PORSCHE - POV
"Teman-teman, bisakah kita membicarakan hal ini sekali lagi? Tolong? TOLONG!"
Susah mengemis kalau tubuh digantung terbalik, digantung di katrol dan diturunkan ke lubang yang akan diisi semen.
Umurku baru 24 tahun! Aku belum mau mati!
"Kalau begitu berikan uangnya padaku, Porsche." Kata Vegas, tangan kanan bos mafia, sambil berdiri di depan tubuhku yang terbalik.
"Aku akan memberikannya padamu! Beri aku waktu untuk mengambil uangnya!" Teriakku saat tali katrol yang mengikatku diturunkan lagi.
"Berhenti! Berhenti! Sialan! Jika kau membunuhku, bagaimana kau bisa mendapatkan uangmu?!"
"Jika aku membunuhmu, aku akan merasa senang karena kau tidak akan mencoba kabur lagi." Kata Vegas dengan bosan.
"Sekali! Cuma sekali! Aku bersumpah itu tidak akan terjadi lagi, kenapa kau tidak percaya padaku? Kau punya masalah kepercayaan yang serius."
Dia memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menurunkanku lagi.
"Maafkan aku! Maafkan aku!" Aku berteriak sekuat tenaga. Katrol itu berhenti, aku bernapas lega. Aku memohon pada Vegas.
"Aku akan memberikan uang itu untukmu. Aku akan membayarnya. Aku hanya perlu mencari temanku yang..."
"Kau tahu apa masalahmu, Porsche? Kau cukup manis tapi bodoh. Benar-benar bodoh." Kata Vegas.
Shiaa! Rasanya sakit sekali...
"Kau membiarkan dirimu menjadi budak untuk bosmu di perusahaan suram tempatmu bekerja hanya demi upah kecil. Kau membiarkan teman-temanmu menipumu dan kau tidak melakukan apa pun ketika ayahmu mengusirmu dari rumah..."
"Orang tuaku menyayangiku, hanya saja..."
"Hanya saja mereka lelah membereskan semua kekacauanmu. Akui saja Porsche, kau memang pengacau. Badut tidak berguna."
Aku merasakan dadaku sesak mendengar setiap kata yang diucapkannya. Tidak ada ruginya jika kata-kata itu tidak benar. Tapi masalahnya Vegas benar.
Aku seorang pengacau. Hanya ada kekecewaan dalam hidupku.
Tapi aku tetap tidak pantas mati semuda ini! Apalagi dengan cara begini!
"Oke! Kau benar, Vegas. Tapi tetap saja, jika kau memberi kelonggaran dan memberiku lebih banyak waktu, aku akan membayarmu." Aku meringis.
"Total semua 3 juta baht." Vegas dan anak buahnya menertawakanku. Aku akan tertawa juga karena itu terlalu gila, bagaimana aku bisa membayarnya 3 juta baht, aku bahkan tidak punya 100 baht dalam dompetku?
Aku benar-benar bangkrut. Semua berkat temanku yang membujukku untuk berhutang pada bos mafia Vegas dan dia melarikan diri membawa uang itu.
Itu tiga bulan lalu. Aku telah hidup sengsara karena teror dari Vegas dan anak buahnya selama dua bulan ini.
Saat orang tuaku mengetahui kesalahanku ini, mereka mengusirku dari rumah. Aku merasa bersalah mendengar ibuku menangis.
"Dari semua orang, kau memutuskan untuk berhutang pada mafia?! Dasar bodoh!" Ibuku berteriak sambil menangis dan memelukku di dadanya. Ayahku tampak cemas dan mundur pada saat yang sama.
Mereka akhirnya mengusirku.
Dan seperti terjatuh lalu tertimpa tangga. Perusahaanku baru saja memecatku hari ini. Jadi ya...itu melengkapi penderitaan dalam hidupku.
Tidak ada orang tua. Tidak ada pekerjaan. Berhutang 3 juta baht pada mafia yang akan membunuhku begitu aku gagal membayar uangnya.
Mungkin sebaiknya aku membiarkan Vegas menguburku dalam semen.
Tapi aku termasuk orang yang beruntung. Naluriku untuk bertahan hidup selalu muncul dengan kuat ketika aku menempatkan diriku dalam situasi gawat seperti ini.Aku pernah mengendarai sepeda motor dalam keadaan mabuk dan menabrak tembok. Aku selamat tetapi orang tuaku harus mengganti rugi untuk tembok dan sepeda motor itu.
Di lain waktu, aku mencoba terbang dengan melompat dari dahan pohon yang tinggi, dan pada akhirnya pinggul kiriku patah. Dokter memberi tahu orang tuaku bahwa aku akan sulit berjalan lagi. Tapi naluri bertahan hidupku muncul dan aku membuktikan bahwa vonis dokter salah. Aku berumur 13 tahun saat itu.
Lihat, aku orang yang selalu selamat dan aku akan selamat dari situasi ini juga. Selama Vegas membiarkanku lolos kali ini.
Aku menatap mata Vegas, tangan kanan sang bos mafia.
"Aku akan membayar uang itu, aku bersumpah..."
Vegas mendekat ke arahku dan membelai wajahku. Dia berbisik, "Kau tidak harus melalui kesulitan seperti ini, Porsche. Asal kau setuju dengan syaratku..."
Menjadi kekasihnya.
FUCK NO! TIDAK!!!!
Maksudku, aku gay dan Vegas tidak jelek tapi dia bukan tipeku. Aku suka pria yang lebih manis dariku. Bukan pria bertubuh besar yang bisa mengangkatku dan melemparkanku ke kasur untuk meniduriku.
Tidak! Aku seorang Top. TOP!
Tapi Vegas ingin aku menjadi kekasihnya dan itu tidak akan pernah terjadi.
Tapi aku tersenyum padanya, "Aku akan memikirkannya, tapi untuk saat ini biarkan aku lolos dan berpikir cara lain dulu. Tapi tawaranmu akan berada di urutan teratas dalam pilihanku jika aku benar-benar putus asa."
Vegas mengerutkan kening, "Kau digantung terbalik di katrol, akan dikubur dalam semen dan kau tidak berpikir kau putus asa."
Aku menggelengkan kepala, "Ada situasi yang disayangkan, dan ada situasi yang menyedihkan. Dan ini adalah situasi yang sangat disayangkan."
Vegas menggelengkan kepalanya dan menatapku seolah-olah aku adalah orang idiot yang melepaskan kepalanya. Mendapat tatapan seperti itu adalah hal yang biasa bagiku.
Kami saling menatap. Aku mencoba tersenyum lagi. Dia menghela nafas dan menganggukkan kepalanya dan memberi isyarat pada orang yang memegang katrol untuk menarik tali katrol dan menurunkannya ke lantai dan bukan ke lubang di bawahnya.
Anak buah Vegas melepaskan ikatanku dan bahkan membantuku untuk berdiri.
"Satu minggu," kata Vegas.
"Satu bulan," aku bernegosiasi.
"Ayolah Vegas, satu minggu itu terlalu cepat. Beri aku satu bulan dan aku akan melunasinya."
"Dua minggu," kata Vegas, "Tawaran terakhir."
"Ai sat!" Aku mengumpat. Dia memelototiku. Aku mengangkat tanganku tanda menyerah.
"Oke, dua minggu." Kataku.
Setelah memberiku tatapan yang lebih mengerikan dari kematian, Vegas dan anak buahnya meninggalkanku sendirian di lokasi konstruksi yang gelap dan sepi itu.
Aku menghitung satu sampai tiga dan kemudian aku berteriak.
"PERSETAN DENGAN HIDUPKU!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Kingdom - KinnPorsche
RomanceKinn Theerapanyakul adalah seorang pangeran modern di Thailand. Pewaris tahta dan bujangan paling memenuhi syarat di negeri ini. Tapi dia tidak ingin menyerahkan wanita yang dicintainya dalam bencana yang membingungkan, kehidupan seperti sirkus dan...