ngambeknya Ara

108 77 118
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul enam pagi namun mata Asep masih terjaga dari semalam sehabis pertemuan. Ia duduk di sofa tak berminat untuk segera tidur atau bahkan mengecek keadaan Ara.

Pikiran nya berputar dimasa ia masih bersama Mila. Tawa canda bahagia dan tak ada kesedihan sedikit pun. Hubungan mereka berjalan tanpa adanya masalah. Mereka putus karna Asep merasa tidak pantas dengan Mila.

Mila adalah gadis yang benar benar dididik dengan pendidikan yang baik, sedangkan Asep hanya remaja yang tidak bersekolah namun memiliki banyak cita cita dan impian. Tiba tiba rasa bimbang muncul dalam diri Asep.

Ara , ia sangat menyayangi gadis itu. Gadis manis penurut,selalu memaafkan dan bahkan tidak pernah melirik sepeserpun uang dari Asep, yang ia minta hanya lah waktu untuk bersama ataupun sekedar kabar saja.

Sedangkan Mila? Sama hal nya dengan Ara ,penurut namun Mila jauh lebih dewasa dari pada Ara. Dan berbicara dengan Mila lebih nyambung ketimbang Ara.

Jika di bandingkan berjalan bersama Ara paling cuman menghabiskan sekitar puluhan sedangkan dengan Mila ia bisa menghabiskan jutaan uang dalam sehari.

Ah sial kenapa jadi ngebandingin gini'batin Asep.

Asep meraup kasar wajah nya. Menghela napas dengan kasar. Pikiran nya kacau hanya karna Mila kembali. Ini sulit. Entah kenapa Asep selalu terjebak dengan masalalu. Bimbang,ragu,bosan, itu yang Asep rasakan sekarang.

Ia butuh tempat untuk bercerita,berkeluh kesah.

Asep berdiri untuk membangunkan Ara. Ia membuka pelan pintu kamar agar Ara tak terkejut. Ketika pintu terbuka Asep melihat Ara yang termenung di atas kasur dengan air mata yang mengalir deras. Ia bersandar di kepala ranjang. Ada apa dengan gadis ini?

"Ara, kamu kenapa?" Tanya Asep seraya memeluk Ara namun di tepis oleh Ara. Hal itu membuat Asep melirik bingung.

"Ara? You okay?" Tanya Asep.

"Kenapa bohong?" Asep diam membeku ketika pertanyaan nya di balas pertanyaan balik oleh Ara.
Apa gadis ini mengetahui jika ia keluar malam itu?

"Maksud mu?" Tanya Asep.

"Mas keluar kan malam itu? Mas bertemu masalalu?bukan temen kerja kan?" Tanya Ara dengan beruntun membuat Asep menatap heran.

"Ga tidur?ngikutin aku?" Tanya Asep membuat Ara mengangguk.

"Ngapain ha? Udah hebat Lo kayak gini?" Tanya Asep dengan nada tinggi membuat Ara tersentak. Apa ini? Harus nya Ara yang marah karna Asep berbohong padanya. Kenapa malah Asep yang marah?

Huhh sabar Ara ' batin Ara.

"Mas ga suka pembohong kan?terus kenapa kamu sendiri yang bohong?" Asep menatap nyalang Ara membuat Ara bergidik ngeri lalu menunduk kan kepalanya.

"Lo brengsek ya Ra,yang Lo tau ngambek nangis doang hah?! Lo ga mikirin perasaan gw, yang ada di pikiran Lo cuman ngambek,nangis,cari kesalahan gw gitu terus. Kalau lo ga suka sama cowo yang sibuk kerja kayak gw, mending Lo cari cowo pengangguran aja sana! " Bentak Asep membuat nyali Ara menciut. Dan apa tadi? Kenapa jadi merembes ke yang lain? Bahkan ada tak ada membahas tertarik dengan pengangguran atau pekerja.

Ara benar benar tak tau harus menjawab apa. Ia paling tidak bisa di bentak dan ngebentak. Ara bingung harus apa. Ia takut hubungan nya berakhir.

Asep jika marah sangat seram.

Serem,kayak Buto ijo 'batin Ara bergidik ngeri.

"Bodoamat mau nangis atau apapun itu gw ga perduli, sorry udah terlambat kerja!" Bentak Asep berlalu meninggalkan Ara seorang diri.

Arabella [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang