Bab 28

524 57 1
                                    

KINN - POV

"Kenapa kau membiarkan tunanganmu melakukan itu padamu?" Raja bertanya dengan suara tidak percaya saat aku berdiri di hadapannya, ibu, dan nenekku.

Lagi. Aku dipanggil untuk menjelaskan. Tapi kali ini Porsche dan Pete tidak bersamaku.

Porsche merajuk dan langsung pergi ke kamarnya setelah kami pulang dari acara orasi di mana dia menunjukkan pada semua orang bahwa dia bisa memelintir lenganku sementara aku membalas dengan membaringkannya telentang di bawahku.

Sekarang aku benar-benar bisa melihat bagaimana pertunangan ini akan berjalan.

Aku mendecakkan lidahku, "Porsche menguasai Taekwondo, Aikido, dan Judo. Sedangkan yang aku tahu hanyalah mengayunkan pedang dan menembakkan pistol. Tanpa senjata apa pun di tanganku, dia bisa menjatuhkanku kapan saja. Kurasa ayah seharusnya membiarkan aku belajar Karate atau Wushu.."

"Kinn," ibuku menggelengkan kepalanya.

Ah aku lupa. Ini adalah Keluarga Kerajaan. Kami melakukan sesuatu yang mulia seperti anggar dan tembak-menembak. Tidak ada ilmu bela diri yang bisa berguna dalam peperangan.

"Lagipula itu salahnya," ibuku menambahkan pada ayah dan nenekku sebelum berbalik padaku.

"Seharusnya kau memang tidak berlarut-larut soal Porsche yang hampir mengalami kecelakaan itu. Mengabaikannya atau menghindarinya bukanlah hal yang benar, tapi kau melakukannya selama dua hari penuh. Kalau aku di posisi Porsche, aku juga akan kesal." Lanjut Ibuku.

"Dia memelintir lengan putramu. Kurasa Porsche sudah melewati tahap kesal. Tapi tetap saja, meskipun dia marah pada Kinn, dia seharusnya menunggu sampai mereka hanya berdua untuk memberi pelajaran pada putramu," kata Raja pada ibuku.

"Raja benar." Nenekku setuju.

"Ratu, kita sudah berkali-kali mengalami situasi seperti Porsche sebelumnya. Kesal dan marah pada suami kita tapi kita tidak pernah mempermalukan mereka di depan umum seperti yang dilakukan Porsche pada Putra Mahkota." Lanjut nenek.

Ibuku mengangguk, "Iya. Tapi kita perempuan dan lebih sabar. Sementara Porsche pria, dengan harga diri seorang pria. Kinn seharusnya memikirkan hal itu. Dia bertunangan dengan seorang pria. Dengan ego seorang pria. Putra Mahkota harus lebih berhati-hati dalam memperlakukan tunangannya dengan hormat dan perhatian. Porsche telah bersabar selama dua hari terakhir karena Kinn menghindarinya. Apa lagi yang bisa kau minta dari pria itu?"

Mereka semua menghela nafas dan menatapku penuh arti.

"Aku dan Porsche sudah bicara saat dalam perjalanan kembali ke sini. Semua masalah sudah kami selesaikan dan kami baik-baik saja," kataku.

Oke, baiklah sedikit berlebihan tapi kita sudah mencapai pemahaman. Jangan saling menghindari jika kita bisa membicarakan masalah apa pun yang akan muncul.

"Aku harap ini tidak akan terjadi lagi, Kinn." Ayahku berkata.

Aku juga berharap begitu. Aku sekarang merasakan akibat lenganku dipelintir oleh seseorang yang terlatih Judo seperti Porsche.

Taekwondo. Judo. Aikido.

Aku tidak akan punya kesempatan apa pun untuk bertahan dalam pertunangan ini jika aku membuat Porsche kesal.

__________________


PORSCHE - POV

Setidaknya Kinn makan malam bersamaku dan keluarganya. Tidak ada lagi yang menyentuh masalah "hampir kecelakaan". Percakapan di meja makan berkisar pada kunjungan Raja di sebuah provinsi di Selatan dan ketentuan yang ingin ia usulkan pada pemerintah untuk rakyat di sana.

Love In The Kingdom - KinnPorscheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang