17

248 24 0
                                    

Raena berjalan sembari bersiul, pasalnya ia berjalan sendirian di lorong belakang sekolah nya, ia baru saja dari gudang mengantar bola volley, kunciran rambutnya bergerak ke kiri dan ke kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raena berjalan sembari bersiul, pasalnya ia berjalan sendirian di lorong belakang sekolah nya, ia baru saja dari gudang mengantar bola volley, kunciran rambutnya bergerak ke kiri dan ke kanan.

Lengan baju olahraga nya ia naikkan karena merasa gerah, segitu banyak laki-laki di kelasnya, entah kenapa guru olahraga nya lebih suka menyuruh dirinya.

Biasanya ia akan bersama Reva, tapi karena Reva tidak hadir terpaksa ia harus pergi sendirian, ingatkan Raena tidak punya teman dekat selain Reva? Ia segan jika meminta tolong dengan teman perempuan nya yang lain, walau sebenarnya tadi banyak teman sekelasnya yang laki-laki ingin menolong dirinya, namun Raena menolak keras dengan alasan bisa sendiri.

"Ini lorong kok kayak panjang bener, kagak nyampe-nyampe," gerutu Raena, ia sudah tidak tahan berada di lorong sepi itu.

Tiba-tiba muncul seseorang dari arah depan nya, itu Darren, Raena memberhentikan langkah nya lalu bersedekap dada dan bersender kedinding, menunggu lelaki itu melewati dan menyadari dirinya.

Tinggal 2 meter lagi jarak antara mereka, namun lelaki dengan tangan kirinya berada disaku celananya itu hanya melangkah begitu saja, seolah-olah tak melihat Raena disana.

Raena menggerutu kesal saat Darren benar-benar melewati nya begitu saja.

"Woi!" Pekik Raena berbalik melihat Darren.

Dan langkah Darren berhenti saat itu juga, lelaki itu berputar 180° menghadap kearah Raena.

"Paan?" Tanya Darren.

"Sini!" Panggil Raena mengibaskan tangannya menyuruh Darren mendekat, Darren menghembuskan nafas lalu mendekat.

"Kok lo lewat aja curut? Kagak liat gue dimari ha?" Tanya Raena tak santai.

"Ya kan perjanjian kalau disekolah pura-pura nggak kenal," balas Darren ikut bersedekap dada.

"Ya kan ini lorong sepi, nggak ada orang, nggak perlu takut ada yang liat," ujar Raena memperlihatkan sekitar mereka yang tidak ada siapapun.

"Ya sama aja di lingkungan sekolah!" Balas Darren sewot.

"Ya nggak ada manusia yang mau lewat sini Darren!" Balas Raena.

Tiba-tiba Darren memegang tengkuknya, lalu menggosok-gosok kan lehernya.

"Jadi ini gue ngomong sama siapa ya Tuhan?" Lirih Darren yang masih bisa di dengar Raena.

"Ngomong sama lo emang butuh kesabaran yang banyak ya?" Balas Raena sembari tersenyum paksa.

"Udah deh, intinya lo manggil gue buat apa?" Tanya Darren menyugar rambutnya kebelakang.

"Y-ya nggak ada sih, cuman pengen aja tadi," jawab Raena mengalihkan pandangannya.

"Kangen kan lo?" Tanya Darren percaya diri.

𝐂𝐀𝐂𝐓𝐔𝐒 𝐂𝐎𝐔𝐏𝐋𝐄 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang