10

308 32 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Permisi Pak," intrupsi seseorang dari arah pintu kelas XI IPS 2 siang hari ini.

Semua mata langsung tertuju kearah pintu, banyak perempuan yang langsung meringis, yang tadinya kepala sudah pusing di pelajaran ekonomi tentang pajak, tiba-tiba otak mereka seperti dialiri air dingin dari pegunungan.

Bahkan Reva yang tadinya sudah mengantuk, matanya langsung terbuka lebar, radar nya seolah berbunyi tanda ada lelaki tampan tak jauh dari dirinya.

Pak Ali menurunkan kaca matanya kebawah untuk melihat siapa yang datang, lalu tersenyum.
"Iya nak Darren, ada apa?" Tanya nya.

"Permisi saya mau manggil yang namanya Raena Pak," balas Darren.

"Di panggil sama siapa?" Tanya Pak Ali lagi.

"Di panggil Buk Dena Pak," jawab Darren singkat.

Lalu Pak Ali berdiri, berbicara di luar dengan Darren, bahkan volume suaranya pun mengecil.

"Yaelah lo mulu yang beruntung," celetuk Reva yang berada di belakang Raena.

"Yee beruntung apa buset, palingan gue mau dijadiin babu sama Buk Dena," balas Raena sewot, pasti perkiraan nya tidak akan meleset nanti.

"Wkwkwk iya juga sih, tapi mending anjir daripada disini, udah tengah hari otak gue udah nggak nyambung lagi sama ginian, mana laper lagi, entar lo kalok balik, melipir ke kantin ya?" Mohon Reva sembari menyatukan kedua tangannya di depan dadanya.

"Ye kamu tuh berdosa banget cecunguk, udah mau istirahat, jangan bikin gue berdosa ya," peringat Raena.

"Lo mah susah banget diajak kompromi, semoga tugas yang dikasih Buk Dena susah, mampus lo!" Ujar Reva lalu menelungkup kan wajah nya.

Saat Raena hendak membalas tiba-tiba Pak Ali sudah kembali masuk, dan ternyata Darren masih tetap ada disana.
"Ya Raena silahkan, nanti Buk Dena nungguin," ujar Pak Ali, dengan cepat Raena bangkit dari kursinya.

"Permisi ya Pak." Pamit Raena sopan.

"Iya, iya." Sahut Pak Ali, Raena pun melangkah keluar, ia melihat Darren sudah berjalan lebih dulu.

Di tengah hari ini, angin sepoi-sepoi langsung menerpa keduanya, Raena yang berada di belakang Darren langsung menyerngit kan keningnya.

"Buset dah ni anak wangi bener," ujar Raena dalam hati.

Cowok yang wangi dan rapi itu entah kenapa punya poin plus di mata Raena, bahkan cowok yang makek jam tangan aja pun ada poin plus baginya.

Karena merasa canggung, Raena hendak menyamai langkah nya dengan langkah Darren, namun karena kaki Darren lebih panjang, langkah kakinya dua kali lebih besar dari Raena, tentu membuat Raena kesulitan menyamainya.

Darren melirik sekilas gadis yang berjalan tergesa-gesa disampingnya, seakan peka, ia langsung melambatkan langkahnya, ya walaupun sebenernya ia tidak suka berjalan dengan lambat, menurut nya manusia lelet itu hanya membebankan saja.

𝐂𝐀𝐂𝐓𝐔𝐒 𝐂𝐎𝐔𝐏𝐋𝐄 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang