Bab 35

608 53 3
                                    

PORSCHE - POV

"Apa?" Aku bergegas turun dari tempat tidur untuk berdiri di depan Kinn.

"Kau akan mengakui segalanya, kepada Keluargamu dan kepada publik? Kepada semua orang?"

Kinn mengangguk.

"Tapi kenapa?"

Kinn meraih tanganku. Tangannya masih terasa dingin namun senyumannya padaku sehangat sinar matahari di pagi hari. Sangat menyegarkan.

“Itulah satu-satunya cara agar kita bisa memiliki catatan yang bersih dan menjadikan pertunangan ini nyata.” Katanya sambil meremas tanganku.

Deg!

Nyata? Pertunangan ini menjadi nyata? Apa maksudnya? Dia ingin bertunangan denganku secara nyata?

 Dia...Kinn...dia...

"Aku ingin bersamamu Porsche." Ucapnya sambil melihat tangan kami yang berpegangan.

"Aku berpikir dan merenungkannya selama berjam-jam. Mengobrak abrik isi kepalaku. Membuang semua yang aku tahu dan aku yakini. Mengambil satu per satu yang perlu aku ambil. Mengingat hal yang perlu kuingat. Mencoba mengucapkannya dengan keras. Mencoba meneriakkan isi kepalaku. Aku marah. Aku takut. Aku bahkan menangis. Aku bahkan berdoa. Aku menjaga jarak darimu. Meyakinkan diriku sendiri bahwa aku melakukan ini dengan cara yang benar. Berbohong pada diriku sendiri. Mengatakan pada diriku sendiri apa yang terjadi sebenarnya. Memejamkan mataku lalu membukanya lagi. Memikirkan masa lalu, masa kini, dan apa yang aku inginkan dan butuhkan di masa depan. Dan setelah semua itu, aku sadar..." Kinn menatapku dan tersenyum lagi.

Aku menelan ludah, "Kau sadar apa?"

"Aku hanya melihatmu." Jawabnya sambil menatap mataku.

"Aku selalu melihatmu. Aku hanya mengingatmu. Dan saat itulah aku mengambil keputusan untuk melepaskanmu..."

Kakiku hampir terhuyung, "K-kau melepaskanku?"

Kinn mengangguk, "Jadi aku bisa datang kepadamu dalam keadaan bersih dan kau juga bisa memutuskan apa kau akan melihatku atau tidak."

Oh, aku melihatnya. Aku sangat sering melihatnya.

Aku menggigit bibir bawahku saat air mata mengalir di mataku.

"Kinn...apa kau yakin..."

"Tidak," dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku tidak akan pernah yakin. Tapi yang aku yakini adalah ini, jika aku melakukan ini, aku ingin melakukan ini bersamamu. Jika aku harus terlihat buruk dan tidak layak di mata semua orang, aku ingin alasannya adalah dirimu. Jika aku harus melepaskan citra sempurnaku, aku ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa aku melakukannya untukmu. Karena sekarang kau adalah alasanku untuk segala hal yang aku lakukan..."

Astaga! Ya Tuhan! Apa yang harus aku lakukan?

Aku menggeleng, "Tidak! Tidak, jangan lakukan itu!" Aku berteriak sebelum melepaskan tangannya dari tanganku.

"Jangan..."

“Porsche..” Kinn berdiri dan memegang bahuku sebelum aku bisa lari darinya.

"Apa yang salah?"

"Kau.. kau yang salah!"Aku berteriak padanya.

"Kenapa?! Kenapa kau merusak segalanya...kau...namamu...gelarmu...KENAPA?!"

"Porsche..."

"Jangan!" Aku berpegangan pada pelukannya.

"Jangan Kinn...aku takut,"

Love In The Kingdom - KinnPorscheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang