersama Natta.
Sementara Sally dan Airon sedang di dapur, mereka menyiapkan makanan untuk teman-temannya.
"Adududuuuhhhhh,, kalah yg beneran suami istri ini sih." Ledek Ultra.
"Berisik bangett lu bandot." Ucap Sally sebal.
"Yeee bandot bandot gini juga lu sayang kan sama gua?" Ledek Ultra.
"Dihh, kalo pede jangan overdosis. Mati ntar." Sahut Sally.
Ultra menghampiri Sally dan mendekatkan wajahnya ke wajah Sally.
"Gengsi lu naik roket ya? Noh terbang tinggi menembus gugusan bintang bintang." Ledek Ultra dan kemudian tertawa.
Sally mendelik mendengar ucapan Ultra, Ultra berjalan ke belakang bersama Natta.
"Jangan bilang gak kangen gua, Sall. Pacar lu, luarnya doang laki tapi mulutnya kayak cewek. Emberrr." Celetuk Ultra lagi.
Sally mendelik kearah Airon, dan Airon hanya nyengir melihat Sally melotot.
"Mata kamu nanti keluar loh sayang. Lompat dia kayak kodok." Goda Airon.
"Kamu kodoknya, berisik banget kayak lagi minta ujan." Jawab Sally asal.
"Hah?" Airon bingung.
"Liat aja kodok kalo lagi minta ujan suka pada saut-sautan di sawah." Jelas Sally makin ngaco.
"Masa?" Airon tak percaya.
"Bingung ya Ron? Si Sally dulu sejenis kodok soalnya. Berubah jadi manusia, kutukannya udah abis." Sahut Ultra yg tau-tau sudah dibelakang mereka.
"Luuu, uugghh. Balik sono ke negara lu, berbaur sama domba-domba disana." Ucap Sally sebal.
"Nanti lu nangis lagi Sal, airmata lu terlalu mahal Sal untuk seorang mafia kayak gua." Ledek Ultra sambil merangkul Sally.
"Lepasin tangan lu, atau gua tebas dari sini." Ancam Sally.
"Yg mafia dia apa gua sih, buset." Ucap Ultra sambil nenarik tangannya.
"Hahahaha, kejam dia mah. Kayak penjajah." Sahut Airon.
"Oh selama ini lu dijajah ya Ron?" Tanya Ultra kemudian.
"Lu bisa pergi ga dari sini. Temenin noh si Natta dibelakang. Ganggu!" Sahut Sally makin sebal.
"Lu mau ciuman ya?" Ledek Ultra lagi.
"Baaaangggsss***tttt." Teriak Sally, Ultra kabur dari sana dan menghampiri Natta dibelakang.
"Beneran mau, juga boleh kok Sayang." Ucap Airon, dan membuat Sally mendelik.
"Ampuuunnn Mbaahh." Ledek Airon.
"Aaiiii....." Sally merajuk manja.
"Uhh sayang sayang maaf yaaa." Airon mengusap kedua pipi Sally dengan tangannya.
"Dihhh, apaan nih. Gua dateng-dateng liat adegan 18+ begini." Suara Gissa mengagetkan keduanya.
"Minimal Salam, Giss." Ucap Airon sambil pergi membawa semangka ke belakang.
"Dan ga ada adegan 18+ yaa, tolooongg! Adegan 18+ begitu, gimana adegan 21+ nya hah?" Ucap Sally sewot.
"Adegan 21+ nya main congklak. Hahahaha." Jawab Sally.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yg Tak Boleh Disebut Namanya
Teen FictionCerita tentang perjalanan cinta seorang dosen muda