GENIT

124 91 109
                                    

Sudah seminggu Ara selesai ujian kelulusan. Kini gadis itu sedang berlibur sembari menunggu hasil kelulusan Keluar.

Ara sering berkunjung di kantor Asep semenjak selesai ujian.

Bukan Ara yang meminta melainkan Asep yang ingin di temani oleh Ara. Bahkan ia telah menyiapkan stok snack agar Ara betah menemani nya bekerja.

Jemari kekar nya sibuk mengotak atik laptop di depannya dengan wajah serius. Sesekali ia melirik Ara yang asik bermain handphone dengan mulut tak berhenti mengunyah.

Hubungan mereka akhir akhir ini membaik semenjak kepergian Fitri yang di bawa keluar negara oleh Adam suaminya.

Asep bersyukur akhirnya ia bisa move on sepenuhnya dari Fitri.

Ia tak akan terlena lagi dengan masalalu.

Cukup selama ini ia bodoh menyakiti hati Ara yang selama ini selalu ada untuknya. Bahkan gadis itu tak meninggalkan nya dalam keadaan sulit sedikit pun.

Berbeda dengan Fitri yang terus terusan meminta kosmetik dan harus ke salon tiap Minggu nya .

Asep sampai meminjam uang sana sini demi Fitri bisa puas dan tidak meninggalkan nya namun na'as nya Fitri malah menikah dengan lelaki lain setelah semua perjuangan nya untuk Fitri.

Jika bersama Ara ia tak pusing memikirkan uang biaya kesalon bahkan gadis itu sendiri yang menolak jika di ajak dengan alasan 'cari uang itu susah mas ,alami aja ga usah salon salonan' .

Hati Asep benar benar tersentuh mendengar penolakan Ara. Dimana wanita itu kebanyakan matre tapi berbeda dengan Ara , ia bahkan selalu bertanya ketika Asep memberikan nya sesuatu.

Seperti jajanan yang ia makan saat ini.

"Mas ,sini deh makan bareng Ara jangan kerja terus" ajak Ara.

"Makan duluan aja sayang,habisin itu buat kamu" Asep menjawab dengan mata fokus pada layar laptop nya.

"Mas beli semua ini emang nya ada buat makan mas? Udah ngasih ibu bapak kamu belum mas?" Pertanyaan itu kembali keluar dari bibir Ara ketika Asep memberikan sesuatu.

"Sayang, dengerin ya kamu itu ga perlu mikirin aku ada buat makan atau nggk nya ,kamu ga perlu mikirin aku udah ngasih orang tua atau belum nya , aku tau mana kewajiban aku , intinya kamu makan aja ,kamu terima aja apa yang aku kasih. Kalau soal orang tua  pastinya udah aku kasih dong" ucap Asep melirik Ara lalu memfokuskan kembali pada laptopnya.

"Ouhhhh ya udah Ara ga nanya" Sifat menyebalkan Ara kembali keluar membuat Asep gemas

"Iya sayang sak karepmu" ujar Asep membuat Ara Tersenyum.

Ketukan pada pintu mengalihkan atensi Ara.

"Mas minta tolong bukain pintu nya dek" perintah Asep.

"Iya mas" Ara berjalan membuka kan pintu hingga dua wanita cantik berdiri di depan nya . Yang satu Ara mengenalnya ,dia adalah HRD di perusahaan ini. Dan satu lagi seperti nya karyawan baru ,Ara tidak pernah melihatnya.

"Hai Ara ,masih libur sekolah kamu ya?" Tanya Vita HRD itu.

"Iya kak Vita, mau ketemu Mas Asep ya?" Tanya Ara membuat Vita tersenyum mengangguk kepalanya tanda iya.

Ara mempersilahkan mereka masuk lalu kembali duduk menghabiskan makanan nya membuat Vita tersenyum gemas.

"Ada apa Vita ?" Tanya Asep.

"Ini ada Veronika calon sekretaris pribadi yang akan bapak interview " ucap Vita

"Oke ,kamu boleh kembali bekerja" ucap Asep , ia tau Vita pasti akan menggangu nya lagi . Pasalnya mata Vita dari tadi tak berhenti melirik gemas pada Ara. Jangan sampai Vita dengan Ara membuat nya menahan salting di depan calon karyawan.

"Aduh pak buru buru banget, itu di kasih kejelasan dong pak kan sebentar lagi usia nya legal" ucap Vita dengan candaan membuat Asep menatap nya tajam.

"Araaaa, aku balik kerja dulu ya bilang sama Mas nya kepastian nya kapan okay!?" Ucap Vita berlari meninggalkan ruangan membuat Ara menatap penuh tanya pada Asep.

"Gapapa,lanjut gih makannya dek" ujar Asep.

"Kamu silahkan duduk" pinta Asep pada calon karyawan itu.

Sedari tadi karyawan itu hanya tersenyum manis melihat Asep.

"Baik Pak"

"Jelaskan alasan kenapa saya harus menerima kamu sebagai sekretaris disini yang sifat nya kamu harus siap bekerja dengan tuntutan" Asep berucap langsung pada intinya,sedari tadi Ara terlihat cemberut ketika Veronika menatap kagum pada Asep.

"Karena saya menjamin seratus persen pekerja saya sangat bagus dan lagi saya dulunya memiliki perusahaan sendiri tapi bangkrut karena saya masuk rumah sakit dan tidak ada yang meneruskan nya ,jadi saya sangat berpengalaman dalam hal ini serta bisa menjadi pertimbangan yang matang buat bapak" ucap Veronika dengan percaya diri dan senyum mengembang nya.

"Jika kamu melakukan penghianatan apa kamu sanggup menerima segala sanksi nya?"

"Saya sanggup dan saya tidak akan melakukan penghianatan " lagi lagi kepercayaan diri Veronika membuat Asep yakin.

Sebelum nya ia sudah membaca semua berkas diri tentang Veronika namun ia ingin tau sejauh apa publik speaking yang dimiliki nya.

"Baik, saya sudah mencatat semua yang kamu ucapkan. Untuk info lebih lanjut nya kamu bisa menunggu kabar via email" ucap Asep tegas membuat Veronika tertantang untuk mendekati nya.

"Pak, saya boleh bertanya di luar kerjaan?" Tanya Veronika membuat Ara menatap sinis.

"Sepenting apa ?" Asep balik bertanya

"Penting banget pak,boleh ya?" Tanya nya

"Hm" Asep berdehem membuat Ara mendelik kesal dengan nya.

"Bapak umur berapa Keliatan nya masih muda sekali" tanya Veronika.

"Saya masih berusia dua puluh  tahun, ada apa ?" Tanya Asep membuat Veronika tersenyum manis

"Kita seumuran ,boleh kan saya panggil mas jika di luar kantor?"

"MAS ASEP LIAT IHHH ADA KARYAWAN BARU YANG GENIT BANGET DI TIKTOK NIH, SO ASIK BANGET GA SIH" Teriak Ara membuat Asep menahan senyumnya,ia tau jika Ara sedang menghina Veronika.

Ah cemburu nya lucu sekali'batin Asep

"Dek, kamu jangan mencela obrolan orang dewasa dong. Kamu ga liat Abang kamu lagi melayani tamu?" Tegur Veronika membuat Ara cemberut.

"Ada masalah apa kamu melarang dia berbicara? Kamu belum di terima di perusahaan ini tapi sudah berani melarang dia?" Tegur Asep membuat Veronika meringis.

"Ara, sini pangku sama mas" perintah Asep membuat Ara duduk di pangkuan nya.

"Ara minta maaf mas" ucap Ara membuat Asep Tersenyum gemas menghujami wajah gadis itu dengan ciuman .

Veronika yang melihat itu merasa kesal dengan Ara.

"Pak, sebaik nya sewajarnya aja sama adiknya" ucap Veronika membuat Asep tersulut emosi. Baru calon karyawan sudah seenak nya mengatur.

"Dia calon istri saya, punya hak apa kamu. Keluar dari ruangan saya sekarang!" Bentak Asep membuat Veronika bergegas keluar.

"Ihhh mas Ara takuttt" ucap Ara membuat Asep menatapnya.

"Takut apa ,hm?"  Tanya Asep.

"Mas marah marah ,takut jadinya Ara" ucap Ara membuat Asep kembali mengontrol emosinya. Ia tersenyum manis mengelus rambut Ara dengan sayang.

"Maaf ya mas bikin kamu takut" ucap Asep tulus

"Iya mas"

"Menurut kamu mas terima atau nggak karyawan tadi?" Tanya Asep.

"Ara sih terserah mas aja ,tapi pikir pikir lagi deh genit banget ga suka Ara" ucap Ara menjelaskan dengan menggebu gebu membuat Asep tersenyum manis.

"Kamu ini , ga usah terima aja deh demi kesayangan mas ini" gumam Asep.

"Yes! Gitu dong" ucap Ara membuat Asep tersenyum gemas .

"Gemas, pengen karungin" ucap Asep.

Arabella [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang