23

219 20 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Sudah 12 hari Raena berada di kediaman keluarga Atmaja.

Kali ini ia pulang sedikit terlambat, karena tadi ia masih mengunjungi teman yang sedang sakit.

Raena masuk tanpa rasa bersalah, karena ia yakin jam sekarang itu terlalu dini buat seorang Darren berada di rumah.

Namun ia menyerngit kan dahinya kala melihat eksistensi seseorang yang sedang duduk di bawah dekat sofa.

"Tumben-tumbenan jam segini dah di rumah," sindir Raena, memutar tujuan nya dan malah menghampiri Darren.

"Tumben-tumbenan jam segini baru pulang," balas Darren fokus dengan ponsel nya tanpa melihat sedikit pun kearah Raena.

"Nggak usah ikut-ikutan," balas Raena ikut duduk di ambal tempat Darren.

"Lah lo ngapain ikut-ikutan duduk disini?" Tanya Darren melirik Raena sekilas lalu kembali melihat ponselnya.

Raena mendelik kesal, kenapa jadi dia yang kalah?

"Nggak main basket terus tepe-tepe?" Tanya Raena, kalau kalah debat ya ungkit yang dulu-dulu.

Darren tersenyum meletakkan ponselnya ke atas meja lalu menatap istri nya itu.

"Kenapa sih? Di ungkit-ungkit mulu, dikasih liat malah ngamuk, aneh," ledek Darren.

"Atau perlu di perjelas lagi? Atau butuh di raba biar percaya?" Lanjut Darren dalam hati geli sendiri mengucapkan rentetan kalimat itu.

"Nggak usah aneh-aneh!" Jawab Raena cepat.

"Tuh kan, lemah!" Ejek Darren.

"Udah ah gue tuh tadi mau cerita," ujar Raena mengalihkan topik, takut sendiri juga.

"Paan?" Tanya Darren, sebenarnya ia tidak tertarik, tapi kalau tidak diladeni ia juga yang kena imbasnya.

"Tau nggak lo?"

"Nggak," potong Darren cepat.

"Isss dengerin duluuu," ujar Raena kesal.

"Nggak enak kan digituin? Makanya kapan-kapan jangan asal potong omongan orang, fyi gue sebenernya juga nggak suka sama orang yang sering motong pembicaraan," jelas Darren membuat Raena mengerucut kan bibirnya, niat mau cerita malah dapat ceramah.

"Iya, iya gue ngerti, nggak jadi-jadi nih gue cerita," ujar Raena.

"Lanjut," balas Darren memposisikan diri nya menghadap ke arah Raena agar lebih, lebih apa ya?

"Jadi gini, tadi tuh gue di tembak sama cowok, di kelas," cerita Raena membuat Darren langsung menyerngit kan dahinya.

"Kenapa? Cemburu? Tenang-tenang gue tolak kok, tapi fyi gue nolak juga bukan karena lo," sambung Raena dengan nada sombong nya.

𝐂𝐀𝐂𝐓𝐔𝐒 𝐂𝐎𝐔𝐏𝐋𝐄 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang